AS Bisa Terseret Perang Iran-Israel karena Kerahkan 100 Tentara ke Tel Aviv
Selasa, 15 Oktober 2024 - 09:05 WIB
TEL AVIV - Langkah Washington mengerahkan sekitar 100 tentara ke Tel Aviv bisa menyeret Amerika Serikat (AS) dalam perang Iran dan Israel.
Peringatan itu disampaikan pensiunan Kolonel Angkatan Udara Amerika Cedric Leighton kepada CNN setelah Pentagon resmi mengonfirmasi pengerahan sistem rudal THAAD dan sekitar 100 tentara yang mengoperasikannya ke Israel.
Sekitar 100 tentara Amerika sekarang bersiap untuk perjalanan dengan sistem pertahanan rudal canggih Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) ke Israel setelah serangan lebih dari 180 rudal balistik Iran ke negara Yahudi tersebut pada 1 Oktober lalu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim tidak ada kerusakan besar karena sebagian besar rudal Iran dicegat, meskipun beberapa mendarat di wilayah Israel, termasuk Pangkalan Udara Nevatim yang menjadi markas jet tempur siluman F-35.
Leighton mengatakan bahwa sistem THAAD akan menambah lapisan pada pertahanan udara Israel dan akan melengkapi sistem Iron Dome, David's Sling, dan Arrow yang selama ini melindungi negara Yahudi tersebut.
Namun, kata Leighton, pasukan Amerika yang mengoperasikan sistem tersebut memiliki risiko tersendiri. "Jika mereka terluka dengan cara apa pun, itu dapat mengakibatkan AS terseret ke dalam perang dan itu tentu saja dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan di luar apa yang ingin kita bayangkan saat ini," katanya kepada CNN, yang dilansir Selasa (15/10/2024).
Pentagon bersikeras pengerahan sistem rudal THAAD akan menambah sistem pertahanan udara terpadu Israel dan menggarisbawahi komitmen Amerika untuk membela sekutunya dari potensi serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran.
Menurut laporan Times of Israel, sistem rudal THAAD lebih unggul daripada sistem Patriot, di mana ia dapat mempertahankan area yang lebih luas dan mencegat target pada jarak 150-200 kilometer.
Peringatan itu disampaikan pensiunan Kolonel Angkatan Udara Amerika Cedric Leighton kepada CNN setelah Pentagon resmi mengonfirmasi pengerahan sistem rudal THAAD dan sekitar 100 tentara yang mengoperasikannya ke Israel.
Sekitar 100 tentara Amerika sekarang bersiap untuk perjalanan dengan sistem pertahanan rudal canggih Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) ke Israel setelah serangan lebih dari 180 rudal balistik Iran ke negara Yahudi tersebut pada 1 Oktober lalu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim tidak ada kerusakan besar karena sebagian besar rudal Iran dicegat, meskipun beberapa mendarat di wilayah Israel, termasuk Pangkalan Udara Nevatim yang menjadi markas jet tempur siluman F-35.
Leighton mengatakan bahwa sistem THAAD akan menambah lapisan pada pertahanan udara Israel dan akan melengkapi sistem Iron Dome, David's Sling, dan Arrow yang selama ini melindungi negara Yahudi tersebut.
Namun, kata Leighton, pasukan Amerika yang mengoperasikan sistem tersebut memiliki risiko tersendiri. "Jika mereka terluka dengan cara apa pun, itu dapat mengakibatkan AS terseret ke dalam perang dan itu tentu saja dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan di luar apa yang ingin kita bayangkan saat ini," katanya kepada CNN, yang dilansir Selasa (15/10/2024).
Pentagon bersikeras pengerahan sistem rudal THAAD akan menambah sistem pertahanan udara terpadu Israel dan menggarisbawahi komitmen Amerika untuk membela sekutunya dari potensi serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran.
Menurut laporan Times of Israel, sistem rudal THAAD lebih unggul daripada sistem Patriot, di mana ia dapat mempertahankan area yang lebih luas dan mencegat target pada jarak 150-200 kilometer.
tulis komentar anda