Kekurangan Tentara, Israel Gunakan Personel Angkatan Laut sebagai Infanteri
Rabu, 18 September 2024 - 00:01 WIB
TEL AVIV - Kekurangan parah jumlah kombatan dalam pasukan penjajah Israel mendorong Divisi Infanteri Cadangan (Divisi ke-96) membentuk batalion baru personel angkatan laut guna mempersiapkan mereka untuk operasi darat.
Kabar itu diungkap dalam laporan Perusahaan Penyiaran Publik Israel Kan 11.
Inisiatif tersebut berarti personel angkatan laut yang sebelumnya dikecualikan dari dinas cadangan harus menjalani pelatihan infanteri intensif untuk membawa mereka ke tingkat yang membekali mereka untuk operasi darat.
Langkah ini dilakukan karena perang melawan pejuang Palestina di Gaza terus berlanjut dan ancaman meluasnya perang di Lebanon semakin banyak.
"Meskipun banyak pejuang Angkatan Laut telah menjalani pelatihan tempur khusus. Mereka akan menerima pelatihan baru yang mencakup pertempuran perkotaan dan penggunaan senjata infanteri," ungkap laporan tersebut.
Wakil Kepala Staf Israel, Amir Baram, menyetujui tindakan "luar biasa" ini, yang akan dilaksanakan di bawah pengawasan Komando Angkatan Darat.
Laporan tersebut menyatakan militer Israel baru-baru ini mulai menyusun daftar orang-orang yang akan bergabung dengan batalion baru tersebut.
"Pelatihan mereka dijadwalkan akan dimulai sekitar dua bulan lagi," papar laporan itu.
Tentara Israel telah menderita kekurangan tentara selama berbulan-bulan, karena perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, operasi intensif di Tepi Barat yang diduduki, dan konfrontasinya dengan Hizbullah di seberang perbatasan dengan Lebanon.
Pada Juli, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengungkapkan tentara sangat membutuhkan 10.000 tentara tambahan, di tengah laporan tentang "peningkatan signifikan" jumlah perwira yang meminta pensiun dini dari dinas militer.
Gallant mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset bahwa 4.800 tentara dapat direkrut dari anggota komunitas Haredim ultra-Ortodoks, yang biasanya dibebaskan dari dinas militer.
Sebagai akibat dari kekurangan tersebut, pemerintah Israel menyetujui undang-undang pada Juni untuk memperpanjang masa dinas cadangan dengan menaikkan usia pengecualian.
Menurut proposal tersebut, prajurit cadangan non-perwira akan bertugas hingga usia 41 tahun, bukan 40 tahun, sementara perwira akan bertugas hingga usia 46 tahun, bukan 45 tahun.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Kabar itu diungkap dalam laporan Perusahaan Penyiaran Publik Israel Kan 11.
Inisiatif tersebut berarti personel angkatan laut yang sebelumnya dikecualikan dari dinas cadangan harus menjalani pelatihan infanteri intensif untuk membawa mereka ke tingkat yang membekali mereka untuk operasi darat.
Langkah ini dilakukan karena perang melawan pejuang Palestina di Gaza terus berlanjut dan ancaman meluasnya perang di Lebanon semakin banyak.
"Meskipun banyak pejuang Angkatan Laut telah menjalani pelatihan tempur khusus. Mereka akan menerima pelatihan baru yang mencakup pertempuran perkotaan dan penggunaan senjata infanteri," ungkap laporan tersebut.
Wakil Kepala Staf Israel, Amir Baram, menyetujui tindakan "luar biasa" ini, yang akan dilaksanakan di bawah pengawasan Komando Angkatan Darat.
Laporan tersebut menyatakan militer Israel baru-baru ini mulai menyusun daftar orang-orang yang akan bergabung dengan batalion baru tersebut.
"Pelatihan mereka dijadwalkan akan dimulai sekitar dua bulan lagi," papar laporan itu.
Tentara Israel telah menderita kekurangan tentara selama berbulan-bulan, karena perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, operasi intensif di Tepi Barat yang diduduki, dan konfrontasinya dengan Hizbullah di seberang perbatasan dengan Lebanon.
Pada Juli, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengungkapkan tentara sangat membutuhkan 10.000 tentara tambahan, di tengah laporan tentang "peningkatan signifikan" jumlah perwira yang meminta pensiun dini dari dinas militer.
Gallant mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset bahwa 4.800 tentara dapat direkrut dari anggota komunitas Haredim ultra-Ortodoks, yang biasanya dibebaskan dari dinas militer.
Sebagai akibat dari kekurangan tersebut, pemerintah Israel menyetujui undang-undang pada Juni untuk memperpanjang masa dinas cadangan dengan menaikkan usia pengecualian.
Menurut proposal tersebut, prajurit cadangan non-perwira akan bertugas hingga usia 41 tahun, bukan 40 tahun, sementara perwira akan bertugas hingga usia 46 tahun, bukan 45 tahun.
Baca Juga
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(sya)
tulis komentar anda