Israel Hadapi Skenario Mengerikan Jika Pelabuhan Haifa Dirudal Hizbullah
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Ada kekhawatiran yang berkembang di Israel bahwa rudal Hizbullah dapat mencapai pelabuhan Haifa di tengah meningkatnya serangan militer Zionis di Lebanon sejak 23 September.
Serangan potensial terhadap pelabuhan Haifa dapat mengancam pasokan barang-barang pokok ke Israel.
Menurut laporan Al-Araby Al-Jadeed, Senin (14/10/2024), kekhawatiran tersebut telah mendorong Israel untuk mempertimbangkan menggunakan pelabuhan di negara lain, jika kapal-kapal pengiriman berhenti menuju Israel.
Negara yang dimaksud belum diungkapkan, namun surat kabar yang berfokus pada ekonomi Israel, Calcalist, menerbitkan laporan yang merinci konsekuensi dari serangan terhadap pelabuhan Haifa dan menyatakan bahwa pelabuhan Ashdod, pelabuhan terbesar kedua di Mediterania, tidak dapat digunakan sebagai alternatif karena kapasitasnya yang terbatas.
Laporan tersebut menambahkan bahwa pelabuhan Ashdod hanya dapat menampung sejumlah peti kemas tertentu, dan mengandalkannya akan menyebabkan kekurangan kebutuhan pokok, termasuk makanan.
Israel akan berada dalam "skenario mengerikan" lanjut laporan tersebut, dengan mencatat bahwa serangan rudal baru-baru ini telah terbukti menunjukkan keseriusan situasi tersebut.
Seorang juru bicara militer Israel mengonfirmasi bahwa Haifa diamankan dengan sistem perlindungan yang ada jika terjadi serangan rudal, namun tidak mungkin untuk menjamin efektivitas sistem tersebut.
Zadok Redker, pejabat Israel yang bertanggung jawab atas pelabuhan di dalam Kementerian Transportasi, dilaporkan mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan rencana untuk menggunakan pelabuhan negara tetangga jika hingga 70 persen kapal pengiriman berhenti menuju Israel.
Redker juga menyatakan bahwa kementerian telah menginstruksikan manajemen kapal untuk mengurangi ruang yang dialokasikan untuk menyimpan mobil agar dapat menyediakan ruang bagi barang-barang penting.
Laporan media Israel menyatakan bahwa jika satu rudal menargetkan pelabuhan, semua kapal akan langsung berhenti beroperasi.
Serangan potensial terhadap pelabuhan Haifa dapat mengancam pasokan barang-barang pokok ke Israel.
Menurut laporan Al-Araby Al-Jadeed, Senin (14/10/2024), kekhawatiran tersebut telah mendorong Israel untuk mempertimbangkan menggunakan pelabuhan di negara lain, jika kapal-kapal pengiriman berhenti menuju Israel.
Negara yang dimaksud belum diungkapkan, namun surat kabar yang berfokus pada ekonomi Israel, Calcalist, menerbitkan laporan yang merinci konsekuensi dari serangan terhadap pelabuhan Haifa dan menyatakan bahwa pelabuhan Ashdod, pelabuhan terbesar kedua di Mediterania, tidak dapat digunakan sebagai alternatif karena kapasitasnya yang terbatas.
Laporan tersebut menambahkan bahwa pelabuhan Ashdod hanya dapat menampung sejumlah peti kemas tertentu, dan mengandalkannya akan menyebabkan kekurangan kebutuhan pokok, termasuk makanan.
Israel akan berada dalam "skenario mengerikan" lanjut laporan tersebut, dengan mencatat bahwa serangan rudal baru-baru ini telah terbukti menunjukkan keseriusan situasi tersebut.
Seorang juru bicara militer Israel mengonfirmasi bahwa Haifa diamankan dengan sistem perlindungan yang ada jika terjadi serangan rudal, namun tidak mungkin untuk menjamin efektivitas sistem tersebut.
Zadok Redker, pejabat Israel yang bertanggung jawab atas pelabuhan di dalam Kementerian Transportasi, dilaporkan mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan rencana untuk menggunakan pelabuhan negara tetangga jika hingga 70 persen kapal pengiriman berhenti menuju Israel.
Redker juga menyatakan bahwa kementerian telah menginstruksikan manajemen kapal untuk mengurangi ruang yang dialokasikan untuk menyimpan mobil agar dapat menyediakan ruang bagi barang-barang penting.
Laporan media Israel menyatakan bahwa jika satu rudal menargetkan pelabuhan, semua kapal akan langsung berhenti beroperasi.