Hizbullah dan Iran Mengulur Waktu, Israel Sekarat Akibat Seribu Luka
Selasa, 24 September 2024 - 16:48 WIB
Sepekan yang lalu, kabinet keamanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat keputusan untuk memulai pemulangan penduduk ke wilayah utara Israel sebagai “tujuan perang resmi”, BBC melaporkan.
Sekitar 60.000 orang dievakuasi dari wilayah tersebut karena konflik antara Hizbullah dan Israel saat konflik di Jalur Gaza mendekati peringatan satu tahunnya.
Selama parade militer di Teheran pada Sabtu yang memperingati Perang Iran-Irak tahun 1980-1988, Iran memamerkan rudal balistik berbahan bakar padat baru yang dijuluki Jihad (Perang Suci).
Rudal tersebut dilaporkan memiliki jangkauan hingga 1.000 km dan dirancang oleh divisi kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam, Sputnik melaporkan pada Sabtu.
“(Iran) harus segera merespons karena Hizbullah, saya harus katakan Lebanon, bukan hanya Hizbullah, tetapi Lebanon sekarang diserang dengan rudal, yang akan segera dilakukan dengan pasukan darat. Itu dari laporan yang saya terima. Ada pasukan yang datang dari Gaza serta tank-tank yang dikerahkan ke wilayah utara untuk memasuki Lebanon selatan,” ujar analis tersebut.
“Jadi, ini semakin (berisiko) dari hari ke hari. Ini bukan hanya, seperti yang saya katakan, saling balas. Sekarang ini meningkat setiap hari, dan itu menandakan sesuatu yang sangat serius,” papar pakar tersebut.
Dia menjelaskan, “...(konflik) ini dapat meluas karena saya juga melihat kita akan melibatkan Syiah Irak dan, mungkin, Iran dan Yaman.”
“Sekarang yang dikirim Hizbullah hanyalah roket. Mereka belum benar-benar mengerahkan rudal presisi tinggi yang mereka miliki. Dan, mereka mungkin mengerahkan beberapa rudal di sekitar wilayah Haifa. Saya memahami Haifa telah terkena serangan, tetapi semua berita tentang itu telah disensor,” ungkap dia.
Serangkaian serangan misterius terhadap perangkat komunikasi anggota Hizbullah menyebabkan ribuan orang terluka di seluruh Lebanon dan Suriah pada Selasa.
Serangan tersebut menewaskan 37 orang menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, dan diduga merupakan tanggung jawab Mossad, badan intelijen nasional Israel.
Sekitar 60.000 orang dievakuasi dari wilayah tersebut karena konflik antara Hizbullah dan Israel saat konflik di Jalur Gaza mendekati peringatan satu tahunnya.
Selama parade militer di Teheran pada Sabtu yang memperingati Perang Iran-Irak tahun 1980-1988, Iran memamerkan rudal balistik berbahan bakar padat baru yang dijuluki Jihad (Perang Suci).
Rudal tersebut dilaporkan memiliki jangkauan hingga 1.000 km dan dirancang oleh divisi kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam, Sputnik melaporkan pada Sabtu.
“(Iran) harus segera merespons karena Hizbullah, saya harus katakan Lebanon, bukan hanya Hizbullah, tetapi Lebanon sekarang diserang dengan rudal, yang akan segera dilakukan dengan pasukan darat. Itu dari laporan yang saya terima. Ada pasukan yang datang dari Gaza serta tank-tank yang dikerahkan ke wilayah utara untuk memasuki Lebanon selatan,” ujar analis tersebut.
“Jadi, ini semakin (berisiko) dari hari ke hari. Ini bukan hanya, seperti yang saya katakan, saling balas. Sekarang ini meningkat setiap hari, dan itu menandakan sesuatu yang sangat serius,” papar pakar tersebut.
Dia menjelaskan, “...(konflik) ini dapat meluas karena saya juga melihat kita akan melibatkan Syiah Irak dan, mungkin, Iran dan Yaman.”
“Sekarang yang dikirim Hizbullah hanyalah roket. Mereka belum benar-benar mengerahkan rudal presisi tinggi yang mereka miliki. Dan, mereka mungkin mengerahkan beberapa rudal di sekitar wilayah Haifa. Saya memahami Haifa telah terkena serangan, tetapi semua berita tentang itu telah disensor,” ungkap dia.
Serangkaian serangan misterius terhadap perangkat komunikasi anggota Hizbullah menyebabkan ribuan orang terluka di seluruh Lebanon dan Suriah pada Selasa.
Serangan tersebut menewaskan 37 orang menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, dan diduga merupakan tanggung jawab Mossad, badan intelijen nasional Israel.
tulis komentar anda