Jet Tempur Israel Bombardir Sekolah Gaza, 25 Orang Tewas Termasuk 15 Anak
Selasa, 15 Oktober 2024 - 07:32 WIB
GAZA - Jet tempur Israel membombardir sekolah penampung pengungsi Palestina di Gaza tengah pada Senin dini hari. Sebanyak 25 warga Palestina tewas, termasuk 15 anak.
Sekolah dan tenda-tenda terdekatnya di sekitar Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir Al-Balah hancur dan terbakar akibat pengeboman udara tersebut.
Mengutip laporan BBC, Selasa (15/10/2024), data dari otoritas pertahanan sipil Gaza menunjukkan sekitar 80 orang terluka dengan beberapa di antaranya menderita luka bakar parah.
Hamas mengecam keras serangan jet tempur Israel terhadap sekolah di Gaza.
“Kebijakan fasis pendudukan [Israel] didasarkan pada penargetan warga sipil secara sengaja di lingkungan permukiman dan tempat perlindungan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Hamas turut menyalahkan Amerika Serikat atas invasi brutal Zionis Israel.
“Musuh tidak akan berani melanjutkan pembantaian mengerikan di Jalur Gaza atau memperluasnya di wilayah tersebut, jika bukan karena perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat dan kebungkaman internasional atas kejahatan ini,” imbuh kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Hamas menyerukan kepada masyarakat internasional dan PBB untuk memikul tanggung jawab hukum dan etika mereka terhadap Jalur Gaza dan bekerja untuk mengakhiri kejahatan dan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sedang menyelidiki laporan jatuhnya korban sipil dalam serangan tersebut.
Menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), gedung sekolah tersebut sedianya akan digunakan untuk memberikan vaksin polio mulai hari Senin.
Militer Israel juga menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan terpisah yang menargetkan Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza tengah.
IDF berdalih pasukannya menargetkan pusat komando dan kendali "teroris" dalam serangan presisi.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk tindakan IDF dan banyaknya korban sipil dalam kampanye pengeboman Israel yang semakin intensif.
"Dia sangat mendesak semua pihak yang berkonflik untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan menekankan bahwa warga sipil harus dihormati dan dilindungi setiap saat," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric.
Sekolah dan tenda-tenda terdekatnya di sekitar Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir Al-Balah hancur dan terbakar akibat pengeboman udara tersebut.
Mengutip laporan BBC, Selasa (15/10/2024), data dari otoritas pertahanan sipil Gaza menunjukkan sekitar 80 orang terluka dengan beberapa di antaranya menderita luka bakar parah.
Hamas mengecam keras serangan jet tempur Israel terhadap sekolah di Gaza.
“Kebijakan fasis pendudukan [Israel] didasarkan pada penargetan warga sipil secara sengaja di lingkungan permukiman dan tempat perlindungan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Hamas turut menyalahkan Amerika Serikat atas invasi brutal Zionis Israel.
“Musuh tidak akan berani melanjutkan pembantaian mengerikan di Jalur Gaza atau memperluasnya di wilayah tersebut, jika bukan karena perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat dan kebungkaman internasional atas kejahatan ini,” imbuh kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Hamas menyerukan kepada masyarakat internasional dan PBB untuk memikul tanggung jawab hukum dan etika mereka terhadap Jalur Gaza dan bekerja untuk mengakhiri kejahatan dan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sedang menyelidiki laporan jatuhnya korban sipil dalam serangan tersebut.
Menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), gedung sekolah tersebut sedianya akan digunakan untuk memberikan vaksin polio mulai hari Senin.
Militer Israel juga menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan terpisah yang menargetkan Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza tengah.
IDF berdalih pasukannya menargetkan pusat komando dan kendali "teroris" dalam serangan presisi.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk tindakan IDF dan banyaknya korban sipil dalam kampanye pengeboman Israel yang semakin intensif.
"Dia sangat mendesak semua pihak yang berkonflik untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan menekankan bahwa warga sipil harus dihormati dan dilindungi setiap saat," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda