Mesir Perpanjang Penahanan 59 Penggemar Klub Sepak Bola Al-Ahly karena Dukung Palestina

Selasa, 10 September 2024 - 17:45 WIB
Para pendukung klub sepak bola Al-Ahly mengibarkan bendera Palestina saat pertandingan. Foto/X
KAIRO - Pengadilan Pidana Mesir pada Senin (9/9/2024) memperpanjang penahanan 59 penggemar Al-Ahly selama 45 hari sambil menunggu penyelidikan atas pengibaran bendera Palestina dan nyanyian solidaritas untuk Gaza selama pertandingan sepak bola tim mereka pada Juni.

Keputusan penahanan diperbarui melalui konferensi video dan para penggemar itu tidak menghadiri sidang.

Komite pembela penggemar klub telah berulang kali meminta Jaksa Agung Mohamed Shawky Ayad membebaskan para tahanan yang masih berstatus pelajar, dengan menjelaskan karena penahanan mereka, mereka tidak dapat mengikuti ujian akhir tahun.



Komite pembela juga menjelaskan jika penahanan mereka berlanjut, mereka tidak akan dapat mengikuti ujian tahun ini dan selanjutnya dapat dikeluarkan dari sekolah.

Empat belas pelajar telah dibebaskan sementara 59 orang lainnya masih dalam tahanan.

Sebelumnya, klub olahraga Al Ahly di Mesir menghadapi tekanan yang meningkat untuk memutuskan hubungannya dengan Coca-Cola karena dugaan terkait Israel yang telah melancarkan perang yang menghancurkan di Jalur Gaza sejak Oktober.

Kampanye boikot telah menjadi viral di media sosial sebagai bagian dari gerakan boikot yang lebih besar di Mesir terhadap berbagai bisnis dan merek yang dituduh mendukung serangan gencar Israel di Gaza.

Para penggemar meminta Al Ahly mengakhiri kontraknya dengan raksasa minuman ringan tersebut setelah beredarnya gambar pemain dan logo klub pada kaleng Coca-Cola.

Perusahaan besar lainnya yang terjebak dalam boikot tersebut termasuk Starbucks dan McDonald's.

Kepala perusahaan sepak bola klub Adly Al-Qiai memicu kemarahan di Mesir ketika dia bersikeras dalam video bahwa para pendukung membeli barang-barang klub dengan merek Coca-Cola dan sponsor lainnya karena mereka ingin membantu klub.

Beberapa penggemar klub menyerukan pemboikotan tim, pertandingannya, dan semua kegiatan terkait hingga kontrak klub dengan perusahaan minuman ringan dan Lipton Tea Company dihentikan.

Di bawah tagar #Boycott_Ahly di media sosial, seorang pengguna memposting, "Saya akan berhenti mendukung #Al-Ahly dan semua sponsor yang terkait dengannya secara permanen… Saudara-saudara saya (di Gaza) lebih penting bagi saya daripada Anda".

Menggunakan tagar yang sama, pengguna lain berkata, "Kami tetap diam saat anak-anak tertidur, bukan saat mereka dibunuh."

Middle East Eye menghubungi Coca-Cola Mesir untuk mengomentari kampanye pemboikotan tersebut tetapi tidak mendapat tanggapan hingga saat berita dipublikasikan.

Al-Qiai mengatakan kepada media Mesir, "Ini adalah kampanye yang ditargetkan, dan saya tahu siapa yang berada di baliknya… Saya tidak akan mendengarkan kritik ini. Al Ahly tidak perlu membela diri karena ini adalah klub patriotik yang setia pada negara."

Seorang sumber di kantor media klub Al-Ahly, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada MEE bahwa kesepakatan antara klub Al-Ahly dan Coca-Cola ditandatangani sebelum perang Israel saat ini, dan pembatalan apa pun dari pihak klub akan mengakibatkan hukuman.

“Coca-Cola terus menjadi salah satu sponsor utama klub,” ujar dia.

Nilai kontrak dengan perusahaan minuman ringan tersebut belum diungkapkan.

Al Ahly memiliki basis penggemar yang besar di Gaza, yang hanya berjarak 348 km dari markas klub di ibu kota Mesir.

Klub tersebut merupakan klub tersukses di Mesir dan Afrika serta tahun ini telah memenangkan gelar Juara Afrika ke-11 dan gelar Liga Premier Mesir ke-43. Klub tersebut juga telah terpilih sebagai Klub Afrika Abad Ini.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More