Warga Mulai Berani Keluar Rumah, Pariwisata China Menggeliat
Senin, 04 Mei 2020 - 09:45 WIB
Saat ini, China telah memperlonggar lockdown dan mulai bangkit. Kebijakan serupa juga mulai diikuti sejumlah negara lain di dunia yang terkena wabah Covid-19. Uniknya, di China, banyak perusahaan yang terancam ambruk mampu bangkit.
Perusahaan multinasional seperti Nike, Starbucks, dan Disney telah menyusun rencana sejak awal melalui tim khusus dan selalu berkomunikasi dengan para investor. Ketiga perusahaan itu berupaya agar terhindari dari kebangkrutan di China.
Nike menyatakan memperoleh pengalaman berharga dari para pebisnis China dalam menangkal imbas krisis dan menilai strategi itu dapat diterapkan di mana saja. Volkswagen juga mengaku 32 dari 33 pabriknya di China sukses dibuka lebih cepat dan aman.
Para ahli ekonomi dan pebisnis mengatakan strategi bisnis China sangat efektif dan tidak memerlukan waktu panjang untuk dapat bangkit. Wabah Covid-19 juga memberikan hikmah lain, yakni disusunnya kembali rencana dan strategi usaha, terutama manejemen, marketing, dan budaya kerja.
“Kita sekarang menjadi lebih sadar dan bersikap lebih baik ketika bekerja. Hal ini bahkan telah menjadi kebudayaan baru,” kata CEO IBM China, Alain Benichou, dikutip CNN. Senada dengan Alain, Despina Katsikasis juga mengatakan budaya kerja di perkantoran telah berubah drastis.
Katsikakis, mitra Cushman & Wakefield, telah menyarankan seluruh perusahaan di dunia untuk kembali menjalankan bisnis. Sebab, situasinya sudah mulai kondusif. Di China, Katsikakis telah berhasil membantu lebih dari satu juta warga untuk kembali bekerja.
Katsikakis telah mencipta-kan konsep Six Feet Office untuk ruang perkantoran. Konsep itu juga terinspirasi dari warga China. “Ini baru prototipe untuk menginspirasi orang lain memikirkan solusi,” kata Katsikakis.
Dalam konsep Six Feet Office, setiap meja kerja terpisah sepanjang enam kaki. Hal ini tidak terlepas dari imbauan dan kebijakan otoritas kesehatan di seluruh dunia untuk menjaga jarak demi keamaman, kenyamanan, dan keselamatan bersama.
Seluruh karyawan juga hanya dapat keluar masuk melalui satu jalur searah jarum jam sehingga tidak berpapasan. Katsikakis mengaku menciptakan konsep itu sesuai saran para ahli kesehatan yang berbagi cerita tentang navigasi petugas kesehatan di rumah sakit.
“Masyarakat China juga mencoba memberikan jaminan bahwa semuanya akan baik-baik melalui upaya yang optimal,” kata Katsikakis. Dalam beberapa tahun ke depan, dia juga berencana memasang sensor QR Cose untuk akses masuk.
Perusahaan multinasional seperti Nike, Starbucks, dan Disney telah menyusun rencana sejak awal melalui tim khusus dan selalu berkomunikasi dengan para investor. Ketiga perusahaan itu berupaya agar terhindari dari kebangkrutan di China.
Nike menyatakan memperoleh pengalaman berharga dari para pebisnis China dalam menangkal imbas krisis dan menilai strategi itu dapat diterapkan di mana saja. Volkswagen juga mengaku 32 dari 33 pabriknya di China sukses dibuka lebih cepat dan aman.
Para ahli ekonomi dan pebisnis mengatakan strategi bisnis China sangat efektif dan tidak memerlukan waktu panjang untuk dapat bangkit. Wabah Covid-19 juga memberikan hikmah lain, yakni disusunnya kembali rencana dan strategi usaha, terutama manejemen, marketing, dan budaya kerja.
“Kita sekarang menjadi lebih sadar dan bersikap lebih baik ketika bekerja. Hal ini bahkan telah menjadi kebudayaan baru,” kata CEO IBM China, Alain Benichou, dikutip CNN. Senada dengan Alain, Despina Katsikasis juga mengatakan budaya kerja di perkantoran telah berubah drastis.
Katsikakis, mitra Cushman & Wakefield, telah menyarankan seluruh perusahaan di dunia untuk kembali menjalankan bisnis. Sebab, situasinya sudah mulai kondusif. Di China, Katsikakis telah berhasil membantu lebih dari satu juta warga untuk kembali bekerja.
Katsikakis telah mencipta-kan konsep Six Feet Office untuk ruang perkantoran. Konsep itu juga terinspirasi dari warga China. “Ini baru prototipe untuk menginspirasi orang lain memikirkan solusi,” kata Katsikakis.
Dalam konsep Six Feet Office, setiap meja kerja terpisah sepanjang enam kaki. Hal ini tidak terlepas dari imbauan dan kebijakan otoritas kesehatan di seluruh dunia untuk menjaga jarak demi keamaman, kenyamanan, dan keselamatan bersama.
Seluruh karyawan juga hanya dapat keluar masuk melalui satu jalur searah jarum jam sehingga tidak berpapasan. Katsikakis mengaku menciptakan konsep itu sesuai saran para ahli kesehatan yang berbagi cerita tentang navigasi petugas kesehatan di rumah sakit.
“Masyarakat China juga mencoba memberikan jaminan bahwa semuanya akan baik-baik melalui upaya yang optimal,” kata Katsikakis. Dalam beberapa tahun ke depan, dia juga berencana memasang sensor QR Cose untuk akses masuk.
tulis komentar anda