Barat Desak Iran Tak Gempur Israel, Waswas Perang Habis-habisan Pecah

Selasa, 13 Agustus 2024 - 13:29 WIB
Sebelumnya pada hari Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengeluarkan pernyataan bersama terpisah yang menyerukan de-eskalasi.



“Kami menyerukan Iran dan sekutunya untuk menahan diri dari serangan yang akan semakin meningkatkan ketegangan regional dan membahayakan kesempatan untuk menyetujui gencatan senjata dan pembebasan sandera,” katanya.

“Pertempuran harus berakhir sekarang, dan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas harus dibebaskan. Rakyat Gaza membutuhkan pengiriman dan distribusi bantuan yang mendesak dan tanpa hambatan,” imbuh dia.

Scholz dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga melakukan panggilan telepon terpisah dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Senin, kata pemerintah Jerman dan Inggris.

Starmer meminta Pezeshkian untuk menahan diri dari menyerang Israel, dengan mengatakan bahwa perang tidak menguntungkan siapa pun, kata Kantor PM Inggris.

Scholz mengimbau Presiden Pezeshkian untuk melakukan segala yang mungkin guna mencegah eskalasi militer lebih lanjut. "Dia menyampaikan kekhawatiran besar tentang bahaya pertikaian regional di Timur Tengah dan lingkaran kekerasan di Timur Tengah harus diputus sekarang," kata juru bicaranya Wolfgang Buechner dalam sebuah pernyataan.

Menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh IRNA setelah panggilan telepon dengan Scholz, Pezeshkian mengatakan: "Sementara menekankan solusi diplomatik untuk berbagai masalah, Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan, sanksi, dan intimidasi dan menganggapnya memiliki hak untuk menanggapi para penyerang sesuai dengan norma-norma internasional."

John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan pada hari Senin bahwa AS siap menghadapi serangan Iran terhadap Israel yang bisa terjadi minggu ini.

"Kita harus bersiap menghadapi serangkaian serangan yang signifikan," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More