Putin Tegaskan Dukungan Rusia untuk Kemerdekaan Palestina
Rabu, 14 Agustus 2024 - 07:22 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Moskow mendukung penyelesaian damai semua konflik, termasuk yang terjadi di Timur Tengah.
Pernyataan Putin itu muncul pada Selasa (13/8/2024) selama pertemuan dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas yang berada di Moskow dalam kunjungan tiga hari.
Putin memuji "hubungan Rusia yang telah lama terjalin dan mengakar dengan dunia Arab, dan khususnya dengan Palestina," seraya menambahkan hal itu menimbulkan "kekhawatiran besar bahwa bencana kemanusiaan sedang terjadi di Palestina saat ini."
Menurut pemimpin Rusia tersebut, akar konflik Gaza adalah akibat dari diabaikannya resolusi internasional mengenai pembentukan negara Palestina yang merdeka.
"Untuk membangun perdamaian yang langgeng dan dapat diandalkan di kawasan tersebut, semua resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa harus dilaksanakan, pertama-tama Negara Palestina yang merdeka harus didirikan," tegas Putin.
Dia menekankan, "Kami telah berpegang pada posisi ini sejak lama dan tidak berubah dengan perubahan lingkungan politik."
Presiden Rusia mengatakan situasi di Gaza menjadi "kekhawatiran besar" karena banyaknya korban jiwa di antara penduduk sipil, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Menurut PBB, jumlah korban tewas telah mendekati 40.000 orang, menurut Putin.
“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung rakyat Palestina. Seperti yang Anda ketahui, kami telah mengirimkan sekitar 700 ton bantuan kemanusiaan,” papar Putin.
Abbas berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Rusia, dengan mengatakan, “Kami merasa bahwa Rusia adalah salah satu sahabat terdekat rakyat Palestina.”
Dia menunjukkan bahwa sejak 1947, lebih dari 1.000 resolusi telah diadopsi oleh Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB.
“Hanya satu resolusi, jika dilaksanakan, yang dapat membantu rakyat Palestina untuk memastikan hak-hak mereka,” ungkap Abbas, seraya menambahkan, “Meskipun demikian, karena tekanan dari Amerika Serikat, misi ini telah gagal.”
Negara-negara Barat yang mendukung negara Palestina telah memberikan dukungan mereka kepada Otoritas Palestina, yang secara internasional dianggap sebagai perwakilan rakyat Palestina, tetapi merupakan saingan Hamas dan hanya menguasai sebagian wilayah Tepi Barat.
Saat ini, Negara Palestina diakui 146 anggota PBB dan setengah dari G20, termasuk China, India, Meksiko, Brasil, Afrika Selatan, dan Turki.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah tidak mengizinkan pembentukan negara Palestina yang berfungsi penuh.
Namun, Israel telah melihat penurunan dukungan Barat pada Israel yang terus-menerus karena meningkatnya jumlah korban tewas akibat serangan terbaru rezim penjajah Zionis ke Gaza.
Pernyataan Putin itu muncul pada Selasa (13/8/2024) selama pertemuan dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas yang berada di Moskow dalam kunjungan tiga hari.
Putin memuji "hubungan Rusia yang telah lama terjalin dan mengakar dengan dunia Arab, dan khususnya dengan Palestina," seraya menambahkan hal itu menimbulkan "kekhawatiran besar bahwa bencana kemanusiaan sedang terjadi di Palestina saat ini."
Menurut pemimpin Rusia tersebut, akar konflik Gaza adalah akibat dari diabaikannya resolusi internasional mengenai pembentukan negara Palestina yang merdeka.
"Untuk membangun perdamaian yang langgeng dan dapat diandalkan di kawasan tersebut, semua resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa harus dilaksanakan, pertama-tama Negara Palestina yang merdeka harus didirikan," tegas Putin.
Dia menekankan, "Kami telah berpegang pada posisi ini sejak lama dan tidak berubah dengan perubahan lingkungan politik."
Presiden Rusia mengatakan situasi di Gaza menjadi "kekhawatiran besar" karena banyaknya korban jiwa di antara penduduk sipil, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Menurut PBB, jumlah korban tewas telah mendekati 40.000 orang, menurut Putin.
“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung rakyat Palestina. Seperti yang Anda ketahui, kami telah mengirimkan sekitar 700 ton bantuan kemanusiaan,” papar Putin.
Abbas berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Rusia, dengan mengatakan, “Kami merasa bahwa Rusia adalah salah satu sahabat terdekat rakyat Palestina.”
Dia menunjukkan bahwa sejak 1947, lebih dari 1.000 resolusi telah diadopsi oleh Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB.
“Hanya satu resolusi, jika dilaksanakan, yang dapat membantu rakyat Palestina untuk memastikan hak-hak mereka,” ungkap Abbas, seraya menambahkan, “Meskipun demikian, karena tekanan dari Amerika Serikat, misi ini telah gagal.”
Negara-negara Barat yang mendukung negara Palestina telah memberikan dukungan mereka kepada Otoritas Palestina, yang secara internasional dianggap sebagai perwakilan rakyat Palestina, tetapi merupakan saingan Hamas dan hanya menguasai sebagian wilayah Tepi Barat.
Saat ini, Negara Palestina diakui 146 anggota PBB dan setengah dari G20, termasuk China, India, Meksiko, Brasil, Afrika Selatan, dan Turki.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah tidak mengizinkan pembentukan negara Palestina yang berfungsi penuh.
Namun, Israel telah melihat penurunan dukungan Barat pada Israel yang terus-menerus karena meningkatnya jumlah korban tewas akibat serangan terbaru rezim penjajah Zionis ke Gaza.
(sya)
tulis komentar anda