Jerman Kirim 4.000 Drone Kamikaze Berteknologi AI ke Ukraina
Selasa, 19 November 2024 - 21:30 WIB
BERLIN - Menteri Pertahanan Boris Pistorius mengumumkan Jerman akan mengirimkan 4.000 pesawat nirawak kamikaze yang dikendalikan kecerdasan buatan (AI) ke Ukraina.
Pesawat nirawak tersebut, yang dijuluki 'mini-Taurus' mengacu pada rudal jelajah jarak jauh Berlin, dilaporkan kebal terhadap gangguan dan tindakan penonaktifan lainnya.
Berbicara di acara di Schrobenhausen, Bavaria, Pistorius mengatakan senjata tersebut dapat "menghentikan pertahanan pesawat nirawak elektronik musuh" dan hanya "terbang mengitarinya," seperti dikutip Die Welt.
“Pesawat nirawak tersebut dapat mencapai 30 atau 40 kilometer ke pedalaman dan kemudian menyerang pos komando, pusat logistik, dan hal-hal lainnya," ujar dia, menyebutnya sebagai "aset tambahan yang penting" bagi pasukan Ukraina.
Surat kabar Bild melaporkan sebelumnya pada hari Senin bahwa perusahaan perangkat lunak Helsing telah menandatangani kontrak untuk pengiriman pesawat nirawak HX-2 Karma dengan Kementerian Pertahanan Ukraina pada bulan September, dengan proyek yang akan dibiayai pemerintah federal Jerman.
Pistorius sebelumnya mengumumkan pada bulan Juni bahwa ribuan pesawat nirawak tempur akan dikirim ke Ukraina, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut pada saat itu.
Pesawat nirawak HX-2 Karma dijuluki 'mini-Taurus' itu merujuk pada rudal jelajah Taurus buatan Jerman yang diluncurkan dari udara.
Jangkauannya empat kali lebih jauh daripada pesawat nirawak kamikaze konvensional yang digunakan militer Ukraina, menurut Bild.
“Pesawat nirawak itu juga dapat terbang ke sasaran jika koneksi radio terganggu, yang berarti memiliki tingkat keberhasilan yang jauh lebih tinggi daripada pesawat nirawak konvensional yang dikendalikan secara manual,” ungkap outlet itu.
Mulai bulan Desember, ratusan unit akan dikirim setiap bulan, menurut laporan itu.
Ukraina telah mengajukan permintaan berulang kali untuk rudal jelajah jarak jauh Taurus buatan Jerman yang diluncurkan dari udara.
Namun, Kanselir Olaf Scholz terus menolaknya, meskipun ada tentangan dari beberapa anggota koalisi penguasa negara yang sekarang runtuh, serta beberapa tokoh oposisi senior.
Scholz telah membenarkan penolakannya untuk memberikan rudal Taurus kepada militer Ukraina dengan mengatakan tindakan tersebut akan menjadikan Jerman sebagai pihak langsung dalam konflik tersebut.
Ketika ditanya pada hari Senin apakah kanselir akan mencabut larangan tersebut menyusul laporan bahwa AS akan mengizinkan Ukraina untuk melakukan serangan jarak jauh ke wilayah Rusia dengan rudalnya, Pistorius mengatakan keputusan tersebut "tidak mengubah penilaian kami saat ini."
Dia menambahkan rudal jarak jauh tersebut "tidak akan menjadi pengubah permainan" bagi Ukraina di medan perang.
Pesawat nirawak tersebut, yang dijuluki 'mini-Taurus' mengacu pada rudal jelajah jarak jauh Berlin, dilaporkan kebal terhadap gangguan dan tindakan penonaktifan lainnya.
Berbicara di acara di Schrobenhausen, Bavaria, Pistorius mengatakan senjata tersebut dapat "menghentikan pertahanan pesawat nirawak elektronik musuh" dan hanya "terbang mengitarinya," seperti dikutip Die Welt.
“Pesawat nirawak tersebut dapat mencapai 30 atau 40 kilometer ke pedalaman dan kemudian menyerang pos komando, pusat logistik, dan hal-hal lainnya," ujar dia, menyebutnya sebagai "aset tambahan yang penting" bagi pasukan Ukraina.
Surat kabar Bild melaporkan sebelumnya pada hari Senin bahwa perusahaan perangkat lunak Helsing telah menandatangani kontrak untuk pengiriman pesawat nirawak HX-2 Karma dengan Kementerian Pertahanan Ukraina pada bulan September, dengan proyek yang akan dibiayai pemerintah federal Jerman.
Pistorius sebelumnya mengumumkan pada bulan Juni bahwa ribuan pesawat nirawak tempur akan dikirim ke Ukraina, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut pada saat itu.
Pesawat nirawak HX-2 Karma dijuluki 'mini-Taurus' itu merujuk pada rudal jelajah Taurus buatan Jerman yang diluncurkan dari udara.
Jangkauannya empat kali lebih jauh daripada pesawat nirawak kamikaze konvensional yang digunakan militer Ukraina, menurut Bild.
“Pesawat nirawak itu juga dapat terbang ke sasaran jika koneksi radio terganggu, yang berarti memiliki tingkat keberhasilan yang jauh lebih tinggi daripada pesawat nirawak konvensional yang dikendalikan secara manual,” ungkap outlet itu.
Mulai bulan Desember, ratusan unit akan dikirim setiap bulan, menurut laporan itu.
Ukraina telah mengajukan permintaan berulang kali untuk rudal jelajah jarak jauh Taurus buatan Jerman yang diluncurkan dari udara.
Namun, Kanselir Olaf Scholz terus menolaknya, meskipun ada tentangan dari beberapa anggota koalisi penguasa negara yang sekarang runtuh, serta beberapa tokoh oposisi senior.
Scholz telah membenarkan penolakannya untuk memberikan rudal Taurus kepada militer Ukraina dengan mengatakan tindakan tersebut akan menjadikan Jerman sebagai pihak langsung dalam konflik tersebut.
Ketika ditanya pada hari Senin apakah kanselir akan mencabut larangan tersebut menyusul laporan bahwa AS akan mengizinkan Ukraina untuk melakukan serangan jarak jauh ke wilayah Rusia dengan rudalnya, Pistorius mengatakan keputusan tersebut "tidak mengubah penilaian kami saat ini."
Dia menambahkan rudal jarak jauh tersebut "tidak akan menjadi pengubah permainan" bagi Ukraina di medan perang.
(sya)
tulis komentar anda