Sekjen PBB Kecam Uji Rudal Antarbenua Korut, Adik Kim Jong-un: Ini Tak Adil!
Minggu, 03 November 2024 - 11:15 WIB
PYONGYANG - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengecam keras uji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru Korea Utara (Korut). Adik pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yo-jong, menolak kecaman tersebut.
Perempuan terkuat Korea Utara itu menilai sikap Guterres tidak adil terhadap Pyongyang mengingat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan terus melakukan manuver militer gabungan yang mengancam keamanan Korea Utara.
"Saya menyatakan ketidakpuasan saya yang mendalam dan dengan tegas menolak sikap tidak adil dan penuh prasangka dari Sekretaris Jenderal PBB yang mempermasalahkan pelaksanaan hak membela diri DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) yang adil," kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari KCNA, Minggu (3/11/2024).
Pada hari Kamis, Guterres dengan keras mengecam uji tembak ICBM Korea Utara, dengan mengatakan bahwa aktivitas misil Pyongyang yang berulang merupakan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Dia (Guterres) secara konsisten menyerukan de-eskalasi, implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan yang relevan, lingkungan yang kondusif untuk dialog, dan dimulainya kembali perundingan," kata seorang juru bicara PBB.
Menanggapi kecaman tersebut, Kim Yo-jong mengatakan: “Kepala PBB tidak boleh kehilangan imparsialitas dalam memenuhi tugas pentingnya."
"DPRK tidak akan pernah menoleransi segala upaya untuk mengancam lingkungan keamanan negara," imbuh dia.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga mengkritik AS dan negara-negara lain karena mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB minggu depan untuk membahas uji tembak rudal Pyongyang.
"Kami akan terus meningkatkan upaya praktis untuk menahan ancaman militer dari pasukan musuh dan menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan ini," katanya.
Pada hari Jumat, Korea Utara mengonfirmasi telah menembakkan "versi pamungkas" dari ICBM terkuatnya; Hwasong-19.
Sebagai respons, Seoul menjatuhkan sanksi kepada empat entitas Korea Utara dan 11 individu, termasuk diplomat yang bermarkas di China; Choe Chol-min, atas perannya dalam pengadaan komponen rudal balistik dan barang-barang lain yang memiliki fungsi ganda.
Pada hari Jumat, Korea Selatan dan AS juga mengadakan latihan tempur gabungan yang melibatkan pesawat nirawak untuk pertama kalinya.
Perempuan terkuat Korea Utara itu menilai sikap Guterres tidak adil terhadap Pyongyang mengingat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan terus melakukan manuver militer gabungan yang mengancam keamanan Korea Utara.
"Saya menyatakan ketidakpuasan saya yang mendalam dan dengan tegas menolak sikap tidak adil dan penuh prasangka dari Sekretaris Jenderal PBB yang mempermasalahkan pelaksanaan hak membela diri DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) yang adil," kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari KCNA, Minggu (3/11/2024).
Pada hari Kamis, Guterres dengan keras mengecam uji tembak ICBM Korea Utara, dengan mengatakan bahwa aktivitas misil Pyongyang yang berulang merupakan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Dia (Guterres) secara konsisten menyerukan de-eskalasi, implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan yang relevan, lingkungan yang kondusif untuk dialog, dan dimulainya kembali perundingan," kata seorang juru bicara PBB.
Menanggapi kecaman tersebut, Kim Yo-jong mengatakan: “Kepala PBB tidak boleh kehilangan imparsialitas dalam memenuhi tugas pentingnya."
"DPRK tidak akan pernah menoleransi segala upaya untuk mengancam lingkungan keamanan negara," imbuh dia.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga mengkritik AS dan negara-negara lain karena mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB minggu depan untuk membahas uji tembak rudal Pyongyang.
"Kami akan terus meningkatkan upaya praktis untuk menahan ancaman militer dari pasukan musuh dan menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan ini," katanya.
Pada hari Jumat, Korea Utara mengonfirmasi telah menembakkan "versi pamungkas" dari ICBM terkuatnya; Hwasong-19.
Sebagai respons, Seoul menjatuhkan sanksi kepada empat entitas Korea Utara dan 11 individu, termasuk diplomat yang bermarkas di China; Choe Chol-min, atas perannya dalam pengadaan komponen rudal balistik dan barang-barang lain yang memiliki fungsi ganda.
Pada hari Jumat, Korea Selatan dan AS juga mengadakan latihan tempur gabungan yang melibatkan pesawat nirawak untuk pertama kalinya.
(mas)
tulis komentar anda