Penasihat Zelensky: Bom Nuklir Tak Bisa Menolong Ukraina Melawan Rusia
Minggu, 17 November 2024 - 11:09 WIB
KYIV - Mykhailo Podolyak, Penasihat Kepala Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, berpendapat bahwa bom nuklir tidak dapat menolongKyivuntuk mengubah situasi di garis depan pertempuran melawan Rusia. Sebab, Moskow memiliki senjata semacam itu jauh lebih banyak.
“Senjata itu tidak dapat menghalangi kekaisaran dengan persenjataan nuklir terbesar kedua di dunia,” tulis Podolyak di Telegram, merujuk pada Rusia.
Menurut Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN), jumlah senjata nuklir Rusia terbesar, nomor satu bukan nomor dua di dunia seperti yang dipaparkan Podolyak.
Data ICAN menyebutkan Rusia memiliki hampir 5.900 hulu ledak nuklir, melampaui AS, yang memiliki persenjataan sekitar 5.200.
Podolyak, seperti dikutip dari RBC, Minggu (17/11/2024), Ukraina tidak berniat membuat bom nuklir karena itu bukanlah keputusan yang dapat mengubah situasi di garis depan secara signifikan.
”Jika ini benar-benar keputusan yang dapat mengubah apa yang terjadi di garis depan, maka terlepas dari semua kesulitan hukum dan reputasi, orang dapat mempertimbangkannya. Namun, ini bukanlah keputusan yang akan memberi kita perubahan signifikan di garis depan," paparnya.
Menurutnya, perubahan di garis depan akan datang jika Kyiv memiliki cukup persenjataan, khususnya senjata jarak jauh, serta izin untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.
"Ini pasti akan membawa perubahan di garis depan. Dan untuk itu, kita memerlukan dukungan investasi untuk produksi militer dan pasokan langsung senjata yang sudah ada," imbuh dia.
“Senjata itu tidak dapat menghalangi kekaisaran dengan persenjataan nuklir terbesar kedua di dunia,” tulis Podolyak di Telegram, merujuk pada Rusia.
Menurut Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN), jumlah senjata nuklir Rusia terbesar, nomor satu bukan nomor dua di dunia seperti yang dipaparkan Podolyak.
Baca Juga
Data ICAN menyebutkan Rusia memiliki hampir 5.900 hulu ledak nuklir, melampaui AS, yang memiliki persenjataan sekitar 5.200.
Podolyak, seperti dikutip dari RBC, Minggu (17/11/2024), Ukraina tidak berniat membuat bom nuklir karena itu bukanlah keputusan yang dapat mengubah situasi di garis depan secara signifikan.
”Jika ini benar-benar keputusan yang dapat mengubah apa yang terjadi di garis depan, maka terlepas dari semua kesulitan hukum dan reputasi, orang dapat mempertimbangkannya. Namun, ini bukanlah keputusan yang akan memberi kita perubahan signifikan di garis depan," paparnya.
Menurutnya, perubahan di garis depan akan datang jika Kyiv memiliki cukup persenjataan, khususnya senjata jarak jauh, serta izin untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.
"Ini pasti akan membawa perubahan di garis depan. Dan untuk itu, kita memerlukan dukungan investasi untuk produksi militer dan pasokan langsung senjata yang sudah ada," imbuh dia.
tulis komentar anda