Pernah ke Indonesia, Pemimpin Tarekat Turki Ditangkap karena Pelecehan Seks
Kamis, 03 September 2020 - 16:13 WIB
ANKARA - Fatih Nurullah Şağban, pemimpinsekte Usşaki, sebuah aliran tarekat di Turki , ditangkap otoritas pengadilan atas tuduhan melakukan pelecehan terhadap seorang anak perempuan berusia 12 tahun.
Sagban, 58, yang pernah datang ke Indonesia beberapa waktu lalu, dikenal dekat dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), partainya Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Dia ditangkap dan ditahan dalam operasi di distrik Akyazı, Sakarya, pada 28 Agustus. Menurut laporan Sputnik, Rabu (2/9/2020), Sagban telah dikirim ke penjara oleh pengadilan setempat. (Baca: Turki Tolak Kritik AS soal Pertemuan Erdogan dan Pentolan Hamas )
Media setempat, Hurriyet pada Kamis (3/9/2020), melaporkan Fatih Nurullah Sagban ditangkap karena melecehkan putri dari muridnya sendiri. Pemimpin aliran tarekat ini terkenal dengan kalimat-kalimat santun yang menyebar di media sosial.
"Khususnya negara Islam, kami akan membungkus sorban yang paling indah, kami akan mengenakan jubah yang paling indah," katanya dalam sebuah tulisan opini. "Hagia Sophia dibuka. Sorban dan jubah juga sudah waktunya."
Sagban selama ini tinggal di Istanbul dan menetap di Kuzuluk Mahallesi di Distrik Akyazı Sakarya sekitar setahun yang lalu. Penangkapannya merupakan bagian dari penyelidikan yang dilakukan oleh Kantor Kepala Kejaksaan Akyazı.
Lahir di Istanbul pada tahun 1962, Şağban lulus dari Sekolah Dasar Özdemiroğlu pada tahun 1973, Sekolah Menengah Kemal Atatürk pada tahun 1976, Sekolah Menengah Khusus Laki-laki Haydarpaşa pada tahun 1979 dan memasuki Akademi Olahraga Universitas Istanbul pada tahun yang sama. Ia diketahui memiliki 4 anak. (Baca juga: Setelah Hagia Sophia, Erdogan Ubah Gereja Chora Jadi Masjid )
Sagban memiliki sejarah yang sangat berbeda sebelum menjadi pemimpin ordo Usşaki. Dia sempat menjadi pegulat nasional dan menjadi juara di kelas 57 kilogram.
Setelah penangkapan pemimpin Sekte Usşaki, pondok-pondok mereka juga ditutup. Bahkan Sekte Uşşaki menghapus akun Twitter-nya dan foto-foto Fatih Nurullah Sagban.
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
Sagban, 58, yang pernah datang ke Indonesia beberapa waktu lalu, dikenal dekat dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), partainya Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Dia ditangkap dan ditahan dalam operasi di distrik Akyazı, Sakarya, pada 28 Agustus. Menurut laporan Sputnik, Rabu (2/9/2020), Sagban telah dikirim ke penjara oleh pengadilan setempat. (Baca: Turki Tolak Kritik AS soal Pertemuan Erdogan dan Pentolan Hamas )
Media setempat, Hurriyet pada Kamis (3/9/2020), melaporkan Fatih Nurullah Sagban ditangkap karena melecehkan putri dari muridnya sendiri. Pemimpin aliran tarekat ini terkenal dengan kalimat-kalimat santun yang menyebar di media sosial.
"Khususnya negara Islam, kami akan membungkus sorban yang paling indah, kami akan mengenakan jubah yang paling indah," katanya dalam sebuah tulisan opini. "Hagia Sophia dibuka. Sorban dan jubah juga sudah waktunya."
Sagban selama ini tinggal di Istanbul dan menetap di Kuzuluk Mahallesi di Distrik Akyazı Sakarya sekitar setahun yang lalu. Penangkapannya merupakan bagian dari penyelidikan yang dilakukan oleh Kantor Kepala Kejaksaan Akyazı.
Lahir di Istanbul pada tahun 1962, Şağban lulus dari Sekolah Dasar Özdemiroğlu pada tahun 1973, Sekolah Menengah Kemal Atatürk pada tahun 1976, Sekolah Menengah Khusus Laki-laki Haydarpaşa pada tahun 1979 dan memasuki Akademi Olahraga Universitas Istanbul pada tahun yang sama. Ia diketahui memiliki 4 anak. (Baca juga: Setelah Hagia Sophia, Erdogan Ubah Gereja Chora Jadi Masjid )
Sagban memiliki sejarah yang sangat berbeda sebelum menjadi pemimpin ordo Usşaki. Dia sempat menjadi pegulat nasional dan menjadi juara di kelas 57 kilogram.
Setelah penangkapan pemimpin Sekte Usşaki, pondok-pondok mereka juga ditutup. Bahkan Sekte Uşşaki menghapus akun Twitter-nya dan foto-foto Fatih Nurullah Sagban.
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
(min)
tulis komentar anda