Houthi Akan Bantu Hizbullah dalam Perang Melawan Israel
Minggu, 22 September 2024 - 16:20 WIB
SANAA - Pemimpin gerakan perlawanan Ansarullah Yaman atau dikenal dengan Houthi mengatakan angkatan bersenjata negaranya akan mendukung pejuang perlawanan Hizbullah Lebanon dalam perang melawan rezim pendudukan Israel.
Houthi menekankan bahwa serangan rudal minggu lalu oleh pasukan Yaman terhadap target militer Israel di dekat Tel Aviv adalah 'berpengaruh.'
"Sikap kami mengenai dukungan berkelanjutan Yaman untuk garis depan perlawanan tetap kokoh dan tak tergoyahkan. Kami berusaha untuk memberikan dukungan yang lebih besar kepada bangsa Palestina. Kami berdiri di sisi semua saudara Muslim kami, pejuang perlawanan Hizbullah serta semua orang yang mencintai kebebasan di dunia,” kata Abdul-Malik al-Houthi dalam pidato yang disiarkan langsung dari ibu kota Yaman, Sana’a, dilansir Press TV.
Ia menambahkan bahwa serangan rudal Yaman yang menghantam target militer Israel di dekat Tel Aviv pada Sabtu 15 merupakan operasi besar dan berpengaruh yang mengguncang musuh Zionis.
Rudal balistik Yaman itu lolos dari intersepsi dan sistem pertahanan Israel. Itu merupakan pencapaian besar dalam hal fase kelima eskalasi untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, kata Houthi.
Ia menggambarkan Amerika Serikat sebagai pecundang utama Revolusi 21 September 2014 terhadap rezim yang didukung Saudi di Yaman, yang menggulingkannya dari kekuasaan.
“Warga Yaman dapat mencapai tujuan utama sebagai hasil dari revolusi, yaitu pemulihan kebebasan dan kemerdekaan. AS, Israel, dan sekutu mereka telah menggunakan segala bentuk agresi terhadap negara kami dalam beberapa tahun terakhir. Agresi terhadap Yaman sejak Revolusi 21 September telah meluas, dengan para agresor melakukan kejahatan paling keji dan mengepung negara itu sepenuhnya,” kata kepala Ansarullah itu.
Seorang pejabat tinggi Yaman telah memberi tahu Amerika Serikat dan Israel bahwa "hari-hari mendatang penuh kejutan."
Ia mencatat bahwa Washington berusaha memulihkan kendalinya atas Yaman melalui tentara bayarannya, menekankan bahwa AS dan pion-pion regionalnya mencoba menduduki dan mengeksploitasi negara itu dan merampas hak-hak warga Yaman; tetapi mereka gagal.
Pemimpin Ansarullah itu mengatakan, sebelum revolusi, duta besar AS untuk Sana'a Matthew Tueller adalah orang yang memiliki pengaruh terbesar di berbagai lembaga resmi dan ia adalah pembuat keputusan pertama.
Ia mengatakan sekarang, rakyat Yaman tidak memiliki keinginan yang didiktekan kepada mereka, baik oleh Amerika, maupun oleh Israel atau agen-agen mereka, dan mereka menikmati kebebasan, kemerdekaan, kebanggaan, dan martabat.
Houthi juga menegaskan kembali dukungan Yaman bagi Palestina dalam menghadapi perang genosida Israel di Jalur Gaza. Ia mengatakan Yaman berusaha untuk lebih meningkatkan dukungan bagi Palestina.
Pemimpin Ansarullah itu juga menunjuk pada perkembangan pertanian di Yaman dan mengatakan negara itu telah mencapai surplus ekspor di banyak tanaman.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Angkatan Bersenjata Yaman menggelar parade militer di Lapangan al-Sabeen di ibu kota Sana'a untuk menandai peringatan 10 tahun Revolusi 21 September dan menyatakan solidaritas dengan negara-negara Palestina dan Lebanon di tengah kekejaman Israel.
Pasukan, yang mengenakan pakaian tradisional Yaman, berbaris melewati podium sambil membawa salinan Al-Qur'an, senjata mereka serta bendera Yaman dan Palestina.
Mereka membawa spanduk dan poster yang menegaskan dukungan kuat bangsa Yaman terhadap front perlawanan Palestina. Pasukan Yaman juga meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.
Houthi menekankan bahwa serangan rudal minggu lalu oleh pasukan Yaman terhadap target militer Israel di dekat Tel Aviv adalah 'berpengaruh.'
"Sikap kami mengenai dukungan berkelanjutan Yaman untuk garis depan perlawanan tetap kokoh dan tak tergoyahkan. Kami berusaha untuk memberikan dukungan yang lebih besar kepada bangsa Palestina. Kami berdiri di sisi semua saudara Muslim kami, pejuang perlawanan Hizbullah serta semua orang yang mencintai kebebasan di dunia,” kata Abdul-Malik al-Houthi dalam pidato yang disiarkan langsung dari ibu kota Yaman, Sana’a, dilansir Press TV.
Ia menambahkan bahwa serangan rudal Yaman yang menghantam target militer Israel di dekat Tel Aviv pada Sabtu 15 merupakan operasi besar dan berpengaruh yang mengguncang musuh Zionis.
Rudal balistik Yaman itu lolos dari intersepsi dan sistem pertahanan Israel. Itu merupakan pencapaian besar dalam hal fase kelima eskalasi untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, kata Houthi.
Ia menggambarkan Amerika Serikat sebagai pecundang utama Revolusi 21 September 2014 terhadap rezim yang didukung Saudi di Yaman, yang menggulingkannya dari kekuasaan.
“Warga Yaman dapat mencapai tujuan utama sebagai hasil dari revolusi, yaitu pemulihan kebebasan dan kemerdekaan. AS, Israel, dan sekutu mereka telah menggunakan segala bentuk agresi terhadap negara kami dalam beberapa tahun terakhir. Agresi terhadap Yaman sejak Revolusi 21 September telah meluas, dengan para agresor melakukan kejahatan paling keji dan mengepung negara itu sepenuhnya,” kata kepala Ansarullah itu.
Seorang pejabat tinggi Yaman telah memberi tahu Amerika Serikat dan Israel bahwa "hari-hari mendatang penuh kejutan."
Ia mencatat bahwa Washington berusaha memulihkan kendalinya atas Yaman melalui tentara bayarannya, menekankan bahwa AS dan pion-pion regionalnya mencoba menduduki dan mengeksploitasi negara itu dan merampas hak-hak warga Yaman; tetapi mereka gagal.
Pemimpin Ansarullah itu mengatakan, sebelum revolusi, duta besar AS untuk Sana'a Matthew Tueller adalah orang yang memiliki pengaruh terbesar di berbagai lembaga resmi dan ia adalah pembuat keputusan pertama.
Ia mengatakan sekarang, rakyat Yaman tidak memiliki keinginan yang didiktekan kepada mereka, baik oleh Amerika, maupun oleh Israel atau agen-agen mereka, dan mereka menikmati kebebasan, kemerdekaan, kebanggaan, dan martabat.
Houthi juga menegaskan kembali dukungan Yaman bagi Palestina dalam menghadapi perang genosida Israel di Jalur Gaza. Ia mengatakan Yaman berusaha untuk lebih meningkatkan dukungan bagi Palestina.
Pemimpin Ansarullah itu juga menunjuk pada perkembangan pertanian di Yaman dan mengatakan negara itu telah mencapai surplus ekspor di banyak tanaman.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Angkatan Bersenjata Yaman menggelar parade militer di Lapangan al-Sabeen di ibu kota Sana'a untuk menandai peringatan 10 tahun Revolusi 21 September dan menyatakan solidaritas dengan negara-negara Palestina dan Lebanon di tengah kekejaman Israel.
Pasukan, yang mengenakan pakaian tradisional Yaman, berbaris melewati podium sambil membawa salinan Al-Qur'an, senjata mereka serta bendera Yaman dan Palestina.
Mereka membawa spanduk dan poster yang menegaskan dukungan kuat bangsa Yaman terhadap front perlawanan Palestina. Pasukan Yaman juga meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.
(ahm)
tulis komentar anda