Pemerintahan Belanda Terancam Runtuh karena Kerusuhan di Amsterdam

Sabtu, 16 November 2024 - 18:12 WIB
Polisi mengepung dan menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Dam Square di Amsterdam pada 13 November 2024. Foto/Mouneb Taim/Anadolu Agency
AMSTERDAM - Kabinet Belanda menggelar rapat darurat pada hari Jumat (15/11/2024) di tengah laporan koalisi bisa hancur karena penanganan pemerintah terhadap kekerasan pekan lalu.

Kerusuhan besar melanda Amsterdam saat penggemar tim sepak bola Israel yang berkunjung untuk pertandingan Liga Europa memicu kerusuhan dengan merobek bendera Palestina di rumah warga.

“Nora Achahbar mengundurkan diri pada hari Jumat sebagai Menteri Keuangan junior setelah beberapa menteri menuduh pemuda Belanda keturunan Maroko menyerang penggemar Israel di Amsterdam selama pertandingan 7 November antara tim Belanda, Ajax, dan Maccabi Tel Aviv,” ungkap laporan media lokal mengutip sumber dalam sidang kabinet tersebut.



Kekerasan itu dikutuk habis-habisan oleh Israel dan politisi Belanda, dengan Wali Kota Amsterdam menuding "pasukan tabrak lari anti-Semit" telah menyerang penggemar Israel.

Rekaman media sosial juga menunjukkan fakta para pendukung Maccabi Tel Aviv meneriakkan slogan-slogan anti-Arab dan merusak bendera Palestina di rumah warga Amsterdam sebelum pertandingan.

Achahbar, mantan jaksa penuntut umum yang lahir di Maroko, merasa komentar beberapa menteri tentang peristiwa pekan lalu telah melewati batas, dengan komentar yang menyakitkan dan mungkin rasis tentang serangan terhadap penggemar Israel, harian De Volkskrant melaporkan.

“Pengunduran dirinya memicu rapat kabinet krisis hari Jumat di mana anggota kabinet lain dari partai NSC sentrisnya juga mengancam akan mengundurkan diri,” ungkap sejumlah badan penyiaran, NOS dan RTL, mengutip sumber pemerintah.

Jika partai NSC kanan-tengah Achahbar benar-benar meninggalkan pemerintahan, tiga anggota koalisi lainnya dapat melanjutkan pemerintahan sebagai pemerintahan minoritas, atau mengadakan pemilihan umum lebih awal.

Koalisi tersebut dipimpin populis anti-Muslim PVV milik Geert Wilders, yang berada di puncak dalam pemilihan umum setahun yang lalu.

Koalisi tersebut dilantik pada bulan Juli setelah berbulan-bulan negosiasi yang menegangkan.

Wilders telah berulang kali mengatakan pemuda Belanda keturunan Maroko adalah penyerang utama penggemar Israel, meskipun polisi tidak memberikan rincian tentang latar belakang tersangka.

Baik Wilders maupun Achahbar tidak dapat memberikan komentar karena rapat kabinet sedang berlangsung pada Jumat sore.

Kantor Achahbar dan juru bicara pemerintah tidak dapat segera dihubungi oleh Reuters.

Para pemimpin partai terlihat bergabung dalam pertemuan di kediaman resmi Perdana Menteri (PM) Belanda Dick Schoof, di Den Haag. Para petugas katering terlihat membawa makan malam, menurut media.

Pengunduran diri Achahbar menyusul pekan yang penuh gejolak di Amsterdam. Departemen kepolisian kota tersebut mengatakan para penggemar Maccabi menyerang satu taksi dan membakar bendera Palestina sebelum dikejar dan dipukuli oleh geng-geng yang mengendarai skuter.

Schoof mengatakan pada hari Senin bahwa insiden tersebut menunjukkan beberapa pemuda di Belanda dengan latar belakang imigran tidak memiliki "nilai-nilai inti Belanda".

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More