Hizbullah dan Iran Mengulur Waktu, Israel Sekarat Akibat Seribu Luka

Selasa, 24 September 2024 - 16:48 WIB
Pejuang Hizbullah menggelar latihan di dekat perbatasan. Foto/anadolu
BEIRUT - Pasukan Israel (IDF) mengatakan sekitar 150 roket, rudal, dan proyektil lainnya ditembakkan ke wilayahnya pada Sabtu malam dan Minggu dini hari.

Akibatnya, ribuan warga Israel berlindung di tempat perlindungan bom, sementara rumah-rumah di dekat Haifa hancur.

Israel dan Hizbullah kini telah memasuki tahap konflik yang berlangsung hampir setahun yang menurut laporan hampir menjadi perang besar.



Mengutip militer Israel, The Wall Street Journal melaporkan pada Minggu (22/9/2024) bahwa "puluhan pesawat tempur" menyerang Lebanon selatan pada Sabtu malam hingga Minggu pagi.

Menanggapi serangan terhadap perangkat komunikasi Lebanon, Hizbullah menargetkan Rafael Advanced Defense Systems milik Israel yang merupakan salah satu pengembang sistem pertahanan udara Iron Dome selama akhir pekan.

Hizbullah juga mengatakan mereka menargetkan Pangkalan Udara Ramat David milik Israel di dekat Haifa.

Michael Maloof, mantan analis kebijakan keamanan senior di Kantor Sekretaris Pertahanan, bergabung dengan The Final Countdown Sputnik pada Senin untuk membahas meningkatnya permusuhan antara Israel dan Hizbullah.

“(Mengungsikan orang adalah) masalah utama bagi pemerintah Israel. Itulah sebabnya mereka sekarang memutuskan mengesampingkan Gaza dan mulai memperluas wilayah ke utara karena mereka perlu mencoba membuka kembali wilayah utara tersebut. Karena populasi warga Israel yang semakin tidak puas, banyak dari mereka mengatakan mereka tidak akan pernah kembali. Sekarang, pemerintah Israel harus mencari tempat bagi mereka dan penempatan baru,” jelas Maloof.

Dia menekankan, “Mereka harus membayarnya dan itu menguras ekonomi Israel.”

Sepekan yang lalu, kabinet keamanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat keputusan untuk memulai pemulangan penduduk ke wilayah utara Israel sebagai “tujuan perang resmi”, BBC melaporkan.

Sekitar 60.000 orang dievakuasi dari wilayah tersebut karena konflik antara Hizbullah dan Israel saat konflik di Jalur Gaza mendekati peringatan satu tahunnya.

Selama parade militer di Teheran pada Sabtu yang memperingati Perang Iran-Irak tahun 1980-1988, Iran memamerkan rudal balistik berbahan bakar padat baru yang dijuluki Jihad (Perang Suci).

Rudal tersebut dilaporkan memiliki jangkauan hingga 1.000 km dan dirancang oleh divisi kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam, Sputnik melaporkan pada Sabtu.

“(Iran) harus segera merespons karena Hizbullah, saya harus katakan Lebanon, bukan hanya Hizbullah, tetapi Lebanon sekarang diserang dengan rudal, yang akan segera dilakukan dengan pasukan darat. Itu dari laporan yang saya terima. Ada pasukan yang datang dari Gaza serta tank-tank yang dikerahkan ke wilayah utara untuk memasuki Lebanon selatan,” ujar analis tersebut.

“Jadi, ini semakin (berisiko) dari hari ke hari. Ini bukan hanya, seperti yang saya katakan, saling balas. Sekarang ini meningkat setiap hari, dan itu menandakan sesuatu yang sangat serius,” papar pakar tersebut.

Dia menjelaskan, “...(konflik) ini dapat meluas karena saya juga melihat kita akan melibatkan Syiah Irak dan, mungkin, Iran dan Yaman.”

“Sekarang yang dikirim Hizbullah hanyalah roket. Mereka belum benar-benar mengerahkan rudal presisi tinggi yang mereka miliki. Dan, mereka mungkin mengerahkan beberapa rudal di sekitar wilayah Haifa. Saya memahami Haifa telah terkena serangan, tetapi semua berita tentang itu telah disensor,” ungkap dia.

Serangkaian serangan misterius terhadap perangkat komunikasi anggota Hizbullah menyebabkan ribuan orang terluka di seluruh Lebanon dan Suriah pada Selasa.

Serangan tersebut menewaskan 37 orang menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, dan diduga merupakan tanggung jawab Mossad, badan intelijen nasional Israel.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut peristiwa di Lebanon sebagai tindakan terorisme yang mengerikan dan upaya untuk memicu konflik besar.

“Saya pikir apa yang akan terjadi di sini adalah Hizbullah akan meningkatkan serangan setiap hari sekarang. Rudal mereka sangat dalam, di dalam silo-silo, sekitar 90 kaki,” papar Maloof.

“Dan faktanya adalah mereka belum menerapkannya. Ditambah lagi, Hizbullah punya sejarah penipuan. Mereka ahli dalam hal ini, dan mereka telah melihatnya dari pengalaman mereka dalam perang tahun 2006,” ujar dia.

“Mereka akan memasang peluncur tiruan dan semacamnya, dan memberi kesan di area-area bahwa orang-orang bergerak ke sana kemari. Dan saya akan menambahkan bahwa pager yang meledak, ini adalah, orang-orang yang terkena dampaknya bukanlah militer Hizbullah. Mereka adalah warga sipil yang melakukan perdagangan manusia,” ungkap analis itu.

“Namun ini terpisah dari komunikasi militer. Mereka punya komunikasi militer terpisah dan mereka tidak menggunakan pager,” papar pakar itu.

“(Israel) sekarat karena ribuan luka, dan itu sebenarnya strategi Iran dan Hizbullah untuk mengulur-ulur waktu karena Israel tidak terbiasa dengan pertempuran jangka panjang seperti ini. Dan mereka melihat ekonomi sedang kacau balau. Dan Anda memiliki warga Israel yang sangat tidak puas secara internal dan Anda memiliki perseteruan yang terjadi di dalam pemerintahan. Pada suatu titik, segala sesuatunya akan runtuh selama mereka dapat memperpanjang hal ini,” pungkas Maloof.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More