Trump Bantah Terkena Stroke Ringan

Rabu, 02 September 2020 - 15:27 WIB
Kesehatan Trump (74) telah banyak dipertanyakan, mengingat kesalahannya saat membaca pidato teleprompter dan gerakan tidak berarturan di depan umum.

Pada bulan Juni, setelah Trump tampaknya berjuang untuk berjalan menuruni lereng yang landai di West Point, Bandy Lee, seorang psikiater Yale dan editor The Dangerous Case of Donald Trump, menulis di Twitter: “Ini adalah tanda neurologis terus-menerus yang, dikombinasikan dengan yang lain, akan cukup mengkhawatirkan untuk memerlukan pemindaian otak."

Dalam menepis spekulasi semacam itu, Trump berhasil menarik perhatian umum. Seperti yang dilaporkan CNN, pada rapat umum di Tulsa, orang nomor satu di AS itu mendedikasikan 1.798 kata untuk menceritakan kembali kisah pidatonya kepada para kadet dan langkahnya yang terhenti dan tentatif menuruni tanjakan. Sebagai perbandingan, Alamat Gettysburg Abraham Lincoln adalah 272 kata - atau kira-kira seperenam kata itu.

Pada November, Gedung Putih mengatakan kunjungan mendadak ke Walter Reed di Bethesda adalah bagian dari kegiatan fisik tahunan Trump. Tapi itu bukan jadwal resminya seperti pemeriksaan fisik sebelumnya.

Kabar bahwa kunjungan tersebut dapat menghasilkan mantra kekuasaan untuk Pence dimuat dalam Donald Trump v Amerika Serikat, oleh reporter New York Times pemenang Pulitzer, Michael Schmidt.

“Beberapa jam menjelang perjalanan Trump ke rumah sakit, kabar keluar di Sayap Barat (West Wing) agar wakil presiden bersiaga untuk mengambil alih kekuasaan kepresidenan sementara jika Trump harus menjalani prosedur itu akan membutuhkan dia untuk dibius," tulis Schmidt.

Pence tidak pernah mengambil alih kekuasaan kepresidenan, dan alasan kunjungan Trump ke dokter tetap menjadi misteri.

Trump mengatakan laporan dia mengalami serangan jantung menunjukkan bahwa pers di AS benar-benar berbahaya. Buku Schmidt berisi pengungkapan tentang bahaya yang dianggap banyak orang di departemen kehakiman dan FBI serta di Gedung Putih itu sendiri yang dianggap pemikiran Trump bagi negara.

Trump adalah presiden tertua yang dilantik untuk pertama kalinya. Kecintaannya pada junk food dan ketergantungan pada golf untuk berolahraga telah berkontribusi pada diskusi tentang kesehatan fisiknya.

Awal tahun ini, mantan dokter Gedung Putih Ronny Jackson mengatakan kepada New York Times bahwa upaya untuk membuat Trump makan lebih sehat termasuk "membuat es krim lebih sulit didapat" dan "memasukkan kembang kol ke dalam kentang tumbuk".
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More