Surat Perintah Penangkapan ICC juga untuk Komandan Hamas Mohammed Deif, Siapakah Dia?
Kamis, 21 November 2024 - 20:30 WIB
DEN HAAG - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) juga mengatakan Deif, yang bernama lengkap Mohammed Diab Ibrahim al-Masri, dapat ditangkap secara internasional.
Pengadilan mengatakan, “ICC dengan suara bulat memutuskan mengeluarkan surat perintah terhadapnya atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan di wilayah Negara Israel dan Negara Palestina setidaknya sejak 7 Oktober 2023."
Dugaan kejahatan tersebut termasuk penembakan roket ke wilayah Israel dan serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.139 warga Israel.
Israel mengklaim telah membunuh Deif, pemimpin lama sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, dalam serangan udara Juli lalu.
Serangan terhadap zona aman itu telah menghantam tenda-tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi dan pabrik penyulingan air, menewaskan 90 orang dan melukai 300 warga lainnya.
Deif diyakini telah meninggal, setelah Israel mengeluarkan apa yang diklaimnya sebagai bukti pembunuhannya pada bulan Agustus.
Berikut ini beberapa latar belakang tentang dirinya dan sejarahnya dengan Hamas.
Lahir pada tahun 1965 di kamp pengungsi Khan Younis, Mohammad Masri dikenal sebagai Mohammed Deif setelah bergabung dengan Hamas selama Intifada pertama, atau pemberontakan Palestina, pada tahun 1987.
Pada tahun 1989, selama puncak Intifada Palestina pertama, Deif ditangkap Israel dan dibebaskan setelah 16 bulan ditahan.
Deif adalah salah satu pendiri sayap militer Hamas, Brigade Qassam, pada tahun 1990-an dan telah memimpin pasukan tersebut selama lebih dari 20 tahun.
Dia menjadi kepala Brigade Qassam pada tahun 2002 setelah Israel membunuh pendahulunya dan pemimpin pendirinya, Salah Shehadeh.
Deif diyakini telah mengembangkan jaringan terowongan Hamas dan keahliannya dalam membuat bom.
Pada bulan Agustus 2014, istri Deif dan putranya yang berusia tujuh bulan dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan satu rumah di Gaza tempat keluarga tersebut tinggal.
Deif dikenal sebagai salah satu arsitek utama “Badai Al-Aqsa”, nama yang diberikan Hamas untuk operasinya pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
Pengadilan mengatakan, “ICC dengan suara bulat memutuskan mengeluarkan surat perintah terhadapnya atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan di wilayah Negara Israel dan Negara Palestina setidaknya sejak 7 Oktober 2023."
Dugaan kejahatan tersebut termasuk penembakan roket ke wilayah Israel dan serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.139 warga Israel.
Israel mengklaim telah membunuh Deif, pemimpin lama sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, dalam serangan udara Juli lalu.
Serangan terhadap zona aman itu telah menghantam tenda-tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi dan pabrik penyulingan air, menewaskan 90 orang dan melukai 300 warga lainnya.
Deif diyakini telah meninggal, setelah Israel mengeluarkan apa yang diklaimnya sebagai bukti pembunuhannya pada bulan Agustus.
Siapakah Mohammed Deif?
Berikut ini beberapa latar belakang tentang dirinya dan sejarahnya dengan Hamas.
Lahir pada tahun 1965 di kamp pengungsi Khan Younis, Mohammad Masri dikenal sebagai Mohammed Deif setelah bergabung dengan Hamas selama Intifada pertama, atau pemberontakan Palestina, pada tahun 1987.
Pada tahun 1989, selama puncak Intifada Palestina pertama, Deif ditangkap Israel dan dibebaskan setelah 16 bulan ditahan.
Deif adalah salah satu pendiri sayap militer Hamas, Brigade Qassam, pada tahun 1990-an dan telah memimpin pasukan tersebut selama lebih dari 20 tahun.
Dia menjadi kepala Brigade Qassam pada tahun 2002 setelah Israel membunuh pendahulunya dan pemimpin pendirinya, Salah Shehadeh.
Deif diyakini telah mengembangkan jaringan terowongan Hamas dan keahliannya dalam membuat bom.
Pada bulan Agustus 2014, istri Deif dan putranya yang berusia tujuh bulan dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan satu rumah di Gaza tempat keluarga tersebut tinggal.
Deif dikenal sebagai salah satu arsitek utama “Badai Al-Aqsa”, nama yang diberikan Hamas untuk operasinya pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
Baca Juga
(sya)
tulis komentar anda