Erdogan Terima Dua Pemimpin Hamas, AS Uring-uringan
Rabu, 26 Agustus 2020 - 03:03 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menyatakan sangat keberatan dengan tindakan Presiden Turki Tayyip Erdogan yang menerima dua pemimpin Hamas di Istanbul.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyatakan para pejabat Hamas itu merupakan Teroris Global yang Didesain Khusus. AS meminta informasi tentang salah satu pemimpin Hamas yang dianggap terlibat sejumlah serangan teroris, pembajakan dan penculikan.
Pemerintah Turki menyatakan Erdogan menerima Pemimpin Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan delegasi yang mendampinginya.
“Pertemuan itu yang kedua kali tahun ini Erdogan menyambut para pemimpin kelompok yang mengontrol Gaza selama lebih satu dekade, setelah pertemuan pada 1 Februari,” ungkap pernyataan Deplu AS.
Deplu AS menambahkan, “Hubungan berlanjut oleh Presiden Erdogan pada organisasi teroris ini hanya akan mengisolasi Turki dari komunitas internasional, merusak kepentingan rakyat Palestina dan memukul upaya global mencegah iserangan teroris yang diluncurkan dari Gaza.” (Baca Juga: India Tuding Pakistan Lakukan Lima Kebohongan Besar di DK PBB)
“Kami terus mengungkapkan kekhawatiran kami tentang hubungan pemerintah Turki dengan Hamas pada level tertinggi,” papar Deplu AS. (Baca Infografis: Pengganti F-18 Super Hornet US Navy Kemungkinan Mirip F-14 Tomcat)
Hanya beberapa jam sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memuji Erdogan karena membebaskan pastor AS Andrew Brunson tahun lalu setelah menahannya dua tahun. (Lihat Video: Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru, Terancam Hukuman Seumur Hidup
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyatakan para pejabat Hamas itu merupakan Teroris Global yang Didesain Khusus. AS meminta informasi tentang salah satu pemimpin Hamas yang dianggap terlibat sejumlah serangan teroris, pembajakan dan penculikan.
Pemerintah Turki menyatakan Erdogan menerima Pemimpin Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan delegasi yang mendampinginya.
“Pertemuan itu yang kedua kali tahun ini Erdogan menyambut para pemimpin kelompok yang mengontrol Gaza selama lebih satu dekade, setelah pertemuan pada 1 Februari,” ungkap pernyataan Deplu AS.
Deplu AS menambahkan, “Hubungan berlanjut oleh Presiden Erdogan pada organisasi teroris ini hanya akan mengisolasi Turki dari komunitas internasional, merusak kepentingan rakyat Palestina dan memukul upaya global mencegah iserangan teroris yang diluncurkan dari Gaza.” (Baca Juga: India Tuding Pakistan Lakukan Lima Kebohongan Besar di DK PBB)
“Kami terus mengungkapkan kekhawatiran kami tentang hubungan pemerintah Turki dengan Hamas pada level tertinggi,” papar Deplu AS. (Baca Infografis: Pengganti F-18 Super Hornet US Navy Kemungkinan Mirip F-14 Tomcat)
Hanya beberapa jam sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memuji Erdogan karena membebaskan pastor AS Andrew Brunson tahun lalu setelah menahannya dua tahun. (Lihat Video: Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru, Terancam Hukuman Seumur Hidup
(sya)
tulis komentar anda