Mengenal Khalil al-Maqdah, Komandan Senior Fatah yang Dihabisi Israel
Jum'at, 23 Agustus 2024 - 12:50 WIB
BEIRUT - Israel telah meningkatkan ketegangan regional minggu ini setelah serangan udaranya di Sidon, Lebanon, menewaskan komandan senior Fatah Palestina, Khalil al-Maqdah.
Khalil al-Maqdah adalah komandan senior di Brigade Syuhada Al-Aqsa—sayap bersenjata faksi Fatah. Serangan udara Zionis itu juga menewaskan saudara dari Munir al-Maqdah, seorang tokoh senior Fatah.
Pembunuhan tersebut, yang pertama terhadap seorang pemimpin Fatah sejak perang Gaza Oktober 2023 dan bentrokan Hizbullah-Israel, mengirimkan pesan yang jelas bahwa semua faksi Palestina dipandang sebagai target yang sah, terlepas dari sikap atau lokasi mereka, dan menandakan kemungkinan perluasan operasi Israel di Lebanon.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu tak lama setelah serangan tersebut, Brigade Syuhada Al-Aqsa mengonfirmasi kematian al-Maqdah.
"Dia salah satu pemimpin dewan militer di Tepi Barat, salah satu inovator dan perencana paling terkemuka dari peluncuran Brigade di Tepi Barat...pada saat banyak pemimpin Fatah telah meninggalkan putra-putra Brigade di Tepi Barat," bunyi pernyataan sayap bersenjata Fatah tersebut.
Al-Maqdah dilaporkan memainkan peran logistik dan operasional yang penting dalam upaya perlawanan Palestina, memfasilitasi koordinasi antara faksi-faksi di Lebanon dan Tepi Barat.
Dia memiliki hubungan yang kuat dengan saudaranya, Munir al-Maqdah, tokoh kunci lainnya dalam perjuangan bersenjata Palestina, khususnya di kamp pengungsi Ain al-Hilweh.
Kedua bersaudara itu telah mendapatkan kembali kendali atas kamp pengungsi Palestina di Lebanon selatan setelah Fatah kehilangan kekuasaan di sana pada tahun 1993 menyusul penandatanganan Perjanjian Oslo.
Sejak 7 Oktober, saudara-saudara al-Maqdah menerima delegasi Hamas pada beberapa kesempatan di kamp, tempat mereka bermarkas.
Mereka juga memainkan peran utama dalam upaya untuk mendekatkan kedua gerakan Palestina yang bersaing itu, baik di Lebanon maupun di luar negeri.
Israel mengatakan bahwa kedua bersaudara itu terlibat dalam dukungan finansial dan logistik bagi para pejuang Palestina di Tepi Barat.
Munir, yang mengepalai Brigade Syuhada Al-Aqsa di Lebanon, dituduh oleh Israel pada bulan Maret mengatur pergerakan senjata dari Iran ke Tepi Barat yang diduduki, dengan Israel mengeklaim telah menyita beberapa senjata modern ini.
Lamis Andoni, seorang jurnalis, penulis, dan akademisi Palestina yang memimpin peluncuran The New Arab (TNA) sebagai pemimpin redaksi, mengatakan kepada TNA bahwa pembunuhan Khalil menjadi "pesan bagi Fatah dan faksi-faksi lain di Lebanon", memperingatkan mereka agar tidak bekerja sama dengan Hizbullah—seperti yang dilakukan kelompok-kelompok Palestina lainnya, dengan melancarkan serangan ke Israel utara dari tanah Lebanon.
Andoni menambahkan bahwa pembunuhan terbaru tersebut menjadi pesan bagi kelompok-kelompok Palestina bahwa di mata Israel, semua kelompok Palestina dipandang dengan sudut pandang yang sama dalam kampanye agresi yang tidak pandang bulu.
Tak lama setelah pengumuman kematian saudaranya, Mounir mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi: "Pembunuhan membuat kita lebih kuat dan kematiannya [Khalil] merupakan jalan menuju pembebasan al-Aqsa dan kemartiran ini merupakan lambang kehormatan bagi semua poros perlawanan dan setelah sepuluh bulan perlawanan masih kokoh di lapangan."
“Insya Allah, semoga darah para syuhada menjadi pedang di leher pemerintah penjajah dan para pemukim ilegal ini hingga tuntas dari seluruh Palestina,” imbuhnya, yang dilansir TNA, Jumat (23/8/2024).
Khalil al-Maqdah adalah komandan senior di Brigade Syuhada Al-Aqsa—sayap bersenjata faksi Fatah. Serangan udara Zionis itu juga menewaskan saudara dari Munir al-Maqdah, seorang tokoh senior Fatah.
Pembunuhan tersebut, yang pertama terhadap seorang pemimpin Fatah sejak perang Gaza Oktober 2023 dan bentrokan Hizbullah-Israel, mengirimkan pesan yang jelas bahwa semua faksi Palestina dipandang sebagai target yang sah, terlepas dari sikap atau lokasi mereka, dan menandakan kemungkinan perluasan operasi Israel di Lebanon.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu tak lama setelah serangan tersebut, Brigade Syuhada Al-Aqsa mengonfirmasi kematian al-Maqdah.
"Dia salah satu pemimpin dewan militer di Tepi Barat, salah satu inovator dan perencana paling terkemuka dari peluncuran Brigade di Tepi Barat...pada saat banyak pemimpin Fatah telah meninggalkan putra-putra Brigade di Tepi Barat," bunyi pernyataan sayap bersenjata Fatah tersebut.
Al-Maqdah dilaporkan memainkan peran logistik dan operasional yang penting dalam upaya perlawanan Palestina, memfasilitasi koordinasi antara faksi-faksi di Lebanon dan Tepi Barat.
Dia memiliki hubungan yang kuat dengan saudaranya, Munir al-Maqdah, tokoh kunci lainnya dalam perjuangan bersenjata Palestina, khususnya di kamp pengungsi Ain al-Hilweh.
Kedua bersaudara itu telah mendapatkan kembali kendali atas kamp pengungsi Palestina di Lebanon selatan setelah Fatah kehilangan kekuasaan di sana pada tahun 1993 menyusul penandatanganan Perjanjian Oslo.
Sejak 7 Oktober, saudara-saudara al-Maqdah menerima delegasi Hamas pada beberapa kesempatan di kamp, tempat mereka bermarkas.
Mereka juga memainkan peran utama dalam upaya untuk mendekatkan kedua gerakan Palestina yang bersaing itu, baik di Lebanon maupun di luar negeri.
Israel mengatakan bahwa kedua bersaudara itu terlibat dalam dukungan finansial dan logistik bagi para pejuang Palestina di Tepi Barat.
Munir, yang mengepalai Brigade Syuhada Al-Aqsa di Lebanon, dituduh oleh Israel pada bulan Maret mengatur pergerakan senjata dari Iran ke Tepi Barat yang diduduki, dengan Israel mengeklaim telah menyita beberapa senjata modern ini.
Lamis Andoni, seorang jurnalis, penulis, dan akademisi Palestina yang memimpin peluncuran The New Arab (TNA) sebagai pemimpin redaksi, mengatakan kepada TNA bahwa pembunuhan Khalil menjadi "pesan bagi Fatah dan faksi-faksi lain di Lebanon", memperingatkan mereka agar tidak bekerja sama dengan Hizbullah—seperti yang dilakukan kelompok-kelompok Palestina lainnya, dengan melancarkan serangan ke Israel utara dari tanah Lebanon.
Andoni menambahkan bahwa pembunuhan terbaru tersebut menjadi pesan bagi kelompok-kelompok Palestina bahwa di mata Israel, semua kelompok Palestina dipandang dengan sudut pandang yang sama dalam kampanye agresi yang tidak pandang bulu.
Tak lama setelah pengumuman kematian saudaranya, Mounir mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi: "Pembunuhan membuat kita lebih kuat dan kematiannya [Khalil] merupakan jalan menuju pembebasan al-Aqsa dan kemartiran ini merupakan lambang kehormatan bagi semua poros perlawanan dan setelah sepuluh bulan perlawanan masih kokoh di lapangan."
“Insya Allah, semoga darah para syuhada menjadi pedang di leher pemerintah penjajah dan para pemukim ilegal ini hingga tuntas dari seluruh Palestina,” imbuhnya, yang dilansir TNA, Jumat (23/8/2024).
(mas)
tulis komentar anda