Netanyahu dan Menhan Israel Bertikai Hebat soal Tujuan Perang Gaza
Selasa, 13 Agustus 2024 - 20:45 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant berselisih pendapat soal tujuan negara itu dalam perang Gaza.
Perselisihan hebat antara kedua tokoh penting itu mengungkap keretakan dalam pemerintahan Israel.
Menurut media Israel, Gallant meremehkan janji Netanyahu untuk meraih "kemenangan total" atas Hamas di Gaza, yang mengutip pernyataan Tally Gotliv, anggota parlemen dari partai berkuasa Likud.
Dalam pengarahan keamanan tertutup di Knesset pada Senin (12/8/2024), Gallant, yang sering menyerukan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, menggambarkan tujuan Netanyahu sebagai "omong kosong" dan "penabuhan genderang perang."
Tak lama setelah pertemuan itu, Gotliv menulis di X untuk mengkritik menteri pertahanan, dan meminta perdana menteri segera memecat Gallant.
Kemudian pada hari itu, kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan, menuduh Gallant mengambil sikap "anti-Israel", dan menyarankan agar dia mengarahkan kritiknya kepada Pemimpin Hamas Yahya Sinwar, dengan menggambarkannya sebagai "satu-satunya hambatan" untuk mencapai kesepakatan.
"Ketika Gallant mengambil narasi anti-Israel, dia merusak peluang untuk mencapai kesepakatan penyanderaan," ungkap bunyi pernyataan kantor Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel.
Pernyataan tersebut menegaskan kembali janji "kemenangan mutlak" Netanyahu, yang dilaporkan dipandang oleh cabinet Israel sebagai hal yang diperlukan untuk mengakhiri permusuhan dan membebaskan lebih dari 100 sandera yang tersisa yang masih diculik Hamas setelah serangannya pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel.
"Ini adalah arahan yang jelas dari Perdana Menteri Netanyahu dan kabinet, dan ini mengikat semua orang, termasuk Gallant," bunyi pernyataan kantor Netanyahu.
Perselisihan hebat antara kedua tokoh penting itu mengungkap keretakan dalam pemerintahan Israel.
Menurut media Israel, Gallant meremehkan janji Netanyahu untuk meraih "kemenangan total" atas Hamas di Gaza, yang mengutip pernyataan Tally Gotliv, anggota parlemen dari partai berkuasa Likud.
Dalam pengarahan keamanan tertutup di Knesset pada Senin (12/8/2024), Gallant, yang sering menyerukan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, menggambarkan tujuan Netanyahu sebagai "omong kosong" dan "penabuhan genderang perang."
Tak lama setelah pertemuan itu, Gotliv menulis di X untuk mengkritik menteri pertahanan, dan meminta perdana menteri segera memecat Gallant.
Kemudian pada hari itu, kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan, menuduh Gallant mengambil sikap "anti-Israel", dan menyarankan agar dia mengarahkan kritiknya kepada Pemimpin Hamas Yahya Sinwar, dengan menggambarkannya sebagai "satu-satunya hambatan" untuk mencapai kesepakatan.
"Ketika Gallant mengambil narasi anti-Israel, dia merusak peluang untuk mencapai kesepakatan penyanderaan," ungkap bunyi pernyataan kantor Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel.
Pernyataan tersebut menegaskan kembali janji "kemenangan mutlak" Netanyahu, yang dilaporkan dipandang oleh cabinet Israel sebagai hal yang diperlukan untuk mengakhiri permusuhan dan membebaskan lebih dari 100 sandera yang tersisa yang masih diculik Hamas setelah serangannya pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel.
"Ini adalah arahan yang jelas dari Perdana Menteri Netanyahu dan kabinet, dan ini mengikat semua orang, termasuk Gallant," bunyi pernyataan kantor Netanyahu.
tulis komentar anda