Arab Saudi Luncurkan Koalisi Global untuk Mendirikan Negara Palestina
Jum'at, 27 September 2024 - 13:46 WIB
Israel telah membombardir Gaza dan menghancurkannya menjadi puing-puing sejak memulai respons terhadap serangan Hamas 7 Oktober.
Namun, Pangeran Faisal mengatakan perang yang sedang berlangsung di Gaza telah mengakibatkan bencana kemanusiaan yang menghancurkan karena kejahatan Israel di Tepi Barat, Masjid al-Aqsa, dan tempat-tempat suci Muslim dan Kristen lainnya.
Pangeran Faisal juga menekankan bahwa hak untuk membela diri Israel tidak membenarkan pembunuhan puluhan ribu warga sipil, pemindahan paksa, penggunaan kelaparan sebagai alat perang, hasutan, dehumanisasi, dan penyiksaan sistematis yang mencakup kekerasan seksual dan kejahatan lain yang terdokumentasi oleh militer Zionis.
Arab Saudi telah berulang kali mengatakan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa pembentukan Negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Namun, Israel tidak menunjukkan minat untuk melakukannya.
Mayoritas anggota Knesset (Parlemen Israel) justru memberikan suara menentang solusi dua negara, sementara pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara konsisten menolak berkomitmen untuk melakukannya.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada pekan lalu mengatakan bahwa Riyadh tidak akan mengakui Negara Israel tanpa adanya Negara Palestina dan mengutuk keras kejahatan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Kerajaan tidak akan menghentikan kerja kerasnya untuk mendirikan Negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan kami menegaskan bahwa kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa itu,” kata Pangeran Mohammed bin Salman dalam pidatonya di hadapan penasihat Dewan Syura.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Namun, Pangeran Faisal mengatakan perang yang sedang berlangsung di Gaza telah mengakibatkan bencana kemanusiaan yang menghancurkan karena kejahatan Israel di Tepi Barat, Masjid al-Aqsa, dan tempat-tempat suci Muslim dan Kristen lainnya.
Pangeran Faisal juga menekankan bahwa hak untuk membela diri Israel tidak membenarkan pembunuhan puluhan ribu warga sipil, pemindahan paksa, penggunaan kelaparan sebagai alat perang, hasutan, dehumanisasi, dan penyiksaan sistematis yang mencakup kekerasan seksual dan kejahatan lain yang terdokumentasi oleh militer Zionis.
Arab Saudi telah berulang kali mengatakan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa pembentukan Negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Namun, Israel tidak menunjukkan minat untuk melakukannya.
Mayoritas anggota Knesset (Parlemen Israel) justru memberikan suara menentang solusi dua negara, sementara pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara konsisten menolak berkomitmen untuk melakukannya.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada pekan lalu mengatakan bahwa Riyadh tidak akan mengakui Negara Israel tanpa adanya Negara Palestina dan mengutuk keras kejahatan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Kerajaan tidak akan menghentikan kerja kerasnya untuk mendirikan Negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan kami menegaskan bahwa kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa itu,” kata Pangeran Mohammed bin Salman dalam pidatonya di hadapan penasihat Dewan Syura.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(mas)
tulis komentar anda