4 Fakta Menarik Ryan Wesley Routh, dari Pendukung Ukraina dan Dikenal Ayah yang Penyayang

Senin, 16 September 2024 - 10:18 WIB
Ryan Wesley Routh menjadi tersangka upaya pembunuhan Donald Trump. Foto/AP
WASHINGTON - Seorang pria berusia 58 tahun yang ditahan pada Minggu (16/9/2024), Ryan Wesley Routh, terkait dengan dugaan percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump di Florida adalah seorang pekerja lepas yang membangun rumah murah di Hawaii. Dia kerap menggunakan media sosial untuk menyampaikan pendapatnya tentang politik dan kejadian terkini, terkadang mengkritik mantan presiden tersebut.

Ryan Wesley Routh, yang diduga oleh pihak berwenang berencana untuk menyerang mantan presiden tersebut saat ia bermain golf, memposting komentar di akun X yang terhubung dengannya yang merujuk pada percobaan pembunuhan terhadap Trump pada rapat umum bulan Juli di Pennsylvania.

Routh menandai Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, dalam posting terpisah, yang mendorong mereka untuk mengunjungi mereka yang terluka di rapat umum tersebut.



“Anda dan Biden harus mengunjungi orang-orang yang terluka di rumah sakit dari rapat umum Trump dan menghadiri pemakaman petugas pemadam kebakaran yang terbunuh. Trump tidak akan pernah melakukan apa pun untuk mereka,” tulisnya dalam sebuah posting yang ditujukan kepada Harris.

4 Fakta Menarik Ryan Wesley Routh, dari Pendukung Ukraina dan Dikenal Ayah yang Penyayang

1. Pernah Ingin Ikut Berperang di Ukraina

Ryan Wesley Routh, tersangka yang disebutkan oleh media AS terkait dengan upaya pembunuhan Donald Trump, mengatakan kepada New York Times pada tahun 2023 bahwa ia ingin membantu upaya perang di Ukraina, dan berusaha merekrut tentara Afghanistan yang telah melarikan diri dari Taliban.

Dalam wawancara telepon dengan surat kabar tersebut, Routh mengatakan puluhan tentara telah menyatakan minatnya. Ia juga mengatakan bahwa ia berencana untuk memindahkan mereka dari Pakistan dan Iran ke Ukraina, dalam beberapa kasus secara ilegal.

"Kami mungkin dapat membeli beberapa paspor melalui Pakistan, karena itu adalah negara yang sangat korup," katanya.

Routh juga mengatakan kepada NYT pada saat itu bahwa ia berada di Washington untuk bertemu dengan Komisi Keamanan dan Kerja Sama AS di Eropa "selama dua jam" untuk membantu mendorong lebih banyak dukungan bagi Ukraina.

Routh tampaknya telah terlibat dalam upaya perekrutan hingga bulan Juli.

Satu unggahan Facebook dari bulan Juli sebagian berbunyi: "Tentara, tolong jangan panggil saya. Kami masih berusaha agar Ukraina menerima tentara Afganistan dan berharap mendapat jawaban dalam beberapa bulan mendatang... harap bersabar.”
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More