Ini Pesan Menyentuh Paus Fransiskus untuk Israel dan Palestina
Selasa, 03 September 2024 - 14:58 WIB
Paus Fransiskus menyebut jika dalam Alkitab, “Pangeran Damai ditentang oleh ‘Pangeran dunia ini’ (Yoh 12:31), yang, dengan menabur benih kematian, bersekongkol melawan Tuhan, ‘pencinta kehidupan’.”
Paus Fransiskus berkata, “Kita melihat ini terjadi di Betlehem, di mana kelahiran Yesus Sang Juru Selamat diikuti oleh pembantaian orang-orang tak berdosa.”
Hal yang sama terjadi saat ini, dia mencatat “Betapa banyak orang tak berdosa yang dibantai di dunia kita! Di dalam rahim ibu mereka, dalam pengembaraan yang dilakukan dalam keputusasaan dan pencarian harapan, dalam kehidupan semua anak kecil yang masa kecilnya telah hancur karena perang. Mereka adalah Yesus kecil hari ini. Masa kanak-kanak mereka dihancurkan oleh perang.”
Dikutip dari American Magazine, dia mengimbau orang-orang untuk berdoa dan bekerja demi perdamaian dalam sedikitnya sepuluh situasi konflik di seluruh dunia, termasuk Ukraina, Republik Demokratik Kongo, dan Sudan Selatan.
Kemudian dalam kecaman terhadap perang sebagai cara untuk mencoba menyelesaikan masalah di dunia saat ini, Paus Fransiskus berkata, “Mengatakan ‘ya’ kepada Pangeran Perdamaian berarti mengatakan ‘tidak’ kepada perang, kepada setiap perang, kepada pola pikir perang itu sendiri, sebuah perjalanan tanpa tujuan, kekalahan tanpa pemenang, sebuah kebodohan yang tidak dapat dimaafkan."
Dia menambahkan, “Mengatakan 'tidak' kepada perang berarti mengatakan 'tidak' kepada persenjataan,” karena “Hati manusia lemah dan impulsif; jika kita menemukan instrumen kematian di tangan kita, cepat atau lambat kita akan menggunakannya.”
Sejak menjadi pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus telah berfokus pada situasi kemiskinan dan kelaparan di dunia, serta perdagangan manusia dan krisis kemanusiaan akibat migrasi. Dari situlah dirinya sangat peduli jika terjadi tragedi kemanusiaan di mana pun.
Paus Fransiskus berkata, “Kita melihat ini terjadi di Betlehem, di mana kelahiran Yesus Sang Juru Selamat diikuti oleh pembantaian orang-orang tak berdosa.”
Hal yang sama terjadi saat ini, dia mencatat “Betapa banyak orang tak berdosa yang dibantai di dunia kita! Di dalam rahim ibu mereka, dalam pengembaraan yang dilakukan dalam keputusasaan dan pencarian harapan, dalam kehidupan semua anak kecil yang masa kecilnya telah hancur karena perang. Mereka adalah Yesus kecil hari ini. Masa kanak-kanak mereka dihancurkan oleh perang.”
Dikutip dari American Magazine, dia mengimbau orang-orang untuk berdoa dan bekerja demi perdamaian dalam sedikitnya sepuluh situasi konflik di seluruh dunia, termasuk Ukraina, Republik Demokratik Kongo, dan Sudan Selatan.
Kemudian dalam kecaman terhadap perang sebagai cara untuk mencoba menyelesaikan masalah di dunia saat ini, Paus Fransiskus berkata, “Mengatakan ‘ya’ kepada Pangeran Perdamaian berarti mengatakan ‘tidak’ kepada perang, kepada setiap perang, kepada pola pikir perang itu sendiri, sebuah perjalanan tanpa tujuan, kekalahan tanpa pemenang, sebuah kebodohan yang tidak dapat dimaafkan."
Dia menambahkan, “Mengatakan 'tidak' kepada perang berarti mengatakan 'tidak' kepada persenjataan,” karena “Hati manusia lemah dan impulsif; jika kita menemukan instrumen kematian di tangan kita, cepat atau lambat kita akan menggunakannya.”
Sejak menjadi pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus telah berfokus pada situasi kemiskinan dan kelaparan di dunia, serta perdagangan manusia dan krisis kemanusiaan akibat migrasi. Dari situlah dirinya sangat peduli jika terjadi tragedi kemanusiaan di mana pun.
(mas)
tulis komentar anda