3 Negara yang Senang jika Iran Hancur, Salah Satunya Gencar Bangun Relasi di Timur Tengah
Rabu, 23 Oktober 2024 - 14:45 WIB
James Acton menjelaskan program tersebut dapat dibangun kembali dengan cepat menggunakan sentrifugal karena sentrifugal tersebut “sangat kecil dan dapat diproduksi dengan cepat serta ditempatkan hampir di mana saja.”
Bahkan jika Israel menghancurkan sebagian atau seluruh Natanz atau Fordow, “Iran hampir pasti akan membangun kembali fasilitas sentrifugal.”
Hal tersebut membuat Iran menjadi ancaman paling serius bagi Israel. Tak heran jika Negeri Yahudi sangat mengharapkan jika Iran bisa hancur.
Hubungan AS dengan Iran bisa dibilang tidak pernah akur sejak tahun 1950 silam, terkait hak pengelolaan tambang minyak bumi. Kondisi itu diperparah setelah Negeri Paman Sam membela Irak dalam konfliknya dengan Teheran.
Pada 1981 terjadi konflik penyanderaan di mana mahasiswa pro-Khomeini menyerbu Kedutaan AS di Teheran dan menyandera 52 warga AS selama 444 hari.
Pemerintah AS di bawah kepemimpinan George Bush bahkan menyebut Iran sebagai 'poros kejahatan' bersama Irak dan Korea Utara.
Sejak saat itu, AS fokus pada program nuklir Iran yang memicu sanksi internasional. Kedua negara lantas saling tuding keburukan yang berujung permusuhan jangka panjang.
Saat ini AS bahkan berencana untuk turun tangan ke konflik Timur Tengah jika Iran terbukti ikut campur dan melakukan serangan besar-besaran ke sekutu mereka Israel.
AS juga telah membangun relasi di berbagai negara di Timur Tengah seperti Bahrain, UEA, Yordania hingga Mesir.
Bahkan jika Israel menghancurkan sebagian atau seluruh Natanz atau Fordow, “Iran hampir pasti akan membangun kembali fasilitas sentrifugal.”
Hal tersebut membuat Iran menjadi ancaman paling serius bagi Israel. Tak heran jika Negeri Yahudi sangat mengharapkan jika Iran bisa hancur.
2. Amerika Serikat
Hubungan AS dengan Iran bisa dibilang tidak pernah akur sejak tahun 1950 silam, terkait hak pengelolaan tambang minyak bumi. Kondisi itu diperparah setelah Negeri Paman Sam membela Irak dalam konfliknya dengan Teheran.
Pada 1981 terjadi konflik penyanderaan di mana mahasiswa pro-Khomeini menyerbu Kedutaan AS di Teheran dan menyandera 52 warga AS selama 444 hari.
Pemerintah AS di bawah kepemimpinan George Bush bahkan menyebut Iran sebagai 'poros kejahatan' bersama Irak dan Korea Utara.
Sejak saat itu, AS fokus pada program nuklir Iran yang memicu sanksi internasional. Kedua negara lantas saling tuding keburukan yang berujung permusuhan jangka panjang.
Saat ini AS bahkan berencana untuk turun tangan ke konflik Timur Tengah jika Iran terbukti ikut campur dan melakukan serangan besar-besaran ke sekutu mereka Israel.
AS juga telah membangun relasi di berbagai negara di Timur Tengah seperti Bahrain, UEA, Yordania hingga Mesir.
Lihat Juga :
tulis komentar anda