5 Alasan China Mampu Menggantikan AS sebagai Pemimpin Dunia, dari Akomodatif dan Suka Perdamaian
Kamis, 20 Februari 2025 - 04:40 WIB
"Jika AS menarik diri dari perjanjian perdagangan, negara-negara yang menginginkan perjanjian perdagangan untuk tumbuh secara ekonomi, misalnya China, akan mengisi kekosongan ini," imbuhnya.
China telah berinvestasi besar-besaran di banyak bagian dunia, termasuk Asia dan Afrika, yang telah meningkatkan pengaruhnya di wilayah-wilayah ini dalam beberapa dekade terakhir. Baik di Afghanistan maupun Timur Tengah, China telah menggunakan pengaruhnya untuk menengahi konflik di sana.
"Jika AS [di bawah Trump] ingin memberi prioritas lebih pada masalah domestiknya, maka Eropa harus melakukan hal yang sama," kata Yao. "Itu harus dilakukan demi pertahanan, keamanan, dan kebijakan luar negerinya. Ada ruang besar bagi Tiongkok dan Eropa untuk berkolaborasi."
"China ingin menampilkan dirinya sebagai pembawa damai, tidak mendukung perang, dan ingin terlibat dalam mengakhiri perang," menurut Allison.
Yao yakin bahwa mengakhiri perang Rusia di Ukraina adalah demi kepentingan ekonomi China. "China berdagang dengan Rusia dan Ukraina. Jadi, Beijing pasti ingin mendorong perdamaian di kawasan itu," tegasnya.
Namun, agar Eropa memercayai China, sangat penting bagi Xi untuk tidak mendukung kesepakatan yang bertentangan dengan kepentingannya sendiri.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi berusaha meyakinkan para pemimpin Eropa di Munich bahwa pihaknya dapat dipercaya, dan bahwa perdamaian dapat dicapai di Ukraina jika semua pemangku kepentingan berpartisipasi dalam negosiasi.
3. AS Sudah Meninggalkan Banyak Lembaga Internasional
Allison menggarisbawahi bahwa jika Trump terus meninggalkan lembaga internasional, "China akan menjadi juara. Presiden China Xi Jinping telah memperhatikan bahwa ada banyak peluang di luar sana, dan jika AS memainkan perannya dengan buruk, itu akan memudahkan Beijing untuk berhasil."China telah berinvestasi besar-besaran di banyak bagian dunia, termasuk Asia dan Afrika, yang telah meningkatkan pengaruhnya di wilayah-wilayah ini dalam beberapa dekade terakhir. Baik di Afghanistan maupun Timur Tengah, China telah menggunakan pengaruhnya untuk menengahi konflik di sana.
4. Eropa dan China Bisa Makin Mesra
Yao Yang, direktur Pusat Penelitian Ekonomi China di Universitas Peking, mengatakan kepada DW bahwa Eropa perlu mengadopsi kebijakan independen terhadap China, jika ingin menjalin hubungan yang lebih dekat."Jika AS [di bawah Trump] ingin memberi prioritas lebih pada masalah domestiknya, maka Eropa harus melakukan hal yang sama," kata Yao. "Itu harus dilakukan demi pertahanan, keamanan, dan kebijakan luar negerinya. Ada ruang besar bagi Tiongkok dan Eropa untuk berkolaborasi."
5. Beijing Menghadirkan Perdamaian
Namun, hubungan dekat China dengan Rusia bisa menjadi hambatan dalam hal ini. Beijing baru-baru ini menyambut baik langkah Trump untuk menghubungi mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, guna mengakhiri perang di Ukraina dan mengatakan bahwa China bersedia memainkan perannya."China ingin menampilkan dirinya sebagai pembawa damai, tidak mendukung perang, dan ingin terlibat dalam mengakhiri perang," menurut Allison.
Yao yakin bahwa mengakhiri perang Rusia di Ukraina adalah demi kepentingan ekonomi China. "China berdagang dengan Rusia dan Ukraina. Jadi, Beijing pasti ingin mendorong perdamaian di kawasan itu," tegasnya.
Namun, agar Eropa memercayai China, sangat penting bagi Xi untuk tidak mendukung kesepakatan yang bertentangan dengan kepentingannya sendiri.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi berusaha meyakinkan para pemimpin Eropa di Munich bahwa pihaknya dapat dipercaya, dan bahwa perdamaian dapat dicapai di Ukraina jika semua pemangku kepentingan berpartisipasi dalam negosiasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda