3 Sekutu Terkuat Bashar al-Assad di Dunia, Nomor 2 Bantu Bangun Reaktor Nuklir

Rabu, 18 Desember 2024 - 23:30 WIB

2. Korea Utara

Korea Utara juga menjadi satu dari sedikit negara yang mendukung rezim Assad di Suriah. Damaskus selama ini telah dikenal sebagai mitra penting Pyongyang di kawasan Timur Tengah.

Mengutip NKNews, hubungan Korea Utara dan Suriah setidaknya dimulai sejak tahun 1966. Momen ini ditandai oleh hubungan pribadi yang erat antara dinasti politik Kim dan Assad di masing-masing negara.

Dulunya, Korea Utara mengirim senjata ke Suriah setelah Perang Enam Hari melawan Israel. Mereka juga meminjamkan pilot untuk mendukungnya selama Perang Yom Kippur pada 1973.

Kerja sama militer tidak terbatas pada senjata konvensional. Laporan intelijen AS menunjukkan Korea Utara membantu Suriah membangun reaktor nuklir di Al-Kibar pada awal 2000-an, sebuah fasilitas yang kemudian dihancurkan Israel pada tahun 2007.

Sebagai salah satu mitra terdekat Korea Utara di kawasan itu, Suriah telah lama menjadi pilar utama kebijakan Pyongyang di Timur Tengah. Namun, perubahan rezim baru-baru ini di sana dapat memengaruhi kalkulasi kebijakan luar negeri, bahkan mengancam hilangnya mitra yang paling dapat diandalkan di Timur Tengah.

3. Iran

Berikutnya ada Iran. Sebagaimana Rusia dan Korea Utara, mereka menjadikan Suriah sekutu karena memiliki kepentingan juga di negara tersebut.

Sepanjang perang saudara di Suriah, Iran telah muncul sebagai salah satu aktor asing yang dominan. Teheran tanpa henti menggunakan sumber daya keuangan dan militer guna mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad yang menghadapi pemberontak.

Melihat sejarahnya, hubungan mesra Teheran dan Damaskus bisa ditelusuri setelah bersekutu selama Perang Iran-Irak. Relasinya semakin erat ketika Bashar al-Assad mewarisi jabatan Presiden Suriah dari ayahnya.

Sejak dimulainya konflik pada 2011, Suriah menjadi semakin bergantung pada Iran. Pasukan Quds, sayap ekstrateritorial elit Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), yang sebelumnya dipimpin oleh Jenderal Qassem Soleimani menjadi komponen terpadu dari tulang punggung rezim tersebut dalam menghadapi pemberontak.

Pada perkembangannya, Iran terus mendukung rezim tersebut melalui transfer senjata, bantuan ekonomi, dan nasihat militer. Mereka bahkan menyebut gagasan pemberontak yang didukung asing dalam upaya merebut kekuasaan di Damaskus bisa membawa perang berkepanjangan di kawasan tersebut.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More