Apakah Peraih Nobel Perdamaian Bisa Membawa Bangladesh Keluar dari Zona Kegelapan?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 17:20 WIB
Rakyat Bangladesh berharap besar kepada Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian, dalam memimpin negara tersebut. Foto/AP
DHAKA - Maliha Namlah mengatakan dia telah menahan napas ketika protes yang dipimpin mahasiswa di Bangladesh memaksa Perdana Menteri lama Sheikh Hasina untuk mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu setelah berminggu-minggu kerusuhan mematikan yang menewaskan lebih dari 300 orang.

Namlah, 19 tahun, adalah salah satu koordinator gerakan mahasiswa di Universitas Jahangirnagar di pinggiran ibu kota, Dhaka. Begitu pemerintahan Hasina jatuh, satu-satunya kekhawatirannya adalah apakah pemerintahan itu akan digantikan oleh pemerintahan militer lain di negara yang telah mengalami beberapa kudeta sejak kemerdekaannya dari Pakistan pada tahun 1971.

Namun, panglima militer saat ini, Jenderal Waker-uz-Zaman, dipuji karena mengambil alih kendali negara yang sedang dilanda kekacauan dan mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara segera setelah Hasina melarikan diri.



“Kami tidak bertempur dan menumpahkan darah untuk pemerintahan militer. Kami menginginkan pemerintahan sipil yang akan membawa reformasi sejati,” kata Namlah kepada Al Jazeera pada hari Jumat. “Dan kami lega melihat itu terjadi dengan cepat.”

Apakah Peraih Nobel Perdamaian Bisa Membawa Bangladesh Keluar dari Zona Kegelapan?

1. Hanya Bertugas sebagai Penasihat Utama dengan Pangkat PM



Foto/AP

Tiga hari setelah Hasina mengundurkan diri, Muhammad Yunus, satu-satunya peraih Nobel dari negara Asia Selatan itu, dilantik pada Kamis malam sebagai “penasihat utama” dari pemerintahan sementara yang bertugas membawa perdamaian dan demokrasi, yang menurut para kritikus Hasina telah dirusak selama 15 tahun pemerintahannya yang “otokratis”.

Penasihat utama dari pemerintahan sementara itu berpangkat perdana menteri sementara anggota dewan penasihat diberi status menteri.

2. Harapan Besar Bertumpur pada Yunus

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More