Israel Klaim Gagalkan Serangan Besar-besaran Hizbullah, Nasrallah Sebut Zionis Bohong
Selasa, 27 Agustus 2024 - 07:20 WIB
TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengeklaim pasukan Zionis sukses menggagalkan serangan roket dan drone besar-besaran Hizbullah pada hari Minggu. Namun, klaim itu disangkal pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Gallant mengatakan serangan besar-besaran Hizbullah digagalkan hanya beberapa menit sebelum dimulai pagi itu.
"Kami telah mengganggu keseimbangan Hizbullah, dan rencana mereka telah gagal," kata Gallant saat berkunjung ke pusat komando Direktorat Operasi Angkatan Darat Israel.
"Serangan pagi itu mengirimkan pesan yang jelas ke kawasan tersebut: kami bertekad untuk menyingkirkan ancaman apa pun, di garis depan mana pun, kapan pun," katanya.
Menurutnya, perlu adanya pandangan yang komprehensif tentang medan perang untuk mencapai tujuan di utara dan selatan--mengacu pada perang di Jalur Gaza dan di perbatasan Lebanon.
"Musuh berencana untuk meluncurkan ratusan roket ke komunitas utara. Tindakan pencegahan berarti bahwa lebih dari lima puluh persen, mungkin dua pertiga dari roket tersebut tidak diluncurkan," kata Gallant.
Sementara itu, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan dalam sebuah pengarahan di markas besar Kementerian Pertahanan: “Kami bertekad untuk mengubah realitas keamanan di wilayah utara sehingga penduduk dapat kembali ke rumah mereka dengan aman."
“Pagi itu, kami menggagalkan serangan besar Hizbullah terhadap Israel, dan kami bertekad untuk terus bekerja melindungi warga Israel di mana pun,” imbuhnya.
Sebaliknya, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengumumkan keberhasilan respons militernya terhadap pembunuhan komandan senior kelompoknya, Fuad Shukr, oleh Israel.
Nasrallah mengatakan klaim Zionis telah menggagalkan serangan besar Hizbullah adalah bohong.
"Kami mengidentifikasi pangkalan Glilot sebagai target utama operasi kami. Pangkalan itu menampung Unit 8200, yang bertanggung jawab atas kegiatan penyadapan dan spionase, dan terletak 110 kilometer dari perbatasan Lebanon dan hanya 1.500 meter dari Tel Aviv," katanya dalam pidato di televisi.
"Data kami menunjukkan bahwa sejumlah besar pesawat nirawak mencapai target yang ditentukan, tetapi musuh, seperti biasa, tetap merahasiakannya," paparnya.
Pada Minggu pagi, Hizbullah mengumumkan telah meluncurkan serangan lebih dari 300 roket dan drone ke Israel. Namun, Israel juga mengumumkan telah meluncurkan serangan pendahuluan ke Lebanon dengan mengerahkan sekitar 100 jet tempur dan mengeklaim berhasil mencegah Hizbullah melancarkan serangan lebih besar.
Nasrallah menekankan bahwa tidak ada platform kelompok perlawanan yang diserang sebelum operasi dimulai. "[Kelompok] perlawanan meluncurkan 340 roket, diikuti dengan peluncuran banyak pesawat nirawak yang berhasil meskipun ada serangan udara. Tidak ada satu pun platform peluncur yang mengalami kerusakan, baik sebelum maupun sesudah operasi," katanya, seperti dikutip Middle East Monitor, Selasa (27/8/2024).
Gallant mengatakan serangan besar-besaran Hizbullah digagalkan hanya beberapa menit sebelum dimulai pagi itu.
"Kami telah mengganggu keseimbangan Hizbullah, dan rencana mereka telah gagal," kata Gallant saat berkunjung ke pusat komando Direktorat Operasi Angkatan Darat Israel.
"Serangan pagi itu mengirimkan pesan yang jelas ke kawasan tersebut: kami bertekad untuk menyingkirkan ancaman apa pun, di garis depan mana pun, kapan pun," katanya.
Menurutnya, perlu adanya pandangan yang komprehensif tentang medan perang untuk mencapai tujuan di utara dan selatan--mengacu pada perang di Jalur Gaza dan di perbatasan Lebanon.
"Musuh berencana untuk meluncurkan ratusan roket ke komunitas utara. Tindakan pencegahan berarti bahwa lebih dari lima puluh persen, mungkin dua pertiga dari roket tersebut tidak diluncurkan," kata Gallant.
Sementara itu, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan dalam sebuah pengarahan di markas besar Kementerian Pertahanan: “Kami bertekad untuk mengubah realitas keamanan di wilayah utara sehingga penduduk dapat kembali ke rumah mereka dengan aman."
“Pagi itu, kami menggagalkan serangan besar Hizbullah terhadap Israel, dan kami bertekad untuk terus bekerja melindungi warga Israel di mana pun,” imbuhnya.
Sebaliknya, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengumumkan keberhasilan respons militernya terhadap pembunuhan komandan senior kelompoknya, Fuad Shukr, oleh Israel.
Nasrallah mengatakan klaim Zionis telah menggagalkan serangan besar Hizbullah adalah bohong.
"Kami mengidentifikasi pangkalan Glilot sebagai target utama operasi kami. Pangkalan itu menampung Unit 8200, yang bertanggung jawab atas kegiatan penyadapan dan spionase, dan terletak 110 kilometer dari perbatasan Lebanon dan hanya 1.500 meter dari Tel Aviv," katanya dalam pidato di televisi.
"Data kami menunjukkan bahwa sejumlah besar pesawat nirawak mencapai target yang ditentukan, tetapi musuh, seperti biasa, tetap merahasiakannya," paparnya.
Pada Minggu pagi, Hizbullah mengumumkan telah meluncurkan serangan lebih dari 300 roket dan drone ke Israel. Namun, Israel juga mengumumkan telah meluncurkan serangan pendahuluan ke Lebanon dengan mengerahkan sekitar 100 jet tempur dan mengeklaim berhasil mencegah Hizbullah melancarkan serangan lebih besar.
Nasrallah menekankan bahwa tidak ada platform kelompok perlawanan yang diserang sebelum operasi dimulai. "[Kelompok] perlawanan meluncurkan 340 roket, diikuti dengan peluncuran banyak pesawat nirawak yang berhasil meskipun ada serangan udara. Tidak ada satu pun platform peluncur yang mengalami kerusakan, baik sebelum maupun sesudah operasi," katanya, seperti dikutip Middle East Monitor, Selasa (27/8/2024).
(mas)
tulis komentar anda