Erdogan Desak PBB Izinkan Pengerahan Pasukan Bersenjata Hentikan Israel
Selasa, 01 Oktober 2024 - 16:04 WIB
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan PBB harus menyetujui penggunaan pasukan bersenjata untuk menghentikan perang Israel di Gaza.
Dia mengkritik keras operasi Israel di daerah kantong Palestina dan serangan udara di Lebanon.
“Hampir satu juta warga sipil Lebanon telah mengungsi karena serangan Israel,” ungkap Erdogan setelah rapat kabinet di Ankara.
Sebanyak 1.300 orang telah tewas hanya dalam waktu sepekan, menurut otoritas Lebanon.
“Memperjuangkan Palestina dan Lebanon berarti memperjuangkan kemanusiaan, perdamaian, dan budaya hidup berdampingan antarumat beragama,” tegas pemimpin Turki itu.
Dalam kasus Gaza, kewenangan Majelis Umum PBB untuk merekomendasikan penggunaan kekuatan, seperti dalam resolusi ‘Bersatu untuk Perdamaian’ tahun 1950, harus segera digunakan.
Resolusi tahun 1950 menyatakan jika Dewan Keamanan PBB gagal menjaga perdamaian internasional, organisasi tersebut dapat merekomendasikan tindakan kolektif hingga penggunaan kekuatan bersenjata.
Erdogan menyebut "segelintir ekstremis Zionis radikal" membakar "wilayah dan seluruh dunia."
“Komunitas internasional dan dunia Islam harus mengambil tindakan untuk perdamaian semua orang di wilayah kita, baik Muslim, Yahudi, maupun Kristen," desak dia.
Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel awal tahun ini, dan berjanji akan melanjutkan boikot hingga aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza pulih sepenuhnya.
Ankara juga bergabung dengan kasus Afrika Selatan yang sedang berlangsung terhadap Israel di Mahkamah Internasional, yang menuduh negara Yahudi itu melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Israel melancarkan invasinya ke Gaza setelah Hamas dan kelompok bersenjata Palestina sekutunya melakukan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Rezim penjajah Israel telah membunuh lebih dari 41.000 warga Palestina sejak konflik meletus, menurut otoritas yang dipimpin Hamas di Gaza.
IDF baru-baru ini mengintensifkan serangan udara terhadap Hizobullah di Lebanon. Pada Selasa, Israel mengumumkan mereka telah memulai serangan darat terhadap Hizbullah di Lebanon selatan.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Dia mengkritik keras operasi Israel di daerah kantong Palestina dan serangan udara di Lebanon.
“Hampir satu juta warga sipil Lebanon telah mengungsi karena serangan Israel,” ungkap Erdogan setelah rapat kabinet di Ankara.
Sebanyak 1.300 orang telah tewas hanya dalam waktu sepekan, menurut otoritas Lebanon.
“Memperjuangkan Palestina dan Lebanon berarti memperjuangkan kemanusiaan, perdamaian, dan budaya hidup berdampingan antarumat beragama,” tegas pemimpin Turki itu.
Dalam kasus Gaza, kewenangan Majelis Umum PBB untuk merekomendasikan penggunaan kekuatan, seperti dalam resolusi ‘Bersatu untuk Perdamaian’ tahun 1950, harus segera digunakan.
Resolusi tahun 1950 menyatakan jika Dewan Keamanan PBB gagal menjaga perdamaian internasional, organisasi tersebut dapat merekomendasikan tindakan kolektif hingga penggunaan kekuatan bersenjata.
Erdogan menyebut "segelintir ekstremis Zionis radikal" membakar "wilayah dan seluruh dunia."
“Komunitas internasional dan dunia Islam harus mengambil tindakan untuk perdamaian semua orang di wilayah kita, baik Muslim, Yahudi, maupun Kristen," desak dia.
Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel awal tahun ini, dan berjanji akan melanjutkan boikot hingga aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza pulih sepenuhnya.
Ankara juga bergabung dengan kasus Afrika Selatan yang sedang berlangsung terhadap Israel di Mahkamah Internasional, yang menuduh negara Yahudi itu melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Israel melancarkan invasinya ke Gaza setelah Hamas dan kelompok bersenjata Palestina sekutunya melakukan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Rezim penjajah Israel telah membunuh lebih dari 41.000 warga Palestina sejak konflik meletus, menurut otoritas yang dipimpin Hamas di Gaza.
IDF baru-baru ini mengintensifkan serangan udara terhadap Hizobullah di Lebanon. Pada Selasa, Israel mengumumkan mereka telah memulai serangan darat terhadap Hizbullah di Lebanon selatan.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(sya)
tulis komentar anda