Majalah Charlie Hebdo Terbitkan Ulang Kartun Nabi Muhammad
Selasa, 01 September 2020 - 21:09 WIB
PARIS - Majalah satir asal Prancis , Charlie Hebdo , menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad . Pada 2015, penerbitan kartun Nabi ini memicu serangan terhadap kantor majalah yang berbasis di Paris tersebut.
Langkah itu diumumkan pada hari Selasa (1/9/2020) waktu setempat, atau sehari sebelum 13 pria dan seorang wanita yang dituduh menyediakan senjata dan logistik diadili dengan tuduhan terorisme pada hari Rabu esok.
"Gambar-gambar itu milik sejarah, dan sejarah tidak dapat ditulis ulang atau dihapus," bunyi editorial majalah itu yang menyertai karikatur tersebut seperti dilansir dari Al Jazeera.(Baca: Politisi Anti-Islam Belanda: Lomba Kartun Nabi Muhammad Berakhir )
Kantor media itu sempat dibom pada tahun 2011 dan kepemimpinan editorialnya ditempatkan di bawah perlindungan polisi, yang masih berlaku sampai hari ini.
Laurent Sourisseau, direktur surat kabar dan salah satu dari sedikit staf yang selamat dari serangan itu, menyebutkan nama masing-masing korban dalam kata pengantar untuk edisi minggu ini.
"Jarang ada yang, lima tahun kemudian, berani menentang tuntutan yang masih begitu mendesak dari agama pada umumnya, dan beberapa pada khususnya," tulis Sourisseau, yang juga akrab disapa Riss.
Serangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo dan dua hari kemudian supermaket halal terjadi pada Januari 2015, memicu gelombang pembunuhan yang diklaim oleh kelompok bersenjata ISIS di seluruh Eropa.(Baca: Wilders: Untuk saat Ini Tak Ada Lomba Kartun Nabi Muhammad )
Tujuh belas orang tewas dalam serangan itu - 12 di antaranya di kantor Charlie Hebdo - bersama dengan ketiga penyerang.
Para penyerang, dua bersaudara Cherif dan Said Kouachi, mengklaim serangan mereka di surat kabar itu atas nama al-Qaeda. Ketika mereka meninggalkan tempat kejadian di Charlie Hebdo, mereka membunuh seorang polisi yang terluka dan pergi.
Langkah itu diumumkan pada hari Selasa (1/9/2020) waktu setempat, atau sehari sebelum 13 pria dan seorang wanita yang dituduh menyediakan senjata dan logistik diadili dengan tuduhan terorisme pada hari Rabu esok.
"Gambar-gambar itu milik sejarah, dan sejarah tidak dapat ditulis ulang atau dihapus," bunyi editorial majalah itu yang menyertai karikatur tersebut seperti dilansir dari Al Jazeera.(Baca: Politisi Anti-Islam Belanda: Lomba Kartun Nabi Muhammad Berakhir )
Kantor media itu sempat dibom pada tahun 2011 dan kepemimpinan editorialnya ditempatkan di bawah perlindungan polisi, yang masih berlaku sampai hari ini.
Laurent Sourisseau, direktur surat kabar dan salah satu dari sedikit staf yang selamat dari serangan itu, menyebutkan nama masing-masing korban dalam kata pengantar untuk edisi minggu ini.
"Jarang ada yang, lima tahun kemudian, berani menentang tuntutan yang masih begitu mendesak dari agama pada umumnya, dan beberapa pada khususnya," tulis Sourisseau, yang juga akrab disapa Riss.
Serangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo dan dua hari kemudian supermaket halal terjadi pada Januari 2015, memicu gelombang pembunuhan yang diklaim oleh kelompok bersenjata ISIS di seluruh Eropa.(Baca: Wilders: Untuk saat Ini Tak Ada Lomba Kartun Nabi Muhammad )
Tujuh belas orang tewas dalam serangan itu - 12 di antaranya di kantor Charlie Hebdo - bersama dengan ketiga penyerang.
Para penyerang, dua bersaudara Cherif dan Said Kouachi, mengklaim serangan mereka di surat kabar itu atas nama al-Qaeda. Ketika mereka meninggalkan tempat kejadian di Charlie Hebdo, mereka membunuh seorang polisi yang terluka dan pergi.
tulis komentar anda