Perang Teknologi Berimbas Buruk pada Mahasiswa China di Belanda

Kamis, 05 September 2024 - 17:15 WIB
Terjebak dalam perang teknologi AS-China, Belanda menghadapi situasi sulit. Pada tahun 2019, AS mendesak pemerintah Belanda untuk menghentikan ekspor peralatan litografi ultraviolet ekstrem (EUV) ke China karena paten penting untuk sistem EUV.

Tanpa litografi EUV, pembuat chip China hanya dapat memproduksi chip 7 nanometer, tidak seperti perusahaan Taiwan dan Korea yang memproduksi chip 2-3 nm.

Beijing ingin mahasiswa China di luar negeri, termasuk yang berada di Belanda, untuk mempelajari teknologi chip Barat dan membawanya kembali ke China.

Seorang kolumnis yang berbasis di Henan mencatat bahwa teknologi EUV ASML sangat dibutuhkan oleh China, dan AS menekan Belanda untuk memblokirnya.

Kolumnis itu menyoroti bahwa Belanda telah membatasi penerimaan dan kursus mahasiswa China, menjadikan mereka korban yang tidak disengaja dari perang teknologi AS-China.

Dia mengeklaim AS mengganggu kerja sama global dalam bidang pendidikan dan penyaluran bakat dengan kedok keamanan nasional.



Yang Rong, kolumnis di Guancha.cn, berpendapat bahwa AS menekan sektor semikonduktor China dengan melibatkan universitas yang didukung ASML dalam perang chip AS-China.

Dia menambahkan bahwa penyaringan mahasiswa China di Belanda mencerminkan interogasi dan pemulangan mahasiswa China yang "tidak beralasan" di AS.

Dia menyoroti bahwa meski AS mengeluarkan lebih banyak visa pelajar untuk mahasiswa China pada tahun 2023, hanya 290.000 mahasiswa China yang belajar di AS tahun lalu, turun 20 persen dari 370.000 di tahun 2019.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More