Ada Bukti Baru yang Kredibel, Misteri Tragedi Malaysia Airlines MH370 Segera Terpecahkan
Minggu, 22 Desember 2024 - 10:43 WIB
KUALA LUMPUR - Geoffrey Thomas, seorang analis penerbangan terkenal, percaya bahwa misteri 10 tahun di balik tragedi Malaysia Airlines Penerbangan 370 (MH370) akan segera terpecahkan. Dia mengeklaim sudah memiliki bukti yang kredibel.
Pernyataan Thomas muncul setelah pemerintah Malaysia setuju untuk melanjutkan pencarian penerbangan MH370 yang hilang jika diberikan bukti baru yang kredibel.
Thomas—penerima Lifetime Achievement Award dari Royal Aeronautical Society di London dan juga Decade of Excellence Award atas liputannya tentang tragedi MH370—mengatakan peluang yang paling mungkin sudah dekat dengan teknologi baru yang menyediakan bukti baru yang penting.
Pesawat Boeing 777 yang dioperasikan Malaysia Airlines itu menghilang dari radar tak lama setelah lepas landas pada 8 Maret 2014.
Penerbangan itu membawa 239 orang—termasuk beberapa warga negara Indonesia (WNI)—dari Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur, menuju Beijing, China.
Data satelit menunjukkan pesawat itu menyimpang dari jalur penerbangannya untuk menuju Samudra Hindia bagian selatan, tempat pesawat itu diyakini telah jatuh ke laut.
Upaya pencarian multinasional gagal menemukan pesawat itu tetapi puing-puingnya terdampar di pantai Afrika Timur dan pulau-pulau di Samudra Hindia.
Pencarian pribadi pada tahun 2018 oleh Ocean Infinity juga tidak membuahkan hasil.
Pernyataan Thomas muncul setelah pemerintah Malaysia setuju untuk melanjutkan pencarian penerbangan MH370 yang hilang jika diberikan bukti baru yang kredibel.
Thomas—penerima Lifetime Achievement Award dari Royal Aeronautical Society di London dan juga Decade of Excellence Award atas liputannya tentang tragedi MH370—mengatakan peluang yang paling mungkin sudah dekat dengan teknologi baru yang menyediakan bukti baru yang penting.
Pesawat Boeing 777 yang dioperasikan Malaysia Airlines itu menghilang dari radar tak lama setelah lepas landas pada 8 Maret 2014.
Baca Juga
Penerbangan itu membawa 239 orang—termasuk beberapa warga negara Indonesia (WNI)—dari Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur, menuju Beijing, China.
Data satelit menunjukkan pesawat itu menyimpang dari jalur penerbangannya untuk menuju Samudra Hindia bagian selatan, tempat pesawat itu diyakini telah jatuh ke laut.
Upaya pencarian multinasional gagal menemukan pesawat itu tetapi puing-puingnya terdampar di pantai Afrika Timur dan pulau-pulau di Samudra Hindia.
Pencarian pribadi pada tahun 2018 oleh Ocean Infinity juga tidak membuahkan hasil.
Lihat Juga :
tulis komentar anda