Dikenal Habisi Osama bin Laden, Pasukan Khusus AS Ini Berlatih Melawan China
Jum'at, 13 September 2024 - 09:48 WIB
WASHINGTON - Unit pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), SEAL Team 6, telah berlatih untuk membantu Taiwan jika terjadi invasi China.
Unit elite terkenal karena misi tahun 2011 yang menewaskan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden di Pakistan.
"SEAL Team 6 telah merencanakan dan berlatih untuk konflik Taiwan selama lebih dari setahun di Dam Neck, markas besarnya di Virginia Beach sekitar 250 km di tenggara Washington,” tulis Financial Times dalam laporannya pada hari Kamis, mengutip sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut.
AS telah mengirim beberapa pasukan khusus ke Taiwan dalam beberapa tahun terakhir untuk melatih militer pulau itu melawan kemungkinan serangan dari China.
Tidak ada rincian yang diberikan tentang aktivitas SEAL Team 6 yang “sangat rahasia".
Komando Operasi Khusus AS merujuk pertanyaan apa pun tentang rencana membantu Taiwan ke Pentagon, yang juga menolak mengomentari rincian spesifik.
Sejauh ini, satu-satunya petunjuk tentang rencana AS untuk potensi konflik di sekitar Taiwan datang dari Laksamana Samuel Paparo, kepala Komando Indo-Pasifik, dalam sebuah wawancara bulan Juni.
"Saya ingin mengubah Selat Taiwan menjadi neraka tak berawak dengan menggunakan sejumlah kemampuan rahasia sehingga saya dapat membuat hidup mereka benar-benar sengsara selama sebulan, yang memberi saya waktu untuk sisanya," kata Paparo kepada Washington Post.
Taiwan telah dijalankan oleh keturunan nasionalis China sejak mereka meninggalkan daratan China pada tahun 1949, menyusul kemenangan Komunis dalam perang saudara.
Washington baru mengakui Republik Rakyat China (RRC) pada tahun 1979, memperlakukan pemerintah di Taipei sebagai Republik China untuk sementara waktu.
Meskipun telah secara resmi mengadopsi kebijakan "Satu China", AS mempertahankan hubungan diplomatik dan ekonomi informal dengan Taipei, yang merupakan sumber utama semikonduktor dan chip untuk pasar Barat.
Washington juga telah memasok Taipei dengan senjata, amunisi, dan peralatan untuk menghalau Beijing.
"Taiwan adalah inti dari kepentingan inti China dan garis merah pertama yang tidak boleh dilintasi dalam hubungan China-AS," kata Kedutaan Besar China di Washington, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (13/9/2024).
Kedutaan China mendesak AS untuk berhenti menciptakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan.
Pemerintah AS mengeklaim bahwa Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk melakukan modernisasi guna mencapai kemampuan merebut pulau itu secara paksa pada tahun 2027.
Kebijakan resmi Beijing terhadap Taiwan adalah reintegrasi damai, meskipun China tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan jika pulau itu mendeklarasikan kemerdekaan.
Unit elite terkenal karena misi tahun 2011 yang menewaskan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden di Pakistan.
"SEAL Team 6 telah merencanakan dan berlatih untuk konflik Taiwan selama lebih dari setahun di Dam Neck, markas besarnya di Virginia Beach sekitar 250 km di tenggara Washington,” tulis Financial Times dalam laporannya pada hari Kamis, mengutip sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut.
AS telah mengirim beberapa pasukan khusus ke Taiwan dalam beberapa tahun terakhir untuk melatih militer pulau itu melawan kemungkinan serangan dari China.
Tidak ada rincian yang diberikan tentang aktivitas SEAL Team 6 yang “sangat rahasia".
Komando Operasi Khusus AS merujuk pertanyaan apa pun tentang rencana membantu Taiwan ke Pentagon, yang juga menolak mengomentari rincian spesifik.
Sejauh ini, satu-satunya petunjuk tentang rencana AS untuk potensi konflik di sekitar Taiwan datang dari Laksamana Samuel Paparo, kepala Komando Indo-Pasifik, dalam sebuah wawancara bulan Juni.
"Saya ingin mengubah Selat Taiwan menjadi neraka tak berawak dengan menggunakan sejumlah kemampuan rahasia sehingga saya dapat membuat hidup mereka benar-benar sengsara selama sebulan, yang memberi saya waktu untuk sisanya," kata Paparo kepada Washington Post.
Taiwan telah dijalankan oleh keturunan nasionalis China sejak mereka meninggalkan daratan China pada tahun 1949, menyusul kemenangan Komunis dalam perang saudara.
Washington baru mengakui Republik Rakyat China (RRC) pada tahun 1979, memperlakukan pemerintah di Taipei sebagai Republik China untuk sementara waktu.
Meskipun telah secara resmi mengadopsi kebijakan "Satu China", AS mempertahankan hubungan diplomatik dan ekonomi informal dengan Taipei, yang merupakan sumber utama semikonduktor dan chip untuk pasar Barat.
Washington juga telah memasok Taipei dengan senjata, amunisi, dan peralatan untuk menghalau Beijing.
"Taiwan adalah inti dari kepentingan inti China dan garis merah pertama yang tidak boleh dilintasi dalam hubungan China-AS," kata Kedutaan Besar China di Washington, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (13/9/2024).
Kedutaan China mendesak AS untuk berhenti menciptakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan.
Pemerintah AS mengeklaim bahwa Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk melakukan modernisasi guna mencapai kemampuan merebut pulau itu secara paksa pada tahun 2027.
Kebijakan resmi Beijing terhadap Taiwan adalah reintegrasi damai, meskipun China tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan jika pulau itu mendeklarasikan kemerdekaan.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda