Pakar AS: Jatuhnya Jet Tempur F-16 Ukraina Harusnya Bikin Rusia dan China Takut

Kamis, 12 September 2024 - 12:06 WIB
Pakar keamanan AS berpendapat jatuhnya jet tempur F-16 Ukraina seharusnya membuat Rusia dan China takut karena pesawat itu dalam posisi mengejar rudal Moskow secara agresif. Foto/AP Photo/Efrem Lukatsky
WASHINGTON - Seorang pakar keamanan Amerika Serikat (AS) berpendapat jatuhnya jet tempur F-16 Ukraina seharusnya membuat Rusia dan China takut.

Alasannya, pesawat buatan Amerika itu jatuh saat mengejar rudal jelajah Rusia dan drone buatan Iran di ketinggian rendah—bukti nyata bahwa Angkatan Udara Ukraina menjadi lebih agresif dan cakap.

Dr Rebecca Grant, wakil presiden Lexington Institute, mengatakan peristiwa itu juga menjadi pelajaran penting bagi konflik AS vs China.



Menurutnya, pertempuran udara harian melawan rudal dan pesawat nirawak di atas Ukraina hanyalah sebagian kecil dari apa yang dapat dialami pangkalan dan sekutu AS jika terjadi serangan China.



Dia mengatakan hampir dapat dipastikan pilot F-16 Ukraina yang diidentifikasi sebagai Kolonel Oleksiy "Moonfish" Mes bersikap sangat agresif dalam membela tanah airnya. Rusia telah melancarkan serangan ke Ukraina dengan 127 rudal dan 109 pesawat nirawak serang satu arah pada tanggal 26 Agustus. Mes telah menghancurkan beberapa, dilaporkan sebagai tiga rudal jelajah dan satu pesawat nirawak, menghabiskan empat atau lebih senjata dari jetnya.

"Kehilangan seorang pilot sangat menyakitkan untuk ditanggung, terutama karena ia termasuk di antara mereka yang berjuang demi hak Ukraina untuk memiliki pesawat F-16," kata Anatolii Khrapchynskyi, seorang pilot dan mantan perwira Angkatan Udara Ukraina, kepada New York Times.

Mes masih memiliki senjata yang tersedia, dan beberapa ratus peluru di senapan Gatling 20mm milik F-16.

Drone Shahed 136, misalnya, terbang dengan kecepatan sekitar 115 mph dan relatif rendah, menjadikannya target yang menarik dan rentan bagi pilot pesawat tempur yang terampil.

Risiko meningkat bagi pilot saat mereka terus terlibat di ketinggian yang lebih rendah. Fiksasi target dapat mengalahkan kehati-hatian di saat-saat yang menegangkan ini; bayangkan tekanan saat rudal mengarah ke warga sipil.

"Tragisnya, hilangnya F-16 yang bertempur keras di Ukraina ini juga menunjukkan bahwa Rusia dan China yang seharusnya takit. Inilah alasannya," tulis Grant dalam artikel opini di Fox News,Rabu (11/9/2024).

Dengan F-16, Angkatan Udara Ukraina menjadi lebih agresif dan cakap. Mes memuji avionik canggih F-16 dalam sebuah wawancara November lalu. "[F]-16 sangat lincah. Ia mendorong Anda untuk mengemudikan dengan gaya agresif," katanya kepada seorang pewawancara saat itu.



Pandangan orang dalam dari pengalaman Angkatan Udara yang panjang adalah bahwa kecelakaan seperti ini sering kali menjadi penanda meningkatnya kecakapan tempur di seluruh angkatan, karena pilot-pilot terbaik mendorong F-16 hingga batas maksimalnya. Angkatan Udara AS kehilangan 15-20 F-16 per tahun saat F-16 masih baru. Dan itu dalam pelatihan, bukan pertempuran.

AS dan NATO berkomitmen untuk kekuatan udara bagi Ukraina, akhirnya, dan tidak peduli lagi dengan peringatan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang eskalasi.

Perlu dicatat bahwa ini adalah F-16 yang sangat tangguh, yang disetel oleh Skuadron Perang Elektronik ke-68 Angkatan Udara AS.

Bulan lalu, skuadron tersebut mengatakan telah memprogram ulang subsistem perang elektronik untuk F-16 Ukraina guna melawan gangguan dan pemalsuan Rusia yang terus berkembang.

Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky telah memecat komandan Angkatan Udara setelah insiden tersebut.

Menurut Grant, sekali lagi, hal ini bukan hal yang aneh. Memecat komandan tersebut membangkitkan akuntabilitas.

"Tentu saja, saya masih terkejut bahwa pengambilan keputusan yang lamban oleh tim Presiden Biden menunda kedatangan beberapa F-16 pertama hingga Agustus 2024. Namun, sekarang tidak ada jalan kembali. Pada akhirnya, Angkatan Udara Ukraina akan memiliki sekitar 60-80 F-16 yang dipasok melalui mitra NATO yang telah memutuskan untuk mengabaikan omelan dan ancaman Putin. Ukraina akhirnya dapat mengalahkan Rusia jika dipersenjatai dengan senjata jarak jauh," paparnya.

Kesediaan Ukraina untuk menggunakan—dan kehilangan—F-16 dalam pertempuran memperkuat pertahanan negara itu. Pelajaran tempur khusus dari Ukraina akan berlaku untuk taktik masa depan.

Bagi China, kata Grant, ini masalah taktik dan pencegahan. China dapat menempatkan ratusan pesawat nirawak dan rudal di udara dalam gelombang serangan di sekitar sekutu pulau Pasifik.

Seiring China tumbuh semakin tangguh, ada kecenderungan untuk percaya bahwa Angkatan Udara AS hanya akan berdiri dengan senjata jarak jauh dan pesawat pengebom, menyerahkan pertempuran jarak dekat kepada pesawat nirawak. "Jangan mengandalkannya," tulis Grant.

Hanya dalam satu bulan operasi, beberapa F-16 Ukraina telah menunjukkan bahwa taktik terbaru mengharuskan untuk mendekat untuk mengejar pesawat nirawak dan rudal.

Skenarionya berbeda, tetapi AS dan sekutunya mendapatkan cukup banyak umpan balik taktis dari Ukraina.

Kenyataannya adalah bahwa para perencana Angkatan Udara di Pasifik sedang mempersiapkan diri untuk pertempuran sengit dengan pangkalan-pangkalan yang diserang hebat, yang jenisnya tidak pernah terlihat sejak Perang Dunia II. Dalam keharusan untuk menghalau China, setiap pelajaran tempur dari Ukraina akan membantu.

Pejabat senior AS mengatakan awal bulan ini bahwa mereka tidak yakin F-16 hilang karena insiden "friendly fire" dari sistem pertahanan udara Ukraina selama pertempuran itu. Namun, Angkatan Udara Ukraina akan menyelidikinya.

"Penerbang tidak berspekulasi sebelum penyelidikan penuh selesai, dan saya jamin ini adalah satu laporan kecelakaan yang akan diikuti dengan penuh semangat oleh penerbang NATO mulai dari Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal CQ Brown, yang juga seorang pilot F-16, hingga setiap pilot jet dari Finlandia hingga Turki dan sekitarnya," papar Grant.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More