China Berang Latihan Militernya 'Diintip' Pesawat Mata-mata AS
Rabu, 26 Agustus 2020 - 11:24 WIB
BEIJING - Beijing telah mengajukan "protes tegas" kepada Washington, menuduhnya mengirim pesawat pengintai U-2 ke zona larangan terbang saat militer China melakukan latihan militer tembakan langsung. Peristiwa terbaru ini meningkatkan ketegangan yang sudah terjadi antara Beijing dan Washington.
China telah lama mengecam aktivitas pengawasan Amerika Serikat (AS) , sementaraWashington mengeluhkan pencegatan yang "tidak aman" oleh pesawat Beijing. Sementara misi semacam itu terjadi secara teratur, bagi China untuk membicarakannya di depan umum adalah hal yang tidak biasa.
Kementerian Pertahanan China mengatakan pesawat mata-mata U-2 AS terbang tanpa izin di atas zona larangan terbang di wilayah militer utara tempat latihan tembak langsung berlangsung. Tindakan itu sangat mengganggu aktivitas latihan normal.(Baca: Jet Tempur Rusia dan Pesawat Pengintai AS Terlibat Insiden di Laut Hitam )
Menurut Kementerian Pertahanan China aksi ini bisa menimbulkan kesalahpahaman, kesalahana penilaian atau insiden tidak terduga.
"Itu adalah tindakan provokasi telanjang, dan China dengan tegas menentangnya, dan telah mengajukan pernyataan tegas dengan pihak AS," kata Kementerian Pertahanan China seperti dilansir dari Reuters, Rabu (26/8/2020).
Meskipun China tidak mengatakan secara pasti di mana insiden itu terjadi, China saat ini sedang melakukan latihan di Laut Bohai. Latihan lain juga terjadi di Laut Kuning dan Laut China Selatan.
"China menuntut pihak AS segera menghentikan perilaku provokatif semacam ini dan mengambil langkah nyata untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," tambah kementerian itu.
Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan penerbangan U-2 dilakukan di wilayah Indo-Pasifik dan itu dalam aturan serta regulasi internasional yang diterima yang mengatur penerbangan pesawat.
"Personel Angkatan Udara Pasifik akan terus terbang dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional, pada waktu dan tempo yang kami pilih," kata militer AS dalam pernyataan itu.(Baca: Trump Sebut China sebagai Penipu Ulung )
Pesawat U-2 dapat terbang di ketinggian lebih dari 70.000 kaki dan melakukan aktivitas pengintaian dari jauh dan tidak harus memasuki zona larangan terbang.
Hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk dalam segala hal mulai dari perdagangan dan hak asasi manusia hingga apa yang dilihat AS sebagai langkah agresif oleh angkatan bersenjata China, terutama di Laut China Selatan yang disengketakan dan di sekitar Taiwan yang diklaim China.
Pada bulan April 2001, penyergapan pesawat mata-mata AS oleh jet tempur China mengakibatkan tabrakan yang menewaskan pilot China dan memaksa pesawat AS untuk melakukan pendaratan darurat di sebuah pangkalan di pulau Hainan di China selatan.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
China telah lama mengecam aktivitas pengawasan Amerika Serikat (AS) , sementaraWashington mengeluhkan pencegatan yang "tidak aman" oleh pesawat Beijing. Sementara misi semacam itu terjadi secara teratur, bagi China untuk membicarakannya di depan umum adalah hal yang tidak biasa.
Kementerian Pertahanan China mengatakan pesawat mata-mata U-2 AS terbang tanpa izin di atas zona larangan terbang di wilayah militer utara tempat latihan tembak langsung berlangsung. Tindakan itu sangat mengganggu aktivitas latihan normal.(Baca: Jet Tempur Rusia dan Pesawat Pengintai AS Terlibat Insiden di Laut Hitam )
Menurut Kementerian Pertahanan China aksi ini bisa menimbulkan kesalahpahaman, kesalahana penilaian atau insiden tidak terduga.
"Itu adalah tindakan provokasi telanjang, dan China dengan tegas menentangnya, dan telah mengajukan pernyataan tegas dengan pihak AS," kata Kementerian Pertahanan China seperti dilansir dari Reuters, Rabu (26/8/2020).
Meskipun China tidak mengatakan secara pasti di mana insiden itu terjadi, China saat ini sedang melakukan latihan di Laut Bohai. Latihan lain juga terjadi di Laut Kuning dan Laut China Selatan.
"China menuntut pihak AS segera menghentikan perilaku provokatif semacam ini dan mengambil langkah nyata untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," tambah kementerian itu.
Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan penerbangan U-2 dilakukan di wilayah Indo-Pasifik dan itu dalam aturan serta regulasi internasional yang diterima yang mengatur penerbangan pesawat.
"Personel Angkatan Udara Pasifik akan terus terbang dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional, pada waktu dan tempo yang kami pilih," kata militer AS dalam pernyataan itu.(Baca: Trump Sebut China sebagai Penipu Ulung )
Pesawat U-2 dapat terbang di ketinggian lebih dari 70.000 kaki dan melakukan aktivitas pengintaian dari jauh dan tidak harus memasuki zona larangan terbang.
Hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk dalam segala hal mulai dari perdagangan dan hak asasi manusia hingga apa yang dilihat AS sebagai langkah agresif oleh angkatan bersenjata China, terutama di Laut China Selatan yang disengketakan dan di sekitar Taiwan yang diklaim China.
Pada bulan April 2001, penyergapan pesawat mata-mata AS oleh jet tempur China mengakibatkan tabrakan yang menewaskan pilot China dan memaksa pesawat AS untuk melakukan pendaratan darurat di sebuah pangkalan di pulau Hainan di China selatan.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(ber)
tulis komentar anda