Pentagon: Hulu Ledak Nuklir China akan Bertambah Dua Kali Lipat
Rabu, 02 September 2020 - 04:04 WIB
BEIJING - Pentagon memperkirakan China akan menambah hulu ledak nuklirnya minimal dua kali lipat dari jumlah sekarang dalam satu dekade mendatang.
Menurut Pentagon , saat ini China memiliki sekitar 200 hulu ledak nuklir dan mendekati kemampuan meluncurkan serangan nuklir melalui darat, udara dan laut, kapasitas yang disebut tiga serangkai (triad).
Pengungkapan ini terjadi saat ketegangan meningkat antara China dan Amerika Serikat (AS). Washington pun berupaya meminta Beijing bergabung dalam traktat senjata nuklir antara AS dan Rusia.
Dalam laporan tahunan untuk Kongres tentang militer China , Pentagon menyatakan China memiliki hulu ledak sekitar 200-an. Ini pertama kali militer AS mengungkap angka tersebut. Federasi Saintis Amerika (FAS) memperkirakan China memiliki sekitar 320 hulu ledak nuklir.
“Proyeksi pertumbuhan itu berdasarkan berbagai faktor termasuk Beijing memiliki material yang cukup untuk menambah dua kali lipat cadangan senjata nuklirnya tanpa produksi materi fisil baru,” papar laporan Pentagon .
Perkiraan Pentagon itu sesuai dengan analisa dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA). “Kami tentu khawatir tentang jumlah itu tapi juga lintasan (kurva) perkembangan nuklir China,” ujar Chad Sbragia, deputi asisten menteri pertahanan AS untuk China.
Awal tahun ini, surat kabar Global Times menyatakan Beijing perlu memperbanyak jumlah hulu ledak nuklir menjadi 1.000 dalam waktu relatif singkat.
Sbragia menjelaskan, China juga hampir menyelesaikan kapasitas tiga serangkai nuklirnya. China saat ini hanya memiliki dua dari tiga bidang operasional triad tapi Beijing mengembangkan kemampuan rudal balistik berkemampuan nuklir yang diluncurkan melalui udara atau pesawat yang sedang terbang.
“Pada Oktober 2019, China secara terbuka mengungkap bahwa pesawat bomber H-6N miliknya sebagai bomber yang dapat diisi bahan bakar di udara yang berkemampuan nuklir pertamanya,” papar laporan Pentagon. (Baca Juga: Raja Salman Arab Saudi Pecat Komandan Pasukan Gabungan karena Korupsi)
AS mendesak China bergabung negosiasi trilateral untuk memperpanjang New START, traktat senjata nuklir AS dan Rusia yang akan berakhir pada Februari. (Baca Infografis: Yunani Lawan Turki, Prancis Pasok 18 Jet Tempur Rafale)
China menyatakan tidak tertarik bergabung negosiasi itu karena senjata nuklir AS sekitar 20 kali dari jumlah yang dimiliki Beijing. Diplomat China menyatakan Beijing akan senang bergabung negosiasi itu jika AS bersedia mengurangi senjata nuklirnya pada level China. (Lihat Video: Digelar Secara Drive In, Mahasiswa Ini Nekat Datang Naik Becak Saat Wisuda)
Lihat Juga: Trump atau Harris, Pemenang Pilpres AS Ditentukan Electoral College Bukan Suara Terbanyak
Menurut Pentagon , saat ini China memiliki sekitar 200 hulu ledak nuklir dan mendekati kemampuan meluncurkan serangan nuklir melalui darat, udara dan laut, kapasitas yang disebut tiga serangkai (triad).
Pengungkapan ini terjadi saat ketegangan meningkat antara China dan Amerika Serikat (AS). Washington pun berupaya meminta Beijing bergabung dalam traktat senjata nuklir antara AS dan Rusia.
Dalam laporan tahunan untuk Kongres tentang militer China , Pentagon menyatakan China memiliki hulu ledak sekitar 200-an. Ini pertama kali militer AS mengungkap angka tersebut. Federasi Saintis Amerika (FAS) memperkirakan China memiliki sekitar 320 hulu ledak nuklir.
“Proyeksi pertumbuhan itu berdasarkan berbagai faktor termasuk Beijing memiliki material yang cukup untuk menambah dua kali lipat cadangan senjata nuklirnya tanpa produksi materi fisil baru,” papar laporan Pentagon .
Perkiraan Pentagon itu sesuai dengan analisa dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA). “Kami tentu khawatir tentang jumlah itu tapi juga lintasan (kurva) perkembangan nuklir China,” ujar Chad Sbragia, deputi asisten menteri pertahanan AS untuk China.
Awal tahun ini, surat kabar Global Times menyatakan Beijing perlu memperbanyak jumlah hulu ledak nuklir menjadi 1.000 dalam waktu relatif singkat.
Sbragia menjelaskan, China juga hampir menyelesaikan kapasitas tiga serangkai nuklirnya. China saat ini hanya memiliki dua dari tiga bidang operasional triad tapi Beijing mengembangkan kemampuan rudal balistik berkemampuan nuklir yang diluncurkan melalui udara atau pesawat yang sedang terbang.
“Pada Oktober 2019, China secara terbuka mengungkap bahwa pesawat bomber H-6N miliknya sebagai bomber yang dapat diisi bahan bakar di udara yang berkemampuan nuklir pertamanya,” papar laporan Pentagon. (Baca Juga: Raja Salman Arab Saudi Pecat Komandan Pasukan Gabungan karena Korupsi)
AS mendesak China bergabung negosiasi trilateral untuk memperpanjang New START, traktat senjata nuklir AS dan Rusia yang akan berakhir pada Februari. (Baca Infografis: Yunani Lawan Turki, Prancis Pasok 18 Jet Tempur Rafale)
China menyatakan tidak tertarik bergabung negosiasi itu karena senjata nuklir AS sekitar 20 kali dari jumlah yang dimiliki Beijing. Diplomat China menyatakan Beijing akan senang bergabung negosiasi itu jika AS bersedia mengurangi senjata nuklirnya pada level China. (Lihat Video: Digelar Secara Drive In, Mahasiswa Ini Nekat Datang Naik Becak Saat Wisuda)
Lihat Juga: Trump atau Harris, Pemenang Pilpres AS Ditentukan Electoral College Bukan Suara Terbanyak
(sya)
tulis komentar anda