Siapa Ezzedine al Qassam? Sosok yang Menginspirasi Perjuangan Bersenjata Melawan Israel
Minggu, 22 Desember 2024 - 03:45 WIB
Karena Palestina berada di bawah mandat Inggris setelah Perang Dunia I, pemerintah Inggris mencoba menerapkan Deklarasi Balfour yang kontroversial tahun 1917 untuk mendirikan "tanah air nasional" bagi orang-orang Yahudi di tanah Palestina.
Al-Qassam mengikuti dengan saksama ancaman Zionisme yang berkembang sebagai akibat dari dukungan Inggris terhadap "Rumah Nasional Yahudi". Ia menjadi yakin bahwa Inggris adalah akar penyebab masalah tersebut dan bahwa hanya perjuangan bersenjata yang dapat menahan proyek Zionis.
Al-Qassam menganggap pendudukan Inggris sebagai musuh pertama Palestina dan menyerukan perlawanan terhadap pengaruh Zionis yang meningkat secara signifikan.
Upayanya dipuji dan ia dianggap sebagai pahlawan Muslim karena memerangi pengaruh Eropa.
Pada tahun 1930, Al-Qassam memperoleh fatwa agama dari Sheikh Badr al-Din Al-Hasani, seorang pemimpin ulama Islam di Damaskus, untuk jihad suci melawan Inggris dan Zionis.
Setelah dekrit tersebut, kelompok-kelompok ini secara diam-diam melakukan operasi melawan pendudukan Inggris, dan serangan-serangan ini terus berlanjut selama bertahun-tahun tanpa disadari oleh otoritas pendudukan dan intelijen.
Ulama terkemuka mengumumkan keberadaan kelompok-kelompok ini pada tahun 1935. Setelah pengumuman tersebut, Al-Qassam terus diawasi oleh otoritas Inggris.
Awalnya ia enggan menyatakan jihad melawan kolonialisme Inggris karena kelompok tersebut tidak memiliki sarana untuk melawan Inggris. Namun, membanjirnya imigrasi massal orang-orang Yahudi pada awal tahun 1930-an, meningkatnya pengawasan terhadap aktivitasnya oleh otoritas, dan kekhawatirannya akan adanya tindakan pencegahan terhadap dirinya membuatnya menyatakan jihad pada malam tanggal 12 November 1935, di Haifa.
Al-Qassam pergi ke hutan desa Ya'bad di distrik Jenin, bersama sebelas orang rekannya. Kelompok tersebut bertempur tanpa henti selama enam jam dengan pasukan Inggris pada tanggal 20 November.
Al-Qassam mengikuti dengan saksama ancaman Zionisme yang berkembang sebagai akibat dari dukungan Inggris terhadap "Rumah Nasional Yahudi". Ia menjadi yakin bahwa Inggris adalah akar penyebab masalah tersebut dan bahwa hanya perjuangan bersenjata yang dapat menahan proyek Zionis.
Al-Qassam menganggap pendudukan Inggris sebagai musuh pertama Palestina dan menyerukan perlawanan terhadap pengaruh Zionis yang meningkat secara signifikan.
Upayanya dipuji dan ia dianggap sebagai pahlawan Muslim karena memerangi pengaruh Eropa.
3. Mendirikan Brigade Al-Qassam
Ulama Suriah itu membentuk kelompok perlawanan rahasia untuk melawan pendudukan Inggris di Palestina. Ia ingin agar kelompok itu tetap tersembunyi dari badan intelijen Inggris dan Zionis.Pada tahun 1930, Al-Qassam memperoleh fatwa agama dari Sheikh Badr al-Din Al-Hasani, seorang pemimpin ulama Islam di Damaskus, untuk jihad suci melawan Inggris dan Zionis.
Setelah dekrit tersebut, kelompok-kelompok ini secara diam-diam melakukan operasi melawan pendudukan Inggris, dan serangan-serangan ini terus berlanjut selama bertahun-tahun tanpa disadari oleh otoritas pendudukan dan intelijen.
Ulama terkemuka mengumumkan keberadaan kelompok-kelompok ini pada tahun 1935. Setelah pengumuman tersebut, Al-Qassam terus diawasi oleh otoritas Inggris.
Awalnya ia enggan menyatakan jihad melawan kolonialisme Inggris karena kelompok tersebut tidak memiliki sarana untuk melawan Inggris. Namun, membanjirnya imigrasi massal orang-orang Yahudi pada awal tahun 1930-an, meningkatnya pengawasan terhadap aktivitasnya oleh otoritas, dan kekhawatirannya akan adanya tindakan pencegahan terhadap dirinya membuatnya menyatakan jihad pada malam tanggal 12 November 1935, di Haifa.
Al-Qassam pergi ke hutan desa Ya'bad di distrik Jenin, bersama sebelas orang rekannya. Kelompok tersebut bertempur tanpa henti selama enam jam dengan pasukan Inggris pada tanggal 20 November.
Lihat Juga :
tulis komentar anda