Pidato di PBB, Netanyahu Pegang Peta Tepi Barat dan Gaza Dicaplok Israel
Sabtu, 28 September 2024 - 11:30 WIB
NEW YORK - Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada Jumat (27/9/2024), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memperlihatkan dua peta yang tidak mengidentifikasi Tepi Barat dan Jalur Gaza, tetapi memperlihatkan seluruh wilayah itu sebagai bagian dari Israel.
Sambil memegang peta-peta itu, Netanyahu mengatakan dunia harus memilih antara "berkah" dan "kutukan".
Yang pertama memperlihatkan sekutu-sekutu Arab potensial Israel di wilayah tersebut, sementara yang kedua, Iran dan sekutu-sekutunya. Kedua peta itu menghapus Gaza dan Tepi Barat.
Netanyahu mengeluarkan peringatan keras kepada Iran, dengan mengatakan, "Saya punya pesan untuk Teheran, jika Anda menyerang kami, kami akan menyerang Anda."
"Tidak ada tempat di Iran yang tidak dapat dijangkau oleh tangan panjang Israel, dan itu berlaku di seluruh Timur Tengah," tegas dia.
Dia mengecam dunia karena "terlalu lama menenangkan Iran", dengan menegaskan penenangan semacam itu "harus diakhiri sekarang".
Netanyahu menegaskan kembali komitmen Israel untuk melanjutkan operasi militernya di Gaza, tempat Israel telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina sejak Oktober lalu.
Dia juga menuntut Hamas untuk "menyerah, meletakkan senjata, dan membebaskan semua sandera."
Pemimpin rezim penjajah Israel itu menegaskan Hamas tidak boleh terlibat di Gaza pascaperang, dan menyebutnya "tidak masuk akal dan menggelikan" bagi kelompok itu untuk memainkan peran di daerah kantong itu setelah perang.
Dia menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan sipil yang damai di daerah kantong Palestina itu. "Kami siap bekerja sama dengan mitra regional dan mitra lainnya untuk mendukung pemerintahan sipil lokal di Gaza," ujar dia.
Netanyahu juga mengumumkan kelanjutan aksi militer di Lebanon, tempat pasukannya telah menewaskan ratusan orang dalam serangan udara besar-besaran pekan ini, dengan mengatakan, "Saya datang ke sini hari ini untuk mengatakan sudah cukup. Kami tidak akan beristirahat sampai warga kami dapat kembali dengan selamat ke rumah mereka."
PM Israel yang terlilit kasus korupsi itu menegaskan kembali bahwa "selama Hizbullah memilih jalan perang, Israel tidak punya pilihan, dan Israel memiliki hak penuh untuk menghilangkan ancaman ini dan mengembalikan warga kami ke rumah mereka dengan selamat."
"Kami akan terus melemahkan Hizbullah hingga semua tujuan kami tercapai," ujar dia.
Dalam pidatonya, Netanyahu juga mengkritik Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan menuduhnya melancarkan "perang diplomatik" terhadap Israel.
Saat Netanyahu naik panggung, sejumlah besar delegasi, termasuk delegasi Indonesia, Turki, dan lainnya meninggalkan aula.
Sambil memegang peta-peta itu, Netanyahu mengatakan dunia harus memilih antara "berkah" dan "kutukan".
Yang pertama memperlihatkan sekutu-sekutu Arab potensial Israel di wilayah tersebut, sementara yang kedua, Iran dan sekutu-sekutunya. Kedua peta itu menghapus Gaza dan Tepi Barat.
Netanyahu mengeluarkan peringatan keras kepada Iran, dengan mengatakan, "Saya punya pesan untuk Teheran, jika Anda menyerang kami, kami akan menyerang Anda."
"Tidak ada tempat di Iran yang tidak dapat dijangkau oleh tangan panjang Israel, dan itu berlaku di seluruh Timur Tengah," tegas dia.
Dia mengecam dunia karena "terlalu lama menenangkan Iran", dengan menegaskan penenangan semacam itu "harus diakhiri sekarang".
Netanyahu menegaskan kembali komitmen Israel untuk melanjutkan operasi militernya di Gaza, tempat Israel telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina sejak Oktober lalu.
Dia juga menuntut Hamas untuk "menyerah, meletakkan senjata, dan membebaskan semua sandera."
Pemimpin rezim penjajah Israel itu menegaskan Hamas tidak boleh terlibat di Gaza pascaperang, dan menyebutnya "tidak masuk akal dan menggelikan" bagi kelompok itu untuk memainkan peran di daerah kantong itu setelah perang.
Dia menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan sipil yang damai di daerah kantong Palestina itu. "Kami siap bekerja sama dengan mitra regional dan mitra lainnya untuk mendukung pemerintahan sipil lokal di Gaza," ujar dia.
Netanyahu juga mengumumkan kelanjutan aksi militer di Lebanon, tempat pasukannya telah menewaskan ratusan orang dalam serangan udara besar-besaran pekan ini, dengan mengatakan, "Saya datang ke sini hari ini untuk mengatakan sudah cukup. Kami tidak akan beristirahat sampai warga kami dapat kembali dengan selamat ke rumah mereka."
PM Israel yang terlilit kasus korupsi itu menegaskan kembali bahwa "selama Hizbullah memilih jalan perang, Israel tidak punya pilihan, dan Israel memiliki hak penuh untuk menghilangkan ancaman ini dan mengembalikan warga kami ke rumah mereka dengan selamat."
"Kami akan terus melemahkan Hizbullah hingga semua tujuan kami tercapai," ujar dia.
Dalam pidatonya, Netanyahu juga mengkritik Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan menuduhnya melancarkan "perang diplomatik" terhadap Israel.
Saat Netanyahu naik panggung, sejumlah besar delegasi, termasuk delegasi Indonesia, Turki, dan lainnya meninggalkan aula.
(sya)
tulis komentar anda