Israel Sengaja Serang Pasukan PBB di Lebanon, 4 Tentara UNIFIL Terluka

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 10:01 WIB
Juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB, Andrea Tenenti. Foto/RT
BEIRUT - Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) meyakini serangan Israel baru-baru ini terhadap posisi mereka adalah "disengaja".

Penilaian itu diungkap juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB, Andrea Tenenti, kepada RT pada hari Jumat (11/10/2024).

“Pasukan PBB tersebut menghadapi total empat serangan selama dua hari terakhir yang mengakibatkan empat orang cedera,” ungkap pejabat UNIFIL tersebut.



“Setidaknya tiga serangan dipastikan telah dilancarkan oleh Israel,” papar Teneti, seraya menambahkan Pasukan Israel (IDF) menargetkan sistem komunikasi misi, kamera, dan menara pengawas yang terletak di dalam markas besarnya di Lebanon selatan.

Salah satu serangan yang melibatkan tank Merkava yang menembaki menara pengawas di kota daerah perbatasan Naqoura menyebabkan pasukan penjaga perdamaian Indonesia terluka.

Hal ini memicu kemarahan internasional karena Indonesia dan negara-negara lain, termasuk Rusia, Italia, Prancis, Spanyol, Irlandia, Turki, dan Kanada mengutuk tindakan IDF.

Washington juga mengatakan mereka "sangat prihatin" dengan laporan tentang insiden tersebut.

Ketika ditanya oleh RT, apakah UNIFIL menganggap serangan terhadap posisinya sebagai sesuatu yang tidak disengaja atau disengaja, Teneti mengatakan misi tersebut cukup yakin serangan tersebut disengaja.

"Kemarin, tiga serangan dianggap sebagai... serangan yang disengaja," ujar juru bicara tersebut, yang menyebut perkembangan tersebut "sangat memprihatinkan."

Menurut pejabat UNIFIL tersebut, militer Israel juga meminta pasukan penjaga perdamaian untuk meninggalkan beberapa posisi mereka di Lebanon selatan sebelum serangan tersebut.

"Kami memutuskan untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk berkibar di wilayah tersebut, tempat kami telah diberi mandat oleh Dewan Keamanan PBB," ungkap Teneti.

Juru bicara UNFIL juga mengatakan ada satu serangan lagi terhadap posisi misi tersebut pada hari Jumat. “UNFIL masih belum dapat menyatakan tanggung jawab karena kami masih menyelidikinya," ujar dia, seraya menambahkan serangan tersebut mengakibatkan dua pasukan penjaga perdamaian lainnya terluka, dengan salah satunya mengalami luka serius.

Pejabat tersebut juga menyatakan kekhawatirannya atas apa yang disebutnya sebagai "perkembangan tragis" yang terkait dengan eskalasi cepat antara Israel dan gerakan Hizbullah yang berbasis di Lebanon selama beberapa bulan terakhir.

“Ribuan orang telah tewas. Dalam beberapa bulan terakhir, jumlah korban tewas lebih banyak daripada yang tewas dalam konflik tahun 2006,” papar dia, mengacu pada konflik bersenjata selama 34 hari yang juga dikenal sebagai Perang Juli atau Perang Lebanon Kedua.

Israel mengonfirmasi pasukannya melepaskan tembakan di dekat pangkalan UNIFIL setelah memerintahkan pasukan PBB di daerah tersebut untuk berlindung.

IDF mengklaim pejuang Hizbullah telah beroperasi di wilayah tersebut dari dalam dan dekat wilayah sipil serta posisi UNFIL.

Pasukan rezim kolonial Israel seringkali berbohong dalam sejumlah klaimnya yang tanpa bukti.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More