NATO Bersiap Latihan Senjata Nuklir usai Putin Ancam Gunakan Bom Atom
Jum'at, 11 Oktober 2024 - 11:38 WIB
Angus Lapsley, Asisten Sekretaris Jenderal NATO untuk Kebijakan dan Perencanaan Pertahanan, mengatakan latihan tersebut bertujuan untuk membuktikan bahwa kemampuan aliansi untuk melawan ancaman apa pun terhadap 32 negara anggotanya dapat dipercaya dan sesuatu yang "setiap musuh perlu tanggapi dengan sangat serius."
Lapsley mengatakan bahwa NATO telah memantau kemunculan Korea Utara sebagai negara berkekuatan nuklir, perluasan pesat kemampuan nuklir China, dan perkembangan di Iran.
"Tetapi yang paling mengkhawatirkan kami adalah Rusia," paparnya.
Dia mengatakan bahwa Moskow telah berinvestasi dalam kekuatan nuklirnya dengan intensitas yang semakin meningkat selama dua tahun terakhir.
"Negara itu memperkenalkan banyak sistem baru dan lebih menekankan pada investasi dalam sistem persenjataan jarak pendek dan menengah," kata Lapsley.
Lapsley mencatat bahwa Moskow baru-baru ini banyak bicara tentang doktrin nuklir mereka dan bagaimana hal itu mungkin atau tidak berkembang.
Dia mengatakan bahwa hal itu tampaknya merupakan upaya yang cukup jelas untuk memengaruhi NATO dalam hal dukungan terhadap Ukraina.
Putin dan sejumlah tokoh Kremlin lainnya sering mengancam Barat dengan persenjataan nuklir Rusia.
Dalam ancaman terbaru akhir bulan lalu, Putin mengatakan bahwa serangan konvensional terhadap Rusia oleh negara mana pun yang didukung oleh kekuatan nuklir akan dianggap sebagai serangan gabungan.
Ancaman tersebut dimaksudkan untuk mencegah AS dan sekutunya agar tidak mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan senjata jarak jauh dan tampaknya secara signifikan menurunkan ambang batas kemungkinan penggunaan persenjataan nuklir Rusia.
Lapsley mengatakan bahwa NATO telah memantau kemunculan Korea Utara sebagai negara berkekuatan nuklir, perluasan pesat kemampuan nuklir China, dan perkembangan di Iran.
"Tetapi yang paling mengkhawatirkan kami adalah Rusia," paparnya.
Dia mengatakan bahwa Moskow telah berinvestasi dalam kekuatan nuklirnya dengan intensitas yang semakin meningkat selama dua tahun terakhir.
"Negara itu memperkenalkan banyak sistem baru dan lebih menekankan pada investasi dalam sistem persenjataan jarak pendek dan menengah," kata Lapsley.
Lapsley mencatat bahwa Moskow baru-baru ini banyak bicara tentang doktrin nuklir mereka dan bagaimana hal itu mungkin atau tidak berkembang.
Dia mengatakan bahwa hal itu tampaknya merupakan upaya yang cukup jelas untuk memengaruhi NATO dalam hal dukungan terhadap Ukraina.
Putin dan sejumlah tokoh Kremlin lainnya sering mengancam Barat dengan persenjataan nuklir Rusia.
Dalam ancaman terbaru akhir bulan lalu, Putin mengatakan bahwa serangan konvensional terhadap Rusia oleh negara mana pun yang didukung oleh kekuatan nuklir akan dianggap sebagai serangan gabungan.
Ancaman tersebut dimaksudkan untuk mencegah AS dan sekutunya agar tidak mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan senjata jarak jauh dan tampaknya secara signifikan menurunkan ambang batas kemungkinan penggunaan persenjataan nuklir Rusia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda