Pejabat Inggris Mundur, Protes Penjualan Senjata ke Israel: 'Ini Kejahatan Perang!'
Selasa, 20 Agustus 2024 - 07:54 WIB
LONDON - Seorang pejabat Kantor Luar Negeri Inggris yang bekerja pada kontra terorisme telah mengundurkan diri. Itu sebagai protes atas penjualan senjata ke Israel, dengan mengatakan pemerintahnya "mungkin terlibat dalam kejahatan perang".
Pejabat bernama Mark Smith tersebut menulis surat kepada rekan-rekannya pada hari Jumat lalu, mengatakan bahwa dia telah menyampaikan kekhawatiran "di setiap level" di Kantor Luar Negeri, termasuk melalui mekanisme pengungkapan pelanggaran resmi.
Smith, yang bertugas di Kedutaan Besar Inggris di Dublin, menambahkan bahwa dia tidak menerima apa pun selain ucapan terima kasih.
Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO) menolak berkomentar mengenai kasus perorangan tetapi mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menegakkan hukum internasional.
Email pengunduran diri Smith dikirimkan ke sejumlah besar daftar distribusi yang mencakup ratusan pejabat pemerintah, staf kedutaan, dan para penasihat khusus menteri di Kantor Luar Negeri.
Smith mengatakan bahwa dia sebelumnya bekerja dalam penilaian lisensi ekspor senjata Timur Tengah untuk pemerintah dan setiap hari rekan-rekannya menyaksikan contoh-contoh yang jelas dan tidak perlu dipertanyakan lagi tentang kejahatan perang dan pelanggaran hukum humaniter internasional oleh Israel di Gaza.
"Anggota senior pemerintah dan militer Israel telah menyatakan niat genosida secara terbuka, tentara Israel merekam video dengan sengaja membakar, menghancurkan, dan menjarah properti sipil," tulisnya.
"Seluruh jalan dan universitas telah dihancurkan, bantuan kemanusiaan diblokir, dan warga sipil secara teratur tidak memiliki tempat yang aman untuk melarikan diri. Ambulans Bulan Sabit Merah telah diserang, sekolah dan rumah sakit secara teratur menjadi sasaran. Ini adalah Kejahatan Perang," lanjut dia, seperti dikutip AFP, Selasa (20/8/2024).
Pejabat bernama Mark Smith tersebut menulis surat kepada rekan-rekannya pada hari Jumat lalu, mengatakan bahwa dia telah menyampaikan kekhawatiran "di setiap level" di Kantor Luar Negeri, termasuk melalui mekanisme pengungkapan pelanggaran resmi.
Smith, yang bertugas di Kedutaan Besar Inggris di Dublin, menambahkan bahwa dia tidak menerima apa pun selain ucapan terima kasih.
Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO) menolak berkomentar mengenai kasus perorangan tetapi mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menegakkan hukum internasional.
Email pengunduran diri Smith dikirimkan ke sejumlah besar daftar distribusi yang mencakup ratusan pejabat pemerintah, staf kedutaan, dan para penasihat khusus menteri di Kantor Luar Negeri.
Smith mengatakan bahwa dia sebelumnya bekerja dalam penilaian lisensi ekspor senjata Timur Tengah untuk pemerintah dan setiap hari rekan-rekannya menyaksikan contoh-contoh yang jelas dan tidak perlu dipertanyakan lagi tentang kejahatan perang dan pelanggaran hukum humaniter internasional oleh Israel di Gaza.
"Anggota senior pemerintah dan militer Israel telah menyatakan niat genosida secara terbuka, tentara Israel merekam video dengan sengaja membakar, menghancurkan, dan menjarah properti sipil," tulisnya.
"Seluruh jalan dan universitas telah dihancurkan, bantuan kemanusiaan diblokir, dan warga sipil secara teratur tidak memiliki tempat yang aman untuk melarikan diri. Ambulans Bulan Sabit Merah telah diserang, sekolah dan rumah sakit secara teratur menjadi sasaran. Ini adalah Kejahatan Perang," lanjut dia, seperti dikutip AFP, Selasa (20/8/2024).
tulis komentar anda