6 Sinyal Kekalahan Ukraina, dari Banyak Tentara Disersi hingga Moral yang Rendah

Minggu, 08 September 2024 - 21:10 WIB
"Mereka pergi ke posisi itu sekali dan jika mereka selamat, mereka tidak akan pernah kembali. Mereka meninggalkan posisi mereka, menolak untuk berperang, atau mencoba mencari cara untuk meninggalkan tentara," tambahnya.

2. Tentara Dipaksa Pergi ke Medan Perang



Foto/AP

Tidak seperti mereka yang menjadi sukarelawan di awal perang, banyak rekrutan baru tidak punya pilihan untuk memasuki konflik. Mereka dipanggil setelah undang-undang mobilisasi baru Ukraina mulai berlaku pada musim semi dan tidak dapat pergi secara sah sampai setelah pemerintah memberlakukan demobilisasi, kecuali mereka mendapat izin khusus untuk melakukannya.

Namun, masalah disiplin jelas sudah dimulai jauh sebelum ini. Ukraina mengalami masa yang sangat sulit selama musim dingin dan musim semi lalu. Penundaan selama berbulan-bulan dalam mendapatkan bantuan militer AS ke negara itu menyebabkan kekurangan amunisi yang kritis dan kemerosotan moral yang besar.

3. Kekurangan Logistik Perang



Foto/AP

Beberapa tentara mengatakan kepada CNN pada saat itu bahwa mereka sering kali menemukan diri mereka dalam posisi yang baik, dengan pandangan yang jelas tentang musuh yang mendekat dan tidak ada peluru artileri untuk ditembakkan. Beberapa berbicara tentang perasaan bersalah karena tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai untuk unit infanteri mereka.

“Hari-hari terasa panjang, mereka tinggal di ruang istirahat, bertugas sepanjang waktu dan jika mereka tidak dapat menembak, Rusia memiliki keuntungan, mereka mendengar pasukan Rusia maju dan mereka tahu bahwa jika mereka melepaskan tembakan, hal itu tidak akan terjadi,” kata Andryi Horetskyi, seorang perwira militer Ukraina yang unitnya kini bertempur di Chasiv Yar, titik panas garis depan timur lainnya.

Serhiy Tsehotskiy, seorang perwira dari Brigade Infanteri Bermotor Terpisah ke-59, mengatakan kepada CNN bahwa unit tersebut mencoba merotasi tentara masuk dan keluar setiap tiga hingga empat hari. Namun, pesawat tanpa awak, yang jumlahnya terus bertambah selama perang, dapat membuat hal itu terlalu berbahaya, sehingga memaksa tentara untuk tinggal lebih lama. “Rekornya adalah 20 hari,” katanya.

Seorang wanita dari daerah Pokrovsk menaiki kereta evakuasi di tengah terus majunya pasukan Rusia menuju kota tersebut.

4. Banyak Tentara yang Disersi dan Membelot

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More