3 Alasan Israel Mengalami Kekalahan Perang di Lebanon dan Gaza
Rabu, 30 Oktober 2024 - 17:21 WIB
GAZA - Lebih dari setahun dalam perang Gaza, pasukan cadangan tentara Israel kelelahan dan berjuang untuk merekrut tentara saat membuka front baru di Lebanon. Itu menjadi alasan kekalahan Israel dalam perang di Lebanon dan Gaza.
Sekitar 300.000 prajurit cadangan telah dipanggil sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, menurut tentara, 18 persen dari mereka adalah pria berusia di atas 40 tahun yang seharusnya dikecualikan.
Dinas militer wajib dilakukan sejak usia 18 tahun bagi pria dan wanita Israel, meskipun ada beberapa pengecualian.
Israel melancarkan perang multi-front melawan Hamas di Gaza dan kelompok militan yang didukung Iran, Hizbullah, di Lebanon.
Periode tugas cadangan telah diperpanjang, dan beberapa prajurit cadangan mengeluh bahwa mereka tidak dapat melanjutkan kehidupan normal mereka hingga enam bulan berturut-turut.
"Kami tenggelam," kata prajurit cadangan Ariel Seri-Levy dalam unggahan media sosial yang dibagikan ribuan kali.
Ia mengatakan bahwa ia telah dipanggil empat kali sejak serangan 7 Oktober 2023, dan menyerukan kepada mereka yang menginginkan Israel untuk "tetap berada di Lebanon dan Gaza".
"Kita harus mengakhiri perang ini karena kita kehabisan prajurit," katanya, seraya menambahkan bahwa meskipun ia masih percaya pada pengabdian pada negara, "konsesi yang diberikan sudah terlalu besar".
Sekitar 300.000 prajurit cadangan telah dipanggil sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, menurut tentara, 18 persen dari mereka adalah pria berusia di atas 40 tahun yang seharusnya dikecualikan.
Dinas militer wajib dilakukan sejak usia 18 tahun bagi pria dan wanita Israel, meskipun ada beberapa pengecualian.
Israel melancarkan perang multi-front melawan Hamas di Gaza dan kelompok militan yang didukung Iran, Hizbullah, di Lebanon.
3 Alasan Israel Mengalami Kekalahan Perang di Lebanon dan Gaza
1. Makin Banyak Tentara Israel Tewas Dibantai Hamas dan Hizbullah
Sejak militer melancarkan serangan darat di Gaza pada 27 Oktober tahun lalu, telah kehilangan 367 tentara dalam operasi tersebut, sementara 37 orang tewas di Lebanon sejak Israel memulai operasi darat di sana pada 30 September.Periode tugas cadangan telah diperpanjang, dan beberapa prajurit cadangan mengeluh bahwa mereka tidak dapat melanjutkan kehidupan normal mereka hingga enam bulan berturut-turut.
"Kami tenggelam," kata prajurit cadangan Ariel Seri-Levy dalam unggahan media sosial yang dibagikan ribuan kali.
Ia mengatakan bahwa ia telah dipanggil empat kali sejak serangan 7 Oktober 2023, dan menyerukan kepada mereka yang menginginkan Israel untuk "tetap berada di Lebanon dan Gaza".
"Kita harus mengakhiri perang ini karena kita kehabisan prajurit," katanya, seraya menambahkan bahwa meskipun ia masih percaya pada pengabdian pada negara, "konsesi yang diberikan sudah terlalu besar".
Lihat Juga :
tulis komentar anda