Seorang Bocah Tak Sengaja Hancurkan Guci 3.500 Tahun di Museum Israel
Kamis, 29 Agustus 2024 - 14:25 WIB
TEL AVIV - Seorang bocah laki-laki yang sedang berkunjung ke sebuah museum di Israel tak sengaja menjatuhkan guci berusia 3.500 tahun, hingga relik itu hancur.
"Ada beberapa kasus di mana barang-barang pajangan sengaja dirusak, dan kasus seperti itu ditangani dengan sangat serius, termasuk melibatkan polisi," kata Lihi Laszlo, petugas dari Museum Hecht kepada BBC, yang dilansir Kamis (29/8/2024).
"Namun, dalam kasus ini, situasinya tidak seperti itu," lanjut Laszlo, yang menjelaskan insiden itu terjadi Jumat pekan lalu.
"Guci itu tak sengaja dirusak oleh seorang anak kecil yang sedang mengunjungi museum, dan akan ada tindakan yang sesuai."
Guci tersebut berasal dari Zaman Perunggu, antara tahun 2200 hingga 1500 Sebelum Masehi (SM)—sebelum masa King David dan Solomon (yang juga dikenal sebagai Nabi Daud dan Nabi Sulaiman)—dan masih utuh, sehingga menjadikannya temuan langka dan artefak berharga.
Para pakar berspekulasi bahwa guci tersebut kemungkinan berisi persediaan lokal, seperti anggur dan minyak zaitun.
Museum yang terletak di Haifa tersebut memajang guci langka itu di dekat pintu masuk dan tanpa perlindungan untuk menunjukkan karya tersebut "tanpa penghalang".
Anak laki-laki berusia empat tahun itu menarik guci tersebut untuk mencari tahu apa yang ada di dalamnya, dan hal itu menyebabkannya jatuh dan hancur berkeping-keping.
Museum segera menunjuk seorang spesialis konservasi untuk memulihkan guci tersebut, yang akan dikembalikan ke tempatnya di dekat pintu masuk depan setelah selesai.
Museum tersebut bersikeras bahwa guci kuno itu juga akan dikembalikan tanpa penghalang kaca atau apa pun.
Museum-museum Israel tidak asing dengan insiden yang menghancurkan karya-karya yang tak ternilai harganya.
Contoh pada Oktober tahun lalu, seorang turis Amerika Serikat diduga memecahkan sebuah patung di Museum Israel di Yerusalem. Turis itu diduga menghancurkan sepasang patung Romawi yang berasal dari Abad ke-2 karena "bertentangan dengan Taurat".
Namun, pengacaranya membantah bahwa kliennya telah bertindak karena "fanatisme agama".
Satu patung menggambarkan Athena, putri Zeus, dan yang lainnya menggambarkan seekor griffin yang memegang roda takdir dewa Romawi Nemesis, menurut laporan The Times of Israel.
Polisi menangkap turis itu di tempat kejadian, dan hanya mengidentifikasinya sebagai turis Yahudi Amerika berusia 40 tahun.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
"Ada beberapa kasus di mana barang-barang pajangan sengaja dirusak, dan kasus seperti itu ditangani dengan sangat serius, termasuk melibatkan polisi," kata Lihi Laszlo, petugas dari Museum Hecht kepada BBC, yang dilansir Kamis (29/8/2024).
"Namun, dalam kasus ini, situasinya tidak seperti itu," lanjut Laszlo, yang menjelaskan insiden itu terjadi Jumat pekan lalu.
"Guci itu tak sengaja dirusak oleh seorang anak kecil yang sedang mengunjungi museum, dan akan ada tindakan yang sesuai."
Guci tersebut berasal dari Zaman Perunggu, antara tahun 2200 hingga 1500 Sebelum Masehi (SM)—sebelum masa King David dan Solomon (yang juga dikenal sebagai Nabi Daud dan Nabi Sulaiman)—dan masih utuh, sehingga menjadikannya temuan langka dan artefak berharga.
Para pakar berspekulasi bahwa guci tersebut kemungkinan berisi persediaan lokal, seperti anggur dan minyak zaitun.
Museum yang terletak di Haifa tersebut memajang guci langka itu di dekat pintu masuk dan tanpa perlindungan untuk menunjukkan karya tersebut "tanpa penghalang".
Anak laki-laki berusia empat tahun itu menarik guci tersebut untuk mencari tahu apa yang ada di dalamnya, dan hal itu menyebabkannya jatuh dan hancur berkeping-keping.
Museum segera menunjuk seorang spesialis konservasi untuk memulihkan guci tersebut, yang akan dikembalikan ke tempatnya di dekat pintu masuk depan setelah selesai.
Museum tersebut bersikeras bahwa guci kuno itu juga akan dikembalikan tanpa penghalang kaca atau apa pun.
Museum-museum Israel tidak asing dengan insiden yang menghancurkan karya-karya yang tak ternilai harganya.
Contoh pada Oktober tahun lalu, seorang turis Amerika Serikat diduga memecahkan sebuah patung di Museum Israel di Yerusalem. Turis itu diduga menghancurkan sepasang patung Romawi yang berasal dari Abad ke-2 karena "bertentangan dengan Taurat".
Namun, pengacaranya membantah bahwa kliennya telah bertindak karena "fanatisme agama".
Satu patung menggambarkan Athena, putri Zeus, dan yang lainnya menggambarkan seekor griffin yang memegang roda takdir dewa Romawi Nemesis, menurut laporan The Times of Israel.
Polisi menangkap turis itu di tempat kejadian, dan hanya mengidentifikasinya sebagai turis Yahudi Amerika berusia 40 tahun.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(mas)
tulis komentar anda