Hiatus 17 Tahun, AS Eksekusi Mati Tahanan Federal Kelima

Sabtu, 29 Agustus 2020 - 09:13 WIB
Foto/Ilustrasi
WASHINGTON - Pembunuh seorang gadis kecil asal Kansas menjadi narapidana federal kelima yang dihukum mati tahun ini di Amerika Serikat (AS) .Eksekusi dilakukan setelah pengadilan tinggi mengeluarkan putusan yang mengaharuskan pemerintah mendapatkan resep obat yang digunakan untuk membunuhnya.

Pertanyaan tentang apakah obat pentobarbital menyebabkan rasa sakit sebelum kematian telah menjadi fokus banding Keith Nelson (45), narapidana kedua yang dieksekusi minggu ini setelah dimulainya kembali eksekusi mati federal oleh pemerintahan Presiden Donald Trump setelah absen selama 17 tahun.

Nelson, yang tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan selama eksekusi, dinyatakan meninggal di penjara federal Terre Haute, Indiana, pada 16:32 waktu setempat atau sekitar sembilan menit setelah eksekusi dimulai.

Nelson tampak tenang ketika seorang petugas penjata bertanya apakah ia punya kata-kata terakhir untuk diucapkan yang disaksikan dari balik kaca ruang eksekusi. Para saksi termasuk ibu dari Pamela Butler yang berusia 10 tahun, yang diperkosa dan dicekik oleh Nelson 21 tahun lalu.

Nelson, yang wajahnya tertutup masker medis, tetap diam bahkan saat pentobarbital dosis mematikan diberikan.(Baca: Hukuman Mati Bomber Boston Marathon Dzhokhar Tsarnaev Dibatalkan )



Keheningan dan kesunyian yang relatif kontras dengan pemandangan pada 12 Oktober 1999, ketika Nelson menarik Pamela dari jalan dan melemparkannya ke dalam truknya. Saat Pamela menjerit, salah satu saudara perempuannya yang melihat dia diculik mulai berteriak juga.

Cerita bermula saat Pamela kembali ke rumahnya di Kansas City, Kansas, dengan sepatu roda inline setelah membeli kue. Saat Nelson menculiknya, pelaku memberikan isyarat kasar kepada saudara perempuan Pamela saat ia berteriak. Nelson kemudian memperkosa siswi kelas lima sekolah dasar itu dan mencekiknya dengan kawat.

Ibu Pamela, Cherri West, mengatakan dia tidak menyangka Nelson akan mengungkapkan penyesalannya. Dia mengatakan, jika ada, dia pikir dia mungkin akan mengutuk dia dan keluarganya seperti yang dia lakukan selama proses pidana.

"Saya tidak mengharapkan dia untuk mengatakan apa pun karena dia tidak pernah memiliki penyesalan," kata West.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More