China Diduga Miliki Agenda Tersembunyi dalam Pengentasan Kemiskinan di Tibet

Selasa, 08 Oktober 2024 - 10:55 WIB
Selain itu, warga Tibet ini juga didorong beradaptasi dengan sistem yang beroperasi dalam kondisi yang tidak dikenal. Keterampilan bertahan hidup mereka sebagai pengembara atau petani tidak berlaku di pasar yang didominasi norma dan praktik China, termasuk hukum dan bahasa.

Hal itu menciptakan tantangan signifikan bagi para warga Tibet, karena mereka berjuang untuk menavigasi dan berkembang dalam lingkungan yang sangat berbeda dari apa yang mereka ketahui. Kesulitan yang mereka hadapi jauh melampaui sekadar relokasi.

Setelah direlokasi, para warga Tibet ini menjadi sasaran berbagai kelas politik dan tindakan pengawasan. Setiap lokasi memiliki anggota CCP, yang dikenal sebagai tim kerja residensial, yang menyusun catatan tentang orang-orang—termasuk pendapatan, pandangan politik, dan keyakinan agama mereka—untuk menilai kredibilitas politik mereka.

Hal itu disertai dengan pendidikan politik, yang mencakup kebijakan Beijing tentang agama, etnis, anti-separatisme, dan pendidikan rasa syukur. Tim kerja residensial memberikan pendidikan ideologis kepada kelompok besar dan kelompok sasaran yang lebih kecil.

Misalnya, di satu kamp relokasi di distrik Toklongdechen dekat Lhasa, sumber-sumber China melaporkan bahwa tim kerja telah mengadakan 2.213 sesi tentang pendidikan politik umum dan 1.063 sesi anti-separatisme pada tahun 2018. Di samping pendidikan ideologis ini terdapat sistem pengawasan canggih yang dirancang untuk memantau pikiran dan perilaku.

Ketergantungan pada Negara



Struktur relokasi baru bagi para pengembara dan petani Tibet yang terusir dirancang dengan tujuan menyeluruh, yang menampilkan sistem pengawasan komprehensif.

Setelah direlokasi, rumah tangga diorganisasikan ke dalam sistem manajemen jaringan, dengan 10 hingga 15 keluarga per jaringan. Mereka diharuskan saling melapor, berbagi masalah dan pandangan mereka dengan pejabat CCP yang mengawasi segmen jaringan.

Pengawasan lingkungan kolektif ini semakin diperkuat oleh sistem pengawasan berteknologi tinggi, termasuk kamera pengenalan wajah bertenaga kecerdasan buatan (AI).

Sejumlah kamp relokasi China ini lebih mengutamakan kontrol daripada kenyamanan. Kamp-kamp ini lebih bersifat otomatis daripada otonom.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More