Mengapa AS Tampak Sangat Menolak Mencari Tahu Dalang Bom Pager di Lebanon?

Jum'at, 20 September 2024 - 20:45 WIB
Pada tahun 2013, Der Spiegel mengungkapkan dokumen internal NSA bahwa badan tersebut–bersama dengan CIA dan FBI–secara rutin dan diam-diam menyadap laptop dan perangkat elektronik lainnya untuk menanamkan alat penyadap di dalamnya sebelum mencapai tujuan.

Telah banyak spekulasi bahwa Israel melakukan sesuatu yang mirip dengan pager dan perangkat lain di Lebanon, hanya saja mereka menanamkan bahan peledak sebagai gantinya.

Pertanyaan yang paling banyak diajukan adalah: di mana dan kapan ini terjadi. "Karena pemahaman saya sendiri tentang bagaimana Israel bekerja di wilayah tersebut dan siapa sekutunya dan boneka Kekaisaran Amerika Serikat, (saya) akan menunjuk jari saya ke UEA, (saya) akan menunjuk jari saya ke Arab Saudi," ungkap Aboukhater.

Dia menekankan, “Dan (saya) akan mempertanyakan area-area yang berpotensi menjadi tempat dipasang dan diberi bahan peledak.”

Pada Rabu, Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby ditanya apakah warga Amerika yang memiliki pager ini perlu khawatir.

Kirby hanya mengatakan dia “tidak punya hal lain untuk ditambahkan” tentang serangan tersebut.

Pada Kamis, sekelompok pakar hak asasi manusia PBB menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran hukum humaniter, dengan menyatakan itu adalah serangan tanpa pandang bulu yang juga melanggar hukum internasional terhadap jebakan peledak yang disamarkan sebagai alat yang tidak berbahaya.

“(Israel) tahu bahwa orang-orang yang membawa pager ini akan menyetir mobil di jalan, pergi ke toko kelontong, berjalan bersama anak-anak. Mereka tahu itu yang terjadi dan mereka, terlepas dari semua itu, secara langsung menyerang penduduk sipil,” ungkap aktivis dan pembawa acara podcast Misty Winston mengatakan kepada The Critical Hour milik Sputnik.

Dia menegaskan, “Cara mereka melakukan ini adalah hal yang sangat mengerikan. Saya pikir kita semua memandang barang elektronik kita sedikit berbeda saat ini.”

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More