Donald Trump Tebar Harapan dan Optimisme untuk Amerika

Rabu, 26 Agustus 2020 - 07:13 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump melambaikan tangan kepada para delegasi seusai berpidato padahari pertama Konvensi Nasional Partai Republik 2020 di Charlotte, North Carolina, Senin (24/8) waktu AS. Foto/Reuters
WASHINGTON - Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) akan dihelat pada awal November mendatang. Namun, suasana di negeri Paman Sam masih belum kondusif. Suasana mencekam akibat tindakan vandalisme dan penjarahan masih berlangsung di negara-negara bagian yang dikuasai oleh Partai Demokrat AS.

Di tengah situasi yang masih tak menentu tersebut, Partai Republik menginginkan Presiden Donald Trump terus menghadirkan kebijakan yang penuh optimisme dan harapan agar bisa mengalahkan Partai Demokrat pada pemilu presiden mendatang. Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) pada Senin (24/8) malam waktu AS secara bulat memutuskan mengusung kembali Donald Trump dan Mike Pence sebagai calon presiden dan wakil presiden AS pada pemilu mendatang. (Baca: Pengamat Ungkap Alasan Biden Bisa Jegal Trump di Pilpres AS)

Untuk mendukung strategi optimisme dan membawa harapan, penasihat senior tim sukses Trump, Jason Miller, mengatakan Trump akan menyampaikan berbagai topik yang berbeda di setiap segmen. “Kampanye Trump akan memiliki nada yang optimistis dan bersemangat dibandingkan Joe Biden yang penuh drama,” katanya dilansir CNN.

Dia membandingkan Konvensi Partai Nasional Republik dengan Konvensi Partai Demokrat yang dinilai cenderung sebagai festival yang dipenuhi dengan kesedihan dan kedukaan. RNC, kata dia, akan fokus pada prestasi selama empat tahun berkuasa dan visi pemerintahan periode kedua. “RNC akan menunjukkan siapa pendukung Trump sebenarnya dan apa pendukung Trump ,” kata Miller.



Partai Republik juga menginginkan perubahan itu bisa menjadi pemicu untuk meningkatkan simpati dari publik AS. Meskipun menghadapi pandemi dan resesi ekonomi yang menyebabkan negara adidaya itu menghadapi berbagai tantangan, namun Donald Trump berhasil menambah 4,8 juta lapangan kerja bagi warga AS hingga Juli 2020. Tak hanya itu, kebijakan-kebijakan presiden yang dikenal kerap berbicara kasar itu mendapat respons positif dari pasar keuangan dan pasar saham. Sektor yang diandalkan oleh Trump sebagai penggerak ekonomi domestik AS, selain sektor manufaktur. (Baca juga: Rusia Rilis Video ledakan Tasr Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad)

Para pakar strategi Partai Republik meyakini Konvensi Nasional Partai Republik akan memberikan kesempatan bagi Trump untuk menunjukkan momentum untuk bisa berkompetisi dengan rivalnya dari Partai Demokrat Joe Biden. Sebab, berdasarkan jajak pendapat nasional, Joe Biden lebih unggul dibandingkan Donald Trump dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam jajak pendapat RealClear Politics menunjukkan Biden masih solid dan belum terkalahkan dari Trump dengan selisih 7,6 poin. Pekan ini popularitas Biden mencapai sekitar 50%. Kendati demikian, jajak pendapat nasional jarang sukses memprediksi hasil pilpres dengan akurat. Pada 2016, Hillary Clinton yang jauh diunggulkan dibandingkan Trump justru kalah.

Trump sendiri akan fokus pada pencapaiannya selama empat tahun menjabat sebagai presiden, membeberkan program barunya dalam empat tahun ke depan. Dia juga sudah menyiapkan tokoh-tokoh besar yang akan menyampaikan dukungannya.

Asisten Trump, Dan Scavino, juga akan hadir selama kampanye Trump. Meski menjabat sebagai wakil kepala Staf Komunikasi Kepresidenan, Scavino sangat jarang berkomunikasi di depan umum. Ini akan menjadi momen langkanya berpidato di khalayak umum. (Baca juga: Amien Rais Kritik Naidem: DuniaPendidikan Beda dengan Pergojekan)

Partai Republik berjanji akan memberikan pesan yang menginspirasi dan positif. Itu tentu berbeda dengan karakteristik Konvensi Partai Demokrat yang dianggap mengusung kesedihan. “Trump yang dipilih untuk melindungi keluarga kita dan orang terkasih dari gerakan jahat yang merusak cara hidup kita, tetangga, sekolah, gereja, dan nilai-nilai,” kata Charlie Kirk, aktivis yang menjalankan Turning Point USA, kelompok mahasiswa konservatif.

Dalam berbagai kesempatan, Donald Trump kerap menuduh Partai Demokrat AS melakukan segala cara untuk mengalahkannya. Terutama di negara-negara bagian yang disebutnya sebagai “Blue State” karena dikuasai Partai Demokrat. Anggota Kongres Partai Demokrat AS juga menuding pemimpin lembaga pos AS Louis DeJoy, yang merupakan pendukung Trump, melakukan sabotase untuk mengganggu pemungutan suara melalui surat.

Tak hanya itu, Partai Demokrat AS juga melakukan manuver melalui Jaksa Agung New York dengan menyelidiki bisnis keluarga Trump. Trump dituding menyembunyikan aset dan tidak melaporkan kepada negara. Partai Demokrat AS juga menuding Trump tak mampu menangani pandemi. “Mereka (Partai Demokrat) menggunakan Covid-19 untuk menipu rakyat AS,” kata Trump. Sementara penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner mengungkapkan, rakyat AS akan melihat visi penuh harapan bagi AS yang disampaikan Trump. Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows pun mengungkapkan hal yang sama. “Presiden Trump akan fokus dengan rakyat AS,” katanya. (Baca juga: Santri Ditangkap, Warga Kepung Polisi di Pondok Pesantren)

Meskipun diliputi optimisme, Donald Trump dihadapkan pada pembelotan beberapa politisi Partai Republik yang memberikan dukungan kepada Joe Biden. Sekitar 27 mantan anggota parlemen AS dari Partai Republik, termasuk mantan anggota senat Jeff Flake, memberikan dukungan kepada Biden. Menurut Flake, dukungan bagi Biden tetap dilanjutkan meskipun dia adalah anggota Partai Republik. “Selama empat tahun terakhir, saya sangat kecewa dengan presiden kita,” ucapnya.

Sebelumnya Lincoln Project, kelompok penentang Trump, menyatakan mantan Ketua Komite Nasional Republik Michael Steel juga bergabung menjadi penasihat senior di tim kampanye Joe Biden. Pekan lalu 73 mantan pejabat keamanan nasional dari Partai Republik, termasuk mantan pemimpin FBI dan CIA, juga mendukung Biden dan menyebut Trump tidak layak menjadi presiden.

Beruntung Donald Trump Jr ikut membantu ayahnya agar kembali memimpin Amerika Serikat (AS). Dia menilai Trump berhasil mengeluarkan kebijakan yang prorakyat dan membantu menumbuhkan perekonomian negara.

“Kebijakan Trump terhadap ekonomi ibarat bahan bakar roket. Adapun kebijakan sayap kiri Joe Biden akan memperlambat pemulihan ekonomi AS ,” ujar Trump Jr. Dia juga memperingatkan kalangan konservatif bahwa Partai Demokrat yang disebut sebagai kelompok liberal akan memundurkan capaian ekonomi yang telah diraih ayahnya. Trump Jr juga mengkritisi kalangan liberal Partai Demokrat, termasuk media-media AS yang dikenal selalu memberikan dukungan sepihak kepada Partai Demokrat sejak era Bill Clinton. (Muh Shamil)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More