AS Ogah Kirim Kontraktor untuk Perbaiki Jet Tempur F-16 Ukraina, Takut Jadi Target Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menolak rencana Pentagon untuk mengirim kontraktor Amerika ke Ukraina guna merawat perangkat keras Barat, termasuk jet tempur F-16.
Penolakan pemerintah Biden itu diungkap Wall Street Journal (WSJ), mengutip para pejabat di Washington.
Laporan media itu menyebutkan bahwa perdebatan lama tentang pengerahan warga sipil AS ke Ukraina untuk memperbaiki perangkat keras yang dipasok oleh sekutu-sekutu NATO telah meningkat sejak pengiriman gelombang pertama enam unit jet tempur F-16 ke Ukraina pada akhir Juli.
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mempertimbangkan usulan yang diajukan oleh militer Amerika, tetapi menganggapnya terlalu berisiko, kata para pejabat yang mengetahui diskusi tersebut kepada WSJ.
"Komunitas intelijen menyuarakan kekhawatiran atas prospek Rusia yang menargetkan kontraktor Amerika di Ukraina," kata salah satu pejabat Amerika kepada media tersebut.
Kendati demikian, menurut laporan WSJ, pemerintahan Biden belum mengesampingkan kemungkinan pengiriman kontraktor AS ke Ukraina sepenuhnya, tetapi hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Untuk saat ini, Washington mengharapkan sekutu NATO-nya di Eropa untuk bertanggung jawab atas perawatan jet rancangan AS tersebut.
Belanda, yang bersama dengan Norwegia, Denmark, dan Belgia berjanji untuk memasok lebih dari 80 unit F-16 ke Kyiv, telah mengumumkan bahwa mereka akan mendanai kontrak swasta antara perusahaan perawatan sipil dan Angkatan Udara Ukraina.
"Kami mendukung pemerintah Ukraina secara finansial untuk membuat kontrak tersebut dengan mitra swasta guna melihat apakah mereka dapat menjaga pesawat tersebut tetap beroperasi di masa mendatang," kata Jenderal Onno Eichelsheim, kepala pertahanan Belanda, pada hari Rabu.
Penolakan pemerintah Biden itu diungkap Wall Street Journal (WSJ), mengutip para pejabat di Washington.
Laporan media itu menyebutkan bahwa perdebatan lama tentang pengerahan warga sipil AS ke Ukraina untuk memperbaiki perangkat keras yang dipasok oleh sekutu-sekutu NATO telah meningkat sejak pengiriman gelombang pertama enam unit jet tempur F-16 ke Ukraina pada akhir Juli.
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mempertimbangkan usulan yang diajukan oleh militer Amerika, tetapi menganggapnya terlalu berisiko, kata para pejabat yang mengetahui diskusi tersebut kepada WSJ.
"Komunitas intelijen menyuarakan kekhawatiran atas prospek Rusia yang menargetkan kontraktor Amerika di Ukraina," kata salah satu pejabat Amerika kepada media tersebut.
Kendati demikian, menurut laporan WSJ, pemerintahan Biden belum mengesampingkan kemungkinan pengiriman kontraktor AS ke Ukraina sepenuhnya, tetapi hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Untuk saat ini, Washington mengharapkan sekutu NATO-nya di Eropa untuk bertanggung jawab atas perawatan jet rancangan AS tersebut.
Belanda, yang bersama dengan Norwegia, Denmark, dan Belgia berjanji untuk memasok lebih dari 80 unit F-16 ke Kyiv, telah mengumumkan bahwa mereka akan mendanai kontrak swasta antara perusahaan perawatan sipil dan Angkatan Udara Ukraina.
"Kami mendukung pemerintah Ukraina secara finansial untuk membuat kontrak tersebut dengan mitra swasta guna melihat apakah mereka dapat menjaga pesawat tersebut tetap beroperasi di masa mendatang," kata Jenderal Onno Eichelsheim, kepala pertahanan Belanda, pada hari Rabu.